BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Deskripsi Subyek penelitian
1. Deskripsi Subyek Penelitian
Sebelumnya pada bab ini penulis memberikan deskripsi subyek penelitian mengenai Subyek dalam hal ini narapidana atau tahanan anak selanjutnya di sebut
warga binaan anak, yang penulis dapat berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Maret 2008, di antaranya :
1 Nama : Anggi
Usia : 15 tahun
Kasus :
Pencurian Agama
: Islam
Ia berasal dari Warung Gunung, tidak jauh dari kota Rangkasbitung. Orang tua Anggi bekerja di luar kota, ibunya bekerja sebagai baby sitter dan
bapaknya bekerja di terminal rambutan. Anggi sendiri tinggal bersama neneknya, otomatis ia dididik dan dibesarkan oleh neneknya hingga Anggi tidak bisa
menamatkan sekolahnya tamat Sekolah Dasar karena orang tuanya tidak memperhatikan dalam hal ekonomi maupun pendidikannya. Ia harus membiayai
hidupnya sendiri dengan bekerja sebagai tukang rongsokan atau membeli barang- barang bekas di daerahnya.
Yang menyebabkan Anggi masuk Rutan Rangkas ialah pencurian, karena ketika itu Anggi sedang mencari barang bekas di daerahnya untuk dijual. Anggi
melihat sebuah tempat makanan ternak ayam. Menurutnya barang tersebut tidak digunakan lagi oleh pemiliknya, karena ayam-ayamnya sudah tidak ada. Terbesit
dalam hatinya mengambil untuk kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kemudian pemilik barang tersebut melihat Anggi mengambil barang
miliknya dan akhirnya membawa Anggi ke kantor polisi untuk di periksa.
40
2 Nama : Usman
Usia : 16 Tahun
Kasus :
Pencurian Agama
: Islam
Ia adalah anak sulung dari 3 bersaudara, Usman merupakan anak yang paling beruntung karena masih dapat bersekolah hingga tamat Sekolah Menengah
Pertama, berbeda dengan kakak-kakaknya yang tidak dapat menamatkan Sekolah Dasarnya. Usman sendiri selain bersekolah dia juga sambil pesantren tidak jauh
dari kampungnya. Setamatnya dari Sekolah Menengah Pertama Usman tidak bisa melanjutkan lagi ke sekolah menengah atas karena masalah biaya. Angan-
angannya untuk meneruskan sekolah lebih tinggi hanya tinggal harapan. Dia tidak memiliki pekerjaan dan hanya membantu orang tuanya di sawah atau kebun .
Awal mula Usman di Rutan ini ialah karena pencurian karet. Pencurian itu dilakukannya bersama temannya yaitu Fudin yang pada saat ini ada di Rutan
Rangkasbitung. Usman sendiri menceritakan kepada penulis, bahwasannya dia
40
Anggi, Warga Binaan Pemasyarakatan Anak, Wawancara Pribadi, Rangkasbitung, 12 Maret 2008
tidak berniat untuk mencuri barang tersebut, yang merencanakan pencurian itu ialah Fudin, Fudin membujuknya untuk mencuri barang yang tidak jauh dari
tempat Usman, Usmanpun menuruti ajakan temannya itu. Pada suatu malam Usman bersama Fudin mengambil barang berbentuk karet, dan karet tersebut di
simpan di rumah Usman, tetapi ternyata ada beberapa warga yang melihatnya, kemudian warga pun membawa Usman dan Fudin ke kantor polisi terdekat
bersama barang buktinya.
41
3 Nama : Yatna
Usia : 15 tahun Kasus
: Pencurian
Agama : Islam Yatna, asalnya Muncang, Rangkasabitung. Anak ke 5 dari 8 bersaudara,
Yatna hanya mengenyam penididkan sampai di sekolah dasar kelas tiga. Ia tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena masalah biaya. Pekerjaan orang tuanya hanya
petani. Yatna sehari-hari bekerja di pasar Muncang, mencuci mobil atau jualan plastik.
Penyebab Yatna masuk Rutan ini ialah karena pencurian uang di daerahnya. Awalnya Yatna tidak ada rencana untuk mengambil uang tetangganya
itu, kebetulan Yatna lewat rumah korban dan melihat keadaan rumah tetangganya itu kosong, hingga terbesit dalam hatinya untuk mengambil uang tersebut,
karena pada saat itu Yatna tidak memiliki atau mempunyai uang. Dan akhirnya Yatna masuk ke rumah korban dan mengambil uang sebesar Rp. 2.100.000. Yatna
41
Usman, Warga Binaan Pemasyarakatan Anak, Wawancara Pribadi, Rangkasbitung, 12 Maret 2008.
menceritakan kepada penulis bahwa uang tersebut rencananya untuk membeli handphone tetapi niatnya belum terlaksana sudah diketahui oleh warga setempat.
Kemudian warga pun akhirnya membawa Yatna ke kantor polisi untuk di proses.
42
4 Nama : Wawan
Usia : 17
tahun Kasus
: Pencurian
Agama :
Islam Wawan lahir dan dibesarkan di kota Rangkasbitung. Wawan anak ke-4
dari 4 bersaudara, orang tuanya yang sibuk berjualan di pasar Rangkasbitung, begitu sibuknya sampai Wawan tidak mendapat perhatian dari orangtuanya,
sehingga memutuskan untuk kost sendiri tidak jauh dari rumahnya. Setamatnya dari Sekolah Menengah Pertama, Wawan bekerja di sebuah pabrik sepatu di
daerah Tangerang. Awal mula Wawan masuk Rutan ini ialah karena desakan temannya untuk
mencuri sepeda yang berada di daerah alaun-alun. Pada saat itu Wawan baru datang dari Tangerang dan kebetulan kehilangan uang. Ia pun akhirnyaa mau
mengikuti ajakan temannya itu. Terjadilah pencurian sepeda yang dilakukanya bersama temannya itu. Hasil pencuriannya disimpan di rumah kostnya, dan polisi
42
Yatna, Warga Binaan Pemasyarakatan Anak, Wawancara Pribadi, Rangkasbitung, 13 Maret 2008.
mengetahui pelaku pencurian dan sepeda karena barang bukti masih ada di kost Wawan.
43
5 Nama : Hamidi
Usia : 15 Tahun Kasus
: Pencurian
Agama : Islam Hamidi adalah anak ke tiga dari empat bersaudara. Ayahnya meninggal
saat dia masih duduk dikelas tiga SD. Sedangkan ibunya bekerja sebagai buruh. Dia dan tiga saudaranya tinggal bersama neneknya. Hamidi tidak bisa
melanjutkan sekolah dasar SD karena masalah ekonomi. Ia bekerja sebagai tukang cuci motor di sebuah pencucian mobil tetangganya.
Hamidi di tangkap karena kasus pencurian kabel telkom. Pencurian itu ia lakukan dengan temannya, rencananya kabel itu akan dijual. Dan rencananya
uangnya itu ia gunakan untuk kebutuhan sehari-harinya.
44
2. Deskripsi Subyek Penelitian Pembimbing 1
Samsu al-Bantani Samsu al-bantani, pria kelahiran Serang 4 juni 1969 ini awalnya menjabat
sebagai keamanan atau penjagaan. Bekerja sejak tahun 1993 di Rutan
43
Wawan, Warga Binaan Pemasyarakatan Anak, Wawancara Pribadi, Rangkasbitung, 13 Maret 2008.
44
Hamidi, Warga Binaan Pemasyarakatan Anak, Wawancara Pribadi, Rangkasbitung, 13 Maret 2008.
Rangkasbitung. Dan menjabat sebagai kepala bidang pendidikan dan kerohanian dari tahun 2003 sampai sekarang.
Beliau adalah satu-satunya petugas bimbingan rohani yang ada di Rutan dan penanggung jawab berjalannya kegiatan bimbingan rohani Islam di Rutan.
Selain menjabat sebagai kepala bimbingan rohani Islam, beliau juga menjabat sebagai kepala koperasi di Rutan Rangkasbitung. Kesibukannya sebagai kepala
koperasi, menyebabkan ia tidak intens sebagai praktisi bimbingan rohani 2
Abdul azis Lahir di jakarta, tugas bagian penjagaan, Ia adalah satu-satu pemerhati
keadaan anak di Rutan. Selama penulis melakukan penelitian, pak azis sering memberikan bimbingan rohani Islam secara tidak formal, diantaranya
menanyakan seputar shalat dan mengaji. Diluar jadwal, banyak anak-anak berkonsultasi kepada beliau, diantaranya konsultasi seputar pribadi atau hal-hal
yang belum diketahuinya. Ahirnya penulis menjadikan beliau sebagai subyek dalam penelitian pembimbing walau beliau bukan pembimbing rohani secara
formal. Tetapi keaktifan beliau memberiakan bimbingan secara pribadi dengan warga binaan khususnya anak-anak.
3 Ust. Zaki
Adalah pembimbing dari luar beliau hadir setiap dua kali dalam sebulan, dan memberikan ceramah serta diskusi kepada warga binaan yang ada di Rutan.
Beliau dari sekertaris Pemuda Muhamadiyah yang ada di Rangkasbitung. Beliau sangat aktif dalam memberikan ceramah agama atau ide-ide kepada Program
bimbingan supaya kegiatan Rutan berjalan dengan baik.
4 Ust Abdullah
Beliau pembimbing rohani islam dari luar. Ustadz Abdullah ini dari Yayasan Ad-adkwah Rangkasbitung. Beliau lulusan dari Mesir. Datang ke Rutan
dua kali dalam sebulan, beliau mengajak para warga binaan yang ingin kosultasi secara pribadi baik pada saat tugas maupun di luar jadwal.
B. Kondisi Warga Binaan Pemasyarakatan.