Efek Merokok Tembakau Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

substansi sitotoksik, seperti nikotin, yang dapat menginisiasikan danatau memperburuk penyakit periodontal. Selain itu penurunan pH saliva akibat dari rokok dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Ketika pH saliva turun ada beberapa hal yang dapat terjadi di rongga mulut, yaitu peningkatan mikroorganisme asidogenik, melarutkan komponen enamel gigi, serta merusak gigi dan jaringan sekitarnya akibat dari peningkatan konsentrasi ion hidrogen. Hal tersebut di perburuk jika seseorang sudah mengalami karies gigi sehingga pH pada rongga mulut dapat lebih asam. 33 2.2.Kerangka Teori Komponen pada enamel gigi larut Erosi gigi Konsentrasi ion H + meningkat Merusak gigi dan jaringan sekitarnya Pertumbuhan mikroorganisme asidogenik meningkat Kesehatan gigi dan mulut menurun Kerusakan sel dan jaringan kelenjar Mempengaruhi kelenjar saliva dan saliva Penurunan kadar bikarbonat pH saliva turun Paparan panas pada pembakaran rokok Iritasi mukosa mulut secara langsung Mempengaruhi vaskularisasi Nikotin Peningkatan aktivitas MMP, IL-1, Prostaglandin 2 Melepaskan granul Elastase proteinase 3, katepsin G Radikal bebas Zat karsinogenik dan toksik Kemoatraktan neutrofil Neutrofil aktif Iritasi dan inflamasi kelenjar karies gigi Asam dari mikroorganis me asidogenik meningkat Stres Simpatis Parasimpatis Kebiasaan makan dan minum yang bersifat basa Lingkungan rongga mulut asam Produksi saliva turun Lama merokok dan jumlah batang perhari Rongga mulut dan kelenjar saliva semakin terpapar Paparan bahan kimia pada rokok dan asap rokok Perokok Rokok 2.3.Kerangka Konsep Variabel yang diteliti Variabel terikat Variabel perancu 2.4.Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara pengukuran Skala pengukuran 1 pH saliva Derajat keasamaan yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu cairan kompleks pada rongga mulut yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor . pH meter LAQUAt win Horiba Sampel saliva diambil menggunakan mikro pipet kemudian di letakkan dialat pengukur pH Numerik 2 Status merokok Keadaan seseorang mengenai kebiasaan merokok. Kuisioner Wawancara dan Mengisi Kuesioner Kategorik 3 OHIS Merupakan indeks untuk menentukan status keberihan mulut seseorang berdasarkan nilai Debris Index dan Calculus Index. Indeks Pemeriksaan fisik gigi dan mulut Numerik 4 Calculus Index Indeks yang digunakan untuk melihat adanya kalkulus atau Indeks Pemeriksaan fisik gigi dan mulut Numerik karang gigi pada permukaan gigi. 5 Debris Index Indeks yang digunakan untuk melihat adanya sisa makanan atau debris pada permukaan gigi. Indeks Pemeriksaan fisik gigi dan mulut Numerik 6 Plaque Index Indeks yang digunakan untuk mengukur ketebalan plak pada permukaan gigi. Indeks Pemeriksaan fisik gigi dan mulut Numerik 7 Gingival Index Indeks yang digunakan untuk menilai keadaan gusi seseorang dengan melihat keparahan gingivitis berdasarkan warna gusi, konsistensi, dan kecenderungan untuk berdarah. Indeks Pemeriksaan fisik gigi dan mulut Numerik 8 DMFT Indeks yang digunakan untuk melihat jumlah gigi berlubang, hilang dan jumlah gigi yang ditambal. Indeks Pemeriksaan fisik gigi dan mulut Numerik 25

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik bivariat dengan desain penelitian potong lintang.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat

Pengukuran pH pada saliva akan dilakukan di tempat pengambilan sampel dan Medical Research Laboratory, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2.2 Waktu

Penelitian dilakukan selama bulan Juli – Agustus 2014.

3.3. Kriteria dan Subjek Penelitian

Kriteria inklusi umum: 1. Laki-laki 2. Usia 17-50 tahun 3. Bisa membuka mulut 4. Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik yang berhubungan dengan kelenjar saliva seperti DM, tumor 5. Tidak mengkonsumsi alkohol dan NAPZA 6. Kriteria subjek perokok: - Menjadi perokok aktif saat pengambilan saliva - Merokok dengan jumlah minimal 1 batang setiap hari - Saat pengambilan saliva, subjek tidak sedang mengkonsumsi obat yang dapat mempengaruhi keadaan saliva 7. Kriteria subjek non-perokok: - Tidak merokok aktif saat pengambilan saliva 8. Bersedia menyetujui informed consent Kriteria eksklusi umum: 1. Sedang berpuasa pada saat pengambilan saliva 2. Tidak dapat berpartisipasi karena keadaan psikologis yang buruk gadug gelisah, agitasi, nutrisi jelek

3.4. Besar Sampel Penelitian

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel penelitian analitik tidak berpasangan dengan variabel numerik yakni sebagai berikut: Keterangan: Zα = kesalahan tipe I sebesar 5 = 1,645 Zβ = kesalahan tipe II sebesar 5 = 1,645 X 1 – X 2 = selisih minimal yang dianggap bermakna = 0,23 S = Sg = standar deviasi, diperoleh dengan rumus: Sg = standar deviasi gabungan S 1 = standar deviasi kelompok 1 pada penelitian sebelumnya n 1 = besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya S 2 = standar deviasi kelompok 2 pada penelitian sebelumnya n 2 = besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya Hasil perhitungan berdasarkan peneltian Kanwar, dkk tahun 2013: Sg 2 = [ 0,11 2 x 20 – 1 + 0,14 2 x 20 – 1] 20 + 20 – 2 = 0,2299 + 0,3724 38 Sg = 0,01585 Sg = 0,126 Setelah dimasukkan kedalam rumus: N = 2{1,645 + 1,645 0,126} 2 {0,23} 2 N = 6,4 Bulatkan 7 Dari kerangka teori didapatkan bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi pH saliva akan tetapi tidak dapat di eksklusikan pada penelitian ini, yaitu status merokok, karies gigi, lama merokok dan jumlah rokok perhari, serta kebiasaan makan dan minum yang bersifat asam. Dengan demikian, jika digunakan rumus besar sampel role of ten, didapatkan perhitungan sebagai berikut. N1=N2= Cofounding factors x 10 = 4 x 10 = 40 Dengan demikian diambil jumlah sampel terbanyak untuk penelitian ini yaitu 40 orang untuk setiap kelompok.

3.5. Alat dan Bahan

3.5.1. Alat Penelitian

 Tabung sampel  Corong  Pipet mikrometer  pH meter LAQUAtwin Horiba

3.5.2. Bahan Penelitian

 Saliva perokok dan non-perokok  Akuades

3.6. Cara Kerja Penelitian

 Menentukan subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi.  Mendapatkan informed consent dari subjek penelitian, pengisian kuisioner serta memberikan penjelasan kepada subjek mengenai prosedur pengambilan saliva.  Pemeriksaan gigi dan mulut responden dilakukan oleh dokter gigi, untuk mengetahui status DMFT Decayed, Missing, Filled Teeth score, GI Gingival index, PI Plaque index, DI debri index, CI calculus index, dan Oral Higiene Index Score OHIS.  Subjek diminta untuk membuang saliva pada wadah penampung melalui corong. Waktu pengambilan saliva antara pukul 07.00- 09.00  Pengukuran pH saliva dengan pH meter LAQUAtwin Horiba. G

3.7. Alur Penelitian

Pengolahan data Pengambilan sampel saliva Pemeriksaan pH saliva sampel Pemilihan subjek penelitian Inform consent kepada subjek Pembuatan proposal penelitian Ethical clearance dari komisi etik