Dimensi Disonansi Kognitif Disonansi Pascapembelian Postpurchase Dissonance

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009 Cognitive Dissonance dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak sejalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang berkomitmen pada dirinya sendiri dalam melakukan tindakan yang tidak konsisten dengan perilaku dan kepercayaan mereka yang lainnya. 5. Menurut Solomon dalam Japarianto, 2006:83: Teori Disonansi Kognitif mengemukakan bahwa orang termotivasi untuk mengurangi keadaan negatif dengan cara membuat keadaan sesuai satu dengan yang lainnya. Elemen kognitif adalah sesuatu yang dipercayai oleh seseorang bisa berupa dirinya sendiri, tingkah lakunya atau juga pengamatan terhadap sekelilingnya. Pengurangan disonansi dapat timbul baik dengan menghilangkan, menambah, atau mengurangi elemen kognitif. Teori yang mengemukakan tentang disonansi kognitif dibentuk dalam tiga konsep, ketiga konsep tersebut akan dijelaskan pada teori berikut: Leon Festinger dalam Robbins, 2002:168: Menyatakan teori disonansi kognitif dibentuk dalam tiga konsep yaitu: 1. Seseorang lebih menyukai untuk konsekuen dengan kognisi mereka dan tidak menyukai menjadi inkonsisten dalam pemikiran, kepercayaan, emosi, nilai dan sikap. 2. Disonansi terbentuk dari ketidaksesuaian psikologikal, lebih dari ketidaksesuaian logikal, dimana dengan meningkatkan ketidaksesuaian akan meningkatkan disonansi yang lebih tinggi. 3. Disonansi adalah konsep psikologikal yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan dan mengharapkan dampak yang bisa diukur.

E. Dimensi Disonansi Kognitif

Menurut Sweeney, Hausknecht dan Soutar dalam Japarianto, 2006:83: “Cognitive Dissonance dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu: Emotional, Wisdom of Purchase dan Concern Over the Deal.” Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009 Ketiga dimensi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Emosional Emotional, berkaitan dengan situasi psikologi konsumen setelah melakukan pembelian, dalam hal ini kondisi psikologi konsumen secara alami mempertanyakan apakah tindakan yang dilakukannya telah tepat. 2. Kebijaksanaan Pembelian Wisdom of Purchase, berkaitan dengan keputusan yang telah dilakukan, disini konsumen mempertanyakan apakah dia telah membeli suatu produk yang benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan. 3. Perhatian Setelah Transaksi Concern Over the Deal, berkaitan dengan kekecewaan konsumen dimana pada kondisi ini konsumen cenderung kurang yakin dengan keputusan yang telah dibuatnya. Ketiga dimensi itu bukan hal yang baru untuk mengukur disonansi kognitif karena pernah digunakan oleh Soutar dan Sweeney di penelitian sebelumnya.

F. Disonansi Pascapembelian Postpurchase Dissonance

Berlandaskan pada teori disonansi kognitif, seorang konsumen akan mengalami ketidaksesuaian atau ketidaksenangan ketika ia memegang pemikiran yang berlawanan mengenai kepercayaan atau suatu sikap. Disonansi kognitif tersebut mulai dirasakan ketika konsumen memikirkan manfaat, keunikan dan kualitas produk yang tidak dipilihnya. Kejadian seperti itu biasa disebut dengan disonansi pascapembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Japarianto, Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009 2006:83: “Cognitive Dissonance yang timbul setelah terjadinya pembelian disebut Postpurchase Dissonance.” Kosumen memiliki perasaan yang tidak nyaman mengenai kepercayaan mereka maka telah terjadi disonansi pasca pembelian, perasaan yang cenderung untuk memecahkannya dengan melakukan perubahan atas sikap mereka agar sesuai dengan perilaku mereka.

BAB III GAMBARAN UMUM PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN

DAN PROFIL ISUZU

A. SEJARAH PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN

PT Isuindomas Putra merupakan bagian dari Capella Group yang merupakan salah satu perusahaan besar di Medan. Capella Group bergerak diberbagai sektor bisnis seperti industri pertambangan, perkebunan dan industri otomotif. Dibidang otomotif, Capella Group membawahi merek Isuzu dan Daihatsu. Merek Isuzu berada dalam pengawasan PT Isuindomas Putra sebagai salah satu main dealer nya. PT Isuindomas Putra didirikan pada tahun 1994 dan mendapat gelar sebagai Authorized Dealer setahun kemudian. Head office terletak di Jl. Rahmadsyah No. 57 Medan. Saat ini PT Isuindomas Putra memiliki tiga cabang yang tersebar di Padang, Kabanjahe dan Rantau Parapat, satu kantor perwakilan di Padang Sidempuan dan empat showroom di wilayah Medan yaitu di head office sendiri, Jl. Nibung Raya, Jl. Sisingamangaraja dan Kompleks pelataran Deli Plaza.