4 Ust Abdullah
Beliau pembimbing rohani islam dari luar. Ustadz Abdullah ini dari Yayasan Ad-adkwah Rangkasbitung. Beliau lulusan dari Mesir. Datang ke Rutan
dua kali dalam sebulan, beliau mengajak para warga binaan yang ingin kosultasi secara pribadi baik pada saat tugas maupun di luar jadwal.
B. Kondisi Warga Binaan Pemasyarakatan.
Mengingat pada umumnya warga binaan pemasyarakatan kurang memiliki latar belakang pendidikan formal maupun pendidikan non formal, sehingga
melakukan pelanggaran hukum yang akibatnya mengantarkan mereka menjadi penghuni Rumah Tahanan Negara.
Warga Binaan Pemasyarakatan Anak yang berada di Rumah Tahanan Negara Rangkasbitung merupakan anak-anak yang sebagian besar mempunyai
keterbatasan dan kekurangan dalam berbagai hal antara lain : Kurang iman dan taqwa, kurang cerdas, kurang sopan santun, kurang mampu beradaptasi, dan lain
sebagainya. Kondisi ini akibat dari faktor lingkungan dan pergaulan mereka sebelum berada di dalam Rutan. Faktor ini sangat mempengaruhi pembentukan
sikap, watak dan karakter warga binaan, sehingga anak cenderung berperilaku menyimpang bahkan melakukan perbuatan melanggar hukum.
Semua anak yang diwawancarai di Rutan Rangkasbitung adalah anak- anak dari keluarga yang lemah ekonomi, lemah agama, lemah pendidikan dan
lemah dalam pergaulan sosial, Dari 11 anak yang di Rutan rangkasbitung di antaranya : 4 orang anak tidak lulus Sekolah Dasar, 3 orang anak tamat Sekolah
Dasar, 4 anak tidak tamat Sekolah Menengah Pertama dan 4 orang anak yang
meneruskan Sekolah Dasar paket A. Usia mereka antara 13-17 tahun. Latar belakang pendidikan mereka setidaknya bisa dijadikan sebagai gambaran,
bagaimana dan di mana posisi mereka dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Dari wawancara penulis selama di lapangan, penulis berpendapat bahwa
hampir seluruh warga binaan mengalami kecemasan atau rasa bersalah, mereka khawatir pada saat kelak bebas dari Rutan, mereka tidak diterima kembali
ditengah-tengah keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar karena status mereka yang mantan penghuni Rutan dimana masyarakat mempunyai citra buruk
terhadap para mantan napi. Sebagimana diuraikan oleh seorang subyek warga binaan Anggi, seperti
yang dikatakannya, ia cemas memikirkan masa depannya setelah keluar dari Rutan ini, karena ia merasa dirinya tidak berguna untuk masyarakat dan
keluarganya.
45
. Hal senada dengan Usman yang menceritakan kepada penulis, bahwasanya
Usman selalu mencemaskan kalau seandainya keluar dari Rutan ini dia tidak diterima oleh masyarakat dan keluarga karena kesalahannya.
46
Hal lain yang diceritakan Wawan, ia merasa cemas karena takut kehilangan pekerjaannya, dan tidak diterima oleh keluarganya. Perasaan
mengganggu pikirannya samapi ia sulit untuk tidur, malas untuk beraktifitas di Rutan.
47
45
Anggi, Warga binaan Pemasyarakatan Negara, Wawancara Pribadi, Rangkasbitung, 12 Maret 2008
46
Hamidi, Warga Binaan Pemasyarakatan Anak, Wawancara Pribadi, Rangkasbitung, 12 Maret 2008.
Kondisi kejiwaan yang dialami oleh anak yang ada di Rutan selama pemantauan penulis lakukan mereka tidak bisa menjalani aktifitas secara serius,
dan mereka selalu murung, dan bila ada kegiatan mereka jarang mengikutinya, karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani secara
khusus kepada mereka.
C. Upaya Bimbingan Rohani Islam Terhadap Warga Binaan