GYTS Global Youth Tobacco Survey Merupakan suatu survey berbasis sekolah untuk masalah merokok pada
anak sekolah usia 13-15 tahun dan masyarakat sekolah yang telah dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia. Untuk jenis survey yang
satu ini, data terakhir yaitu pada tahun 2009.
24
GATS Global Adult Tobacco Survey Merupakan suatu survey yang mencakup pada orang dewasa, yaitu usia
15 tahun keatas. GATS ini merupakan jenis survey yang paling terbaru datanya yaitu tahun 2011.
4
Hasil data survey menunjukkan bahwa prevalensi merokok di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, baik pada laki-laki maupun
perempuan. Dari data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2010 memperlihatkan bahwa 65,6 laki-laki merokok dengan daerah tertinggi
yaitu Sulawesi Tenggara dengan 74,2. Sedangkan pada perempuan merokok memperlihatkan hasil 5,2 dengan daerah tertinggi berada di Nusa
Tenggara Timur. Dari hasil tersebut pula memperlihatkan bahwa prevalensi merokok pada perempuan di Indonesia mengalami peningkatan sekitar empat
kali lipat dari tahun 2001.
2
Pada hasil Global Youth Tobacco Survey GYTS pada tahun 2009 yang merupakan survey yang dilakukan untuk melihat prevalensi merokok
pada anak sekolah usia 13-15 tahun menunjukkan bahwa 30,4 anak sekolah pernah merokok dan 20,3 anak sekolah merupakan perokok aktif.
24
Sedangkan berdasarkan hasil Global Adult Tobacco Survey GATS pada tahun 2011 memperlihatkan bahwa 34,8 penduduk berumur 15 tahun
merupakan perokok aktif dengan 67 laki-laki merokok dan 2,7 perempuan merokok.
4
2.1.10. Efek Merokok Tembakau terhadap Saliva
Saat ini sudah banyak penelitian dilakukan mengenai efek rokok, dan rokok dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Bisa dikatakan
bahwa, rokok dapat mempengaruhi segala sistem tubuh. Dan Mulut
merupakan organ pertama yang terpapar oleh rokok, dan banyak penyakit yang timbul akibat paparan rokok. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan
pun bervariasi, seperti kebersihan mulut dan gigi yang buruk, terdapat lesi dan juga terdapat peradangan. Bahan toksik yang terdapat pada rokok dapat
menyebabkan iritasi pada jaringan lunak di rongga mulut, infeksi mukosa, memperlambat penyembuhan luka, memperlemah kemampuan fagositois, dan
bahkan mengurangi asupan aliran darah ke ginggiva. Dan saliva merupakan cairan biologis pertama dari tubuh kita yang terpapar oleh tembakau dari
rokok yang mengandung bahan-bahan bersifat toksik yang dapat mengubah saliva baik secara struktural maupun fungsional.
12 25 26
Tembakau yang merupakan bahan pembuat rokok mengandung senyawa karbohidrat yang menjadi salah satu dapat kita temukan didalam
tembakau. Beberapa jenis karbohidrat yang dapat ditemukan yaitu pati, pektin, selulosa, dan gula. Menurut Kidd dan Bechal 1992 beberapa jenis
karbohidrat seperti gula, pada tembakau dapat diragikan oleh bakteri tertentu yang terdapat pada rongga mulut seseorang sehingga akan membentuk asam
dan menurunkan pH saliva bahkan sampai 5.
27
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tri Ayu Hidayani dan Juni Handajani mengenai efek merokok terhadap status pH dan volume saliva
pada laki-laki usia dewasa dan usia lanjut menunjukkan bahwa terjadi penurunan pH pada pria perokok yang berusia lanjut 60 tahun. Proses
pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari, setelah subyek penelitian merokok sekitar 60 menit dan menggunakan metode tidak terstimulasi.
28
Pada tahun 2009, Fujinami Y dkk melakukan sebuah penelitian mengenai efek paparan rokok terhadap sistem fungsional di mulut tikus. Pada
awal paparan tidak ada perbedaan yang terjadi. Namun jika paparan sudah berlangsung selama 15 hari, terdapat penurunan kadar protein dan aktivitas
enzim amilase dan peroksidase. Penelitian pada tahun 1998 yang dilakukan oleh Trudgill menunjukkan terjadinya penurunan kadar bikarbonat saliva
pada sampel yang merokok selama 28 hari.
29 30
Reibel tahun 2001 mengatakan bahwa pH saliva akan meningkat saat merokok namun setelah jangka waktu panjang pH saliva ada perokok
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan non perokok. Sedangkan pada penelitian tahun 2013 yang dilakukan Kanwar dkk, menunjukkan bahwa
kelompok perokok memiliki pH yang lebih rendah dibandingkan kelompok non-perokok, akan tetapi pH pada kedua kelompok tersebut masih dalam
kategori normal.
9 12
Secara umum rokok, baik dari kandungan kimia atau asap rokoknya, dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan pada kelenjar saliva sehingga
dapat mempengaruhi kelenjar saliva dan salivanya itu sendiri yang pada akhirnya terjadi penurunan pH saliva. Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan hal itu, yang pertama efek dari paparan rokok saat menghisap rokok yang dapat mengiritasi mukosa mulut secara langsung. Selain itu bahan
kimia pada rokok dan asap rokok dapat merangsang pelepasan zat kimia dari sel makrofag dan neutrofil aktif seperti IL-1, Prostaglandin 2, Elastase
proteinase 3, katepsin G yang pada tubuh yang dapat merusak sel dan jaringan kelenjar saliva. Dan hal tersebut di pengaruhi juga oleh lamanya
merokok dan jumlah batang perhari yang dapat memperburuk keadaan saliva.
2.1.11. Efek Merokok Tembakau Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Dampak buruk dari rokok salah satunya dapat bermanifestasi pada organ mulut karena mulut merupakan organ pertama yang terpapar oleh
rokok, baik dari rokoknya secara langsung ataupun dari asap rokok. Kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut dapat dinilai dengan menggunakan
indeks yang hasilnya didapat dari pemeriksaan fisik gigi dan mulut. Terdapat beberapa indeks yaitu Oral higiene index simplified OHIS adalah indeks
untuk menentukan status kebersihan mulut seseorang yang dinilai dari Debris Index DI dan Calculus Index CI yang menunjukkan adanya sisa
makanandebris dan kalkulus karang gigi pada permukaan gigi. Plaque