BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu hal yang senantiasa dilakukan oleh seseorang, karena proses belajar berjalan secara terus-menerus
sepanjang hayat dan tidak dapat dihentikan. Dalam proses belajar seseorang selalu berinteraksi dengan orang lain, dalam interaksi
terkadang muncul berbagai permasalahan yang menuntut seseorang untuk menyelesaikannya sehingga terjadi suatu perubahan tingkah laku.
Penyelesaian inilah yang kadang tidak disadari sebagai suatu proses belajar.
Menurut Ruminiati 2007: 1-18 belajar merupakan usaha aktif seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku akibat adanya
rangsangan dari luar yang berupa pengamatan atau informasi. Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999:13 berpendapat bahwa
pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut
mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
11
Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan suatu
perubahan perilaku Gagne, dalam Catharina Tri Anni 2006: 4. Menurut Catharina Tri Anni 2006: 2 belajar merupakan proses
penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan
penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Proses belajar terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa yang
menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku siswa. Beberapa teori belajar yang dapat mendukung dalam keberhasilan
suatu pembelajaran Achmad Rifa’i dan Catharina Tri Anni, 2009:
106, antara lain: 1
Teori Behaviorisme Aliran behavioristik beranggapan bahwa hasil belajar
perubahan perilaku itu tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia, tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respons.
Untuk itu, agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus dirancang sedemikian
rupa menarik dan spesifik sehingga mudah di respon oleh siswa.
2 Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk
dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dengan luar. Dengan kata lain aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan
pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Pendidik tidak dapat memberikan pengetahuan kepada
peserta didik
tetapi sebaliknya,
peserta didik
harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
Ada empat tingkat perkembangan kognitif yang mengacu pada teori piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
sampai menginjak dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu:
a Tahap sensori motorik usia 2 tahun
Pada tahap ini mulai terbentuk konsep kepermanenan obyek dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang
mengarah pada tujuan. b
Tahap Pra-operasional konkret usa 2-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk
menyatakan obyek-obyek dunia, pemikiran masih bersifat egosentris dan sentrasi.
c Tahap operasi konkret usia 7-11 tahun
Perbaikan dalam tahap kemampuan untuk berpikir secara logis. Pemikiran tidak lagi bersifat sentrasi tetapi desentrasi, dan
pemecahan masalah tidak dibatasi oleh egosentris. d
Tahap operasi formal 11 tahun sampai dewasa Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan,
masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis Nur dalam Trianto, 2007: 14-15.
3 Teori Belajar Humanistik
Para pakar pendekatan humanistik percaya bahwa setiap individu memiliki sifat-sifat kebajikan yang berasal dari dalam dan
bersifat realistik.
Sehingga pendekatan
humanistik selalu
memelihara kebebasan peserta didik untuk tumbuh dan melindungi peserta didik dari tekanan keluarga dan masyarakat.
Dari beberapa teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran diperlukan suatu stimulus yang dapat membantu siswa
dalam pembelajaran dan memberi kebebasan bagi siswa untuk merespon terhadap stimulus yang timbul.
b. Pengertian Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar, terdapat suatu aktivitas yang memungkinkan terjadinya suatu perubahan. Dalam perubahan ini
terdapat suatu respon terhadap suatu aktivitas, di mana ketika seseorang
berada dalam situasi yang sama dapat menguasai serta memecahkannya dengan cara yang berbeda.
Menurut Corey dalam Ruminiati, 2007: 1-14, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara
sengaja untuk memungkinkan ia turut dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam situasi-situasi khusus akan menghasilkan respon dalam
situasi tertentu juga. Sedangkan menurut Nurani 2003 konsep pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan
proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan, sehingga
terjadi pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
Moh Uzer Usman, 1995: 4. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh guru untuk memungkinkan peserta didik menguasai materi sebatas kesempatan
serta dukungan dari seperangkat pembelajaran yang disediakan oleh lingkungan sekitarnya.
2. Kualitas Pembelajaran