Latar Belakang Masalah Konsepsi wahyu dalam ajaran sapta darma

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai budaya spiritual yang merupakan Warisan Bangsa Indonesia, sebagai kebudayaan Rohaniah, Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah lama dihayati oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Religi yang menjadi ciri utama dari kebudayaan spiritual itu telah berakar, jauh sebelum Agama-agama yang ada dan diakui di Indonesia. Konsep kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah keyakinan dan pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri. Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah menjadi dasar bagi prilaku para penghayat dalam mendekatkan diri kepadaNya dan dalam kehidupan sehari-hari. Aliran kebatinan atau kepercayaan masyarakat, keberadaannya sudah diakui semenjak lama ada di Indonesia. Dicantumkan dalam GBHN tahun 1978, yanag diwadahi dalam sayap kata “Kepercayaan tehadap Tuhan yang Maha Esa” kita yakin bahwa aliran kepercayaan dan kebatinan bukan sebuah Agama dan mungkin tidak akan menjadi Agama baru, tetapi dapat menjadi daerah pelarian dari Agama yang dirasakan lebih aman. 1 Kebatinan merupakan hasil pemikiran dari angan-angan manusia yang menimbulkan suatu Aliran kepercayaan bagi penganutnya dengan melakukan ritual-ritual tertentu, mereka berusaha untuk mencapai derajat tertinggi, di mana 1 Rahnip, Aliran-Aliran Kepercayaan Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, h. 1. ketenangan batin, dan kesempurnaan hidup akan tercapai. Maka mereka berusaha untuk mencapai derajat yang lebih tinggi, bagi mereka yang melakukan ritual- ritual khusus untuk mencari Tuhan, dan sampai mendapatkan petunjuk dari Tuhan, yang mereka sebut dengan Wahyu Wahyu adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat. Yang khusus diberikan kepada orang yang diberi tahu tanpa diketahui oleh orang lain 2 Skripsi ini akan mencoba memaparkan bagaimana Wahyu menurut aliran kebatinan Sapta Darma, karena banyak aliran-aliran kebatinan yang menganggap dan menyatakan bahwa aliran kebatinana datang berdasarkan pemberitaan dari Tuhan, atau yang disebut dengan Wahyu. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang Wahyu menurut aliran Sapta Darma, namun terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai penegrtian dari kebatinan itu sendiri. . Wahyu dapat dikatakan juga sebagai pemberitaan dari Allah kepada Nabi atau Rosul-nya untuk disampaikana kepada umat Manusia, yaitu berupa Hidayah maupaun pengetahuan-pengetahuan, Hukum-hukumnya, berita-berita, yang disampaikan secara rahasia, dan tidak terjadi pada manusaia biasa. Hasil kongres kebatinan Indonesia BKKI mendefinisikan kebatinan adalah; sumber azaz sila Ketuhanan yang maha Esa untuk mencapai budi yang luhur, guna kesempurnaan hidup 3 2 Manna’ Kholil al-Qottan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran Bogor: P.T. Pustaka Litera Antar Nusa, 2000 , cet. ke-5, h. 36. , atau bisa dikatakan juga hasil pikiran dan 3 M. Suf’at, Beberapa Pembahasan Tentang Kebatinan Yogyakarta: Kota Kembang, 1985, h. 9. angan-angan manusia yang menimbulkan suatu aliran kepercayaan dalam dada penganutnya Jadi kebatinan hasil pikiran dan angan-angan manusia dengan membawakan ritus-ritus tertentu, bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang gaib, bahkan untuk mencapai persekutuan dengan suatu yang dianggap Tuhan secara perenungan batin, sehingga dapat mencapi budi luhur untuk kesempurnaan hidup kini dan akan datang sesuai dengan konsep sendiri. Dalam kebatinan inti setiap manusia sebenarnya adalah penciptaan Tuhan, atau bahkan Tuhan itu sendiri. Oleh sebab itu apabila manusia berusaha dengan sungguh-sungguh maka manusia biasa mengadakan kontak dengan Tuhan. Ini berarti bahwa setiap manusia biasa menerima Wahyu, dan kalu orang yang menerima Wahyu disebut Nabi atau Rasul, maka hal itu berarti setiap orang mempunyai kemungkinan untuk menjadi Nabi atau Rasul dan setiap manusia biasa mendirikan Agama 4 Sapta Darma adalah salah satu aliran kepercayaan terbesar yang ada di Indonesia dan aliran termuda, yang didirikan pada tanggal 27 Desember 1955 di Pare, oleh Hardjosaputro yang mendapat gelar Resi Brahmono yang ditetapkan menjadi Sri Gotama, Pada tanggal 27 Agustus 1956, gelar itu di perluas oleh ilahi . Wahyu dalam kebatinan itu sendiri pada dasarnya adalah untuk menunjukan jalan bagaimana manusia bisa bersatu dengan Tuhan atau Manunggaling Kawula Gusti. Karena melaui bersatu dengan Tuhan manusia bisa memperoleh kebahagian yang sejati. 4 Suf’at, Beberapa Pembahasan, h. 150. dengan sebutan Panutan Agung, sehingga sebutan lengkapnya Panutan Agung Sri Brahmomo 5 . Nama Sapta Darma diambil dari bahasa Jawa; Sapta artinya tujuh dan Darma artinya kewajiban suci. Jadi Sapta Darma artinya tujuh kewajiban suci, yang didirikan oleh Hardjosapuro dari Pare Kediri 6 . Tujuh Kewajiban suci bagi setiap kehidupan Warga secara individu yang harus dilaksanakan, dan realitasnya tidak boleh bertentangan satu dengan yang lainnya. 7 Ajaran Sapta Darma diwahyukan kepada pendirinya pada, tanggal 27 Desember 1952, pukul satu malam. Pada waktu itu dengan sekoyang-koyang Hardjosapuro digerakkan seluruh tubuhnya dengan gerak yang sekarang dijadikan pedoman bagi persujudan Sapta Darma, sambil mengucapkan segala kalimat, yang sekarang juga dipergunakan pada upacara persujudan itu. Gerak sujud yang datangnya mendadak itu berlangsung hingga pukul lima pagi. Kejadian itu terjadi tiap kali Hardjosapuro mengunjungi teman-temannya, sehingga akhirnya ada enam orang yang mengalami Mu’jizat yang sama 8 Pada tanggal 13 Februari 1953, ketika keenam orang itu sedang berkumpul di rumah Hardjosapuro atas perintah suatu Wahyu, secara mendadak hardjosapuro melakukan apa yang kemudian disebut Racut. Yaitu memgalami mati dalam hidup . 5 Harun Hadiwijono, Kebatinan dan Injil Jakarta: BPK Gunung Mulya, 2002 , cet ke-9, h. 23. 6 Hadiwijono, Kegatinan dan Injil, h. 22. 7 Soeryono Naen, Gema Sesanti, Media komunikasi Antar Warga Kerohanian Sapta Darma , 1Juni, 2010, h. 18. 8 Hadiwijono, Kebatinan dan Injil, h. 22. ia meninggalkan badan wadagnya jasmaninya ke atas masuk kedalam masjid, lalu ia melakukan sujud dipengimaman. Menurut Sri Pawenang, istilah yang dipergunakan Sapta Darma adalah asli karena didapatkan dari wahyu. 9 Wahyu dalam penganut Sapta Darma disebut juga, kitab suci Wewarah yang disusun oleh pendirinya, kitab suci ini sebagai pedoman dan pegangan untuk tuntunan penganut Sapta Darma, Kitab suci ini diwahyukan oleh Allah yang mempunyai sifat Pancasila Allah Tujuan ajaran sapta Darma adalah “mangayu- ngayu bagya bawana” yang artinya hendak berusaha agar hidup manusia bahagia didunia dan akherat. 10 Dari uraian di atas, pembahasan akan dititik beratkan pada aliran-aliran yang menyatakan bahwa alirannya itu didirikan pemberitahuan dari Tuhan atau Wahyu. Yang secara tegas menyatakan bahwa alirannya berdasarkan Wahyu adalah aliran Sapta Darma. Aliran ini menarik perhatian penulis untuk dibahas dalam skripsi ini. Maka dari itu penulis mengambil judul “Konsepsi Wahyu dalam Ajaran Sapta Darma” . Wahyu Sapta Darma dikumpulkan juga dalam buku kecil yang disebut Wewarah agama Sapta Darma. 9 Hadiwijono, Kebatinan dan Injil, h. 23. 10 Rahnip, Aliran-Aliran Kepercayaan, h. 73.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah