Berdirinya Ajaran Sapta Darma

Hardjosopoero, dan semua wahyu-wahyu yang dijelaskan di atas dikumpulkan dalam kitab suci yang bernama kitab suci Wewarah Sapta Darma.

C. Berdirinya Ajaran Sapta Darma

Sebelum penulis membahas sejarah lahirnya Sapta Darma, terlebih dahulu akan dibahas tentang pengertian dari Sapta Darma. Dinamakan Sapta Darma karena mengandung tujuh macam Wewarah Suci yang merupakan kewajiban bagi penganut ajaran Sapta Darma yang tidak boleh ditinggalkan. 15 Sapta Darma diartikan sebagai tujuh kewajiban, atau tujuh amal suci. Kamil Kartapradja mengartikan Sapta Darma adalah tujuh tuntunan atau pedoman. Jadi, Sapta Darma adalah aliran yang menganut tujuh kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan oleh para peganutnya karena hal itu merupakan pokok dari ajaran Sapta Darma. Jika, para penganut ajaran Sapta Darma mengamalkan Wewarah, pasti akan mendapatkan kesempurnaan pribadi serta kebahagiaan hidup di dunia dan alam langgeng. Pada saat penerimaan Wahyu, nama lengkap ajran kerohanian atau aliran kepercayaan Sapta Darma adalah “Agama Sapta Darma.” Hardjosapoero menjelaskan istilah Agama bagi Sapta Darma mempunyai pengertian yang khusus, yaitu: A : Asal Mula Manusia. GA : Gama atau Kama Air suci. 15 As’ad El Hafidi, Aliran-aliran Kepercayaan dan Kebatinan di indonesia Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982, cet, ke- 2, h. 35. MA : Maya atau sinar Cahaya Allah. Jadi, definisi agama menurut ajaran Sapta Darma adalah asal mula manusia dari kama dan maya. Akan tetapi, sejak keluarnya PANPRES no.11965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan pedomana agama, nama “Agama Sapta Darma” disesuaikan menjadi “Kerohanianatau Aliran Kepercayaan Sapta Darma.” 16 Hardjosapoero merupakan tokoh utama yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran dan perkembangan aliran Sapta Darma. Walaupun menurut namanya Sapta Darma adalah nama yang berdiri sendiri dan sama sekali tidak mengandung unsur-unsur dari nama Hadjosapoero. Akan tetapi, Hardjosapoero dapat dikatakan sebagai pendiri aliran Sapta Darma, sebab aliran Sapta Darma didirikan atas dasar sabda yang diterima atas perantara Hardjosapoero, dan disaksikan oleh enam penganutnya yang kemudian bertindak sebagai pengurus Tuntunan Agung Sapta Darma. Adapun kedudukan Hardjosapoero dalam Sapta Darma sebagai Puntunan Agung Sri Gutama. 17 Sebagai suatu organisai Sapta Darma didirikan pada 27 Desember 1952 atas perintah Allah Hyang Maha Kuasa, kemudian terbentuklah susun tuntunan agung yang terdiri dari, Tuntunan Agung Hardjosopoero, sebagai panuntun Agung Sri Gutama, Juru bicara Tuntunan Agung Ibu Sri Pawenang 16 . Sekertariat Tuntunan Agung Kerohania Sapta Darma, Sejarah penerimaan Wahyu Wewarah Sapta Darma dan Perjalanan Panuntun Agung Sri Gutama Yogyakarta: Sanggar Candi Sapta Rengga- Surokarsan, cet ke-1, h. 4. 17 . Sekertariat Tuntunan Agung Kerohania Sapta Darma, Sejarah penerimaan Wahyu Wewarah Sapta Darma dan Perjalanan Panuntun Agung Sri Gutama Yogyakarta: Sanggar Candi Sapta Rengga- Surokarsan, 2010,cet ke-1, h.159. sekaligus sebagai Tuntunan Wanita, yang berwenang menyiarkan memberikan keterangan mengenai ajaran Sapta Darma, dan staf Tuntunan Agung Soedomo Poerwodihardjo dan R. Soepangat Yoesman. Staf Panuntun Agung Sri Gutama selaku pembantu beliau yang diharapkan dapat membantu Panuntun Agung sri Gutama atau juru bicara dalam melaksanakan tugasnya. Dasar-dasar tugas Tuntunan Agung adalah dasar-dasar pokok tugas Tuntunan Agung yang bersumber pada fatwa Panuntun Agung Sri Gutama, baik secara tertulis maupun yang tidak tertulis 18 1 Tungas tuntuna berat sekali, mampu tidaknya melaksanakan tugasnya tergantung pada kemauan, keinsyafan dan keikhlasannnya. sebagai berikut: 2 Menjadi tuntunan berarti mengabdi pada warganya, untuk memenuhi dan mengajar serta membingbing para warganya untuk berdarma dalam hidupnya, demi tercapainya cita-cita luhur Satria Utama. 3 Usahakan tugas tuntunan harus dilaksanakan. 4 Para tuntunan dapat berdarma sesuai kemampuan dari nafsu, budi dan pakartinya. 5 Tuntunan harus mengadakan penyelidikan dan penelitian terhadap pengolahan dan pelaksanaan ajaran kerohanian Sapta Darma. 6 Fatwa yang tertulis adalah yang dilaksanakn pada tanggal 1 sd 8 pebruari 1964 dalam rangka mengembangkan dan menentukan sujud penggalian intisari kerohanian Sapta Darma. Pada saat itu juga Panuntun Agung Sri Gutama berpesan kepada para stafnya. Pesan tersebut sebagai berikut: 18 Pedoman tuntunan kerohanian Sapta Darmma, keputusan Saresehan Agung Tuntunan nomor:03satxII2009 Yogyakarta: sekertariat Tuntunan Agung Kerohanian Sapta Darma, 2006, h, 6 1. Bapak Panuntun Agung Sri Gutama telah mengangkat juru bicara, yaitu Ibu Sri Pawenang yang bertugas menerbitkan sistematika ajaran Sapta Darma baik kepada pemerintah maupun masyarakat. 2. Bapak panuntun Agung Sri Gutama telah mensejajarkan staf beliau yang bertugas mewakili Sri Pawenang untuk menghadap pemerintah apabila dibutuhkan. 3. Materi Sujud Penggalian belum selesai, akan diteruskan kemudian hari. 4. Galilah rasa yang meliputi seluruh tubuh kepribadian yang asli. Adapun inti sari dan tujuan ajaran Sapta Darma yang yang tercantum dalam kitab suci aliran Sapta Darma sebagai berikut: 1. Menanam tebalnya kepercayaan, dengan menunjukan bukti-bukti dan persaksian, bahwa sesungguhnya Allah Hyang Maha Kuasa itu ada dan TunggalEsa. 2. Melatih kesempurnaan sujud, yaitu dengan sujudnya manusia kepada Hyang Maha Kuasa untuk mencapai budi luhur. 3. Mendidik manusia bertindak suci dan jujur, berusaha mencapai nafsu, budi dan pakarti yang menuju keluhuran dan kekuatan, guna bekal hidup di dunia dan alam langgeng. 4. Mengajar warganya untuk mengatur hidup. 5. Menjalankan Wewarah Tujuh dan melatih kesempurnaan sujud. 6. Memberantas kepercayaan akan takhayul dalam segala bentuk dan macam-macamnya. Perlu diketahui bahwa Tuntunan Agung 19 Jadi, aliran kepercayaan Sapta Darma adalah aliran yang berbeda dari aliran-aliran kebatinan yang lainnya, karena ajaran Sapta Darma merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang kerohanian dan pengolahan jiwa untuk mencapai ketenangan jiwa. beserta stafnya berkewajiban melaksanakan tugasnya yang tidak terbatas, arinya seumur hidup, dan wajib melaksanakan Saresehan Tuntunan Agung setiap lima tahun sekali untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban. 19 Tuntunan Agung adalah, lembaga tertinggi di lingkunggan aliran kepercayaan Sapta Darma dalam hal pembinaan penghayatan ajaran,, yang dilaksanakan oleh tuntunan agung. 27

BAB III POKOK-POKOK AJARAN SAPTA DARMA

A. Ajaran Tentang Tuhan