a Faktor kemampuan ability Secara psikologis,kemampuan ability terdiri dari kemampuan IQ dan
kemampuan reality knowledge skill. Artinya ,pemimpin dan anggotanya yang memiliki IQ di atas rata-rata IQ 110-120 apalagi IQ superior,very
superior,gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari,maka
akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal. b Faktor motivasi motivation
Motivasi diartikan sebagai suatu sikap attitude pimpinan dan anggotanya terhadap situasi kerja situation di lingkungan organisasinya. Mereka yang
bersikap positif pro terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi dan sebaliknnya jika mereka bersikap negatif kontra
terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah.
1.5.3.3 Kinerja Anggota DPRD
Menurut Arbi Sanit
17
,ada 4 faktor yang mempengaruhi kinerja DPR,baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Keempat faktor itu adalah:
1. integritas dan kemampuan atau keterampilan anggota legislatif 2. pola hubungan antara legislatif dengan anggota masyarakat yang mereka
wakili yang tercermin di dalam sistem perwakilan yang berlaku 3. struktur organisasi legislatif yang merupakan kerangka formal bagi kegiatan
anggota dalam bertindak sebagai wakil rakyat 4. hubungan yang tercermin dalam pengaruh timbal balik antara legislatif
dengan eksekutif dan lembaga-lembaga lainnya.
17
Sanit,Arbi.1985.Perwakilan Politik di Indonesia.Jakarta : CV.Rajawali. hal 205
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur kemampuan kinerja anggota dewan dalam menyikapi aspirasi masyarakat dapat digunakan indikator yang dikemukakan oleh
Manin,Przeworski,dan Stokes
18
yaitu responsivitas,reliabilitas,dan akuntabilitas. 1. Responsivitas berkaitan dengan kemampuan anggota legislatif dalam
mentransformasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam kebijakan publik. Selanjutnya, mereka mereka menyebutnya hubungan antara signals and
policies. Politisi disebut responsif apabila mereka mengadopsi berbagai kebijakan yang telah disinyalkan masyarakat sebagai isyarat preferensi
mereka seperti opini publik,hasil polling,berbagai bentuk perilaku politik langsung seperti demonstrasi,unjuk rasa,menulis suratpembaca dan
semacamnya,atau penyataan politik atau platform politik pada saat kampanye. Inikator responsivitas jika mereka dapat memformulasikan
berbagai aspirasi masyarakat melalui opini publik,tuntutan demonstrasi dan unjuk rasa dan semacamnya.
2. Realibilitas berkaitan dengan kemampuan anggota legislatif dalam mentransformasikan berbagai isu dan program yang mereka tawarkan pada
saat kampanye ke dalam suatu kebijkan politik. Indikator ini khususnya berkaitan dengan “mandat” yaitu hubungan antara Mandate and policies.
Dalam konteks ini anggota dewan dikatakan kinerjanya baik apabila mereka mampu memenuhi setidaknya dua kriteria yaitu : 1 kebijakan-kebijakan yang
dibuat atau yang diperjuangkan sesuai dengan platform politik isu dan program yang mereka tawarkan pada saat kampanye pemilu; 2upaya
18
Irtanto.2008.Dinamika Politik Lokal Era Otonomi Daerah.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 80-84.
Universitas Sumatera Utara
pencapaian platform politik. Ini semata-mata dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan sesuatu yang terbaik bagi konstituennya.
3. Akuntabilitas berkaitan dengan kemampuan anggota dewan dalam bertindak sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kepentingan untuk terpilih kembali
pada pemilu berikutnya. Hal ini berkaitan dengan outcomes dan santions. Anggota dewan dikatakan akuntabel apabila para pemilih dapat melihat
bahwa para politisi tersebut melakukan tindakan sesuai dengan kepentingan mereka dan mnyetujui tindakan pemerintah secara wajar. Akuntabilitas
terjadi jika 1 para pemilih akan tetap mempertahankan memilih anggota dewan jika para anggota dewan tersebut berbuat untuk kepentingan terbaik
mereka;2 para anggota dewan memilih kebijakan yang dibutuhkan agar mereka terpilih kembali.
Untuk mengukur variabel tersebut di atas dapat dilihat dari aktifitas anggota dewan dalam menjalankan fungsi-fungsinya.
a. Fungsi legislasi Secara umum yang dimaksud dengan fungsi legislasi adalah fungsi untuk
membuat pearturan daerah. Hal ini ditegaskan pada Pasal 42 , UU No.32 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa :
a DPRD mempunyai tugas dan wewenang membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan Kepala Daerah untuk mendapat persetujuan
bersama. b DPRD membahas dan menyetujui rancangan peraturan daerah tentang
APBD bersama dengan Kepala Daerah.
Universitas Sumatera Utara
Melalui fungsi legislasi ini sesungguhnya menempatkan DPRD pada posisi yang sangat strategis dan terhormat,karena DPRD ikut menentukan keberlangsungan dan
masa depan daerah. Hal ini juga harus dimaknai sebagai amanah untuk memperjuangkan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Fungsi legislasi adalah suatu proses untuk mengakomodasi berbagai kepentingan pihak pemangku kepentingan stakeholders,untuk menetapkan
bagaimana pembangunan di daerah akan dilaksanakan. Oleh karena itu fungsi ini dapat mempengaruhi karakter dan profil daerah melalui peraturan daerah sebagai
produknya. Disamping itu, sebagai produk hukum daerah,maka peraturan daerah merupakan komitmen bersama para pihak pemangku kepentingan daerah yang
mempunyai kekuatan paksa. Dengan demikian fungsi legislasi mempunyai fungsi yang sangat penting untuk menciptakan keadaan masyarakat yang diinginkan
maupun sebagai pencipta keadilan sosial bagi masyarakat.
b. Anggaran
Makna anggaran dapat dilihat melalui tiga pedekatan. Pertama,secara etimologis anggaran berasal dari bahasa Belanda – begrooting artinya mengirakan
dan bahasa Inggris – budget yang dalam bahasa Perancis boungette artinya tas
pinggang yang terbuat dari kulit binatang yang digunakan untuk menyimpan surat- surat anggaran oleh Menteri Keuangan. Dalam bahasa Indonesia anggaran berasal
dari kata anggar yang berarti kira-kira atau perkiraan. Kedua,dalam arti dinamis yang dimaksud dengan anggaran adalah 1 Rencana keuangan yang menerjemahkan
penggunaan sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi aspirasi masyarakat menuju penciptaan kehidupan rakyat yang lebih baik di masa yang akan datang,
2Rencana keuangan PEMDA untuk membangun perikehidupan masyarakat yang
Universitas Sumatera Utara