pelajaran; dan 5 keadaan latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses penyampaian informasi dari guru kepada
siswa atau sebaliknya, karena media dapat menjembatani konsep-konsep abstrak menjadi konkret sesuai dengan kehidupan nyata, apalagi anak SD
berada pada tahap operasional konkret yang menuntut guru harus mampu memberikan stimulus yang sifatnya nyata agar dalam direspon siswa
dengan mudah.
5. Model pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal, maka kita harus mempunyai suatu pola kerangka yang akan mempermudah dalam
melaksanakan jalannya pembelajaran secara sistematis dan terarah. Menurut Joice Weil dalam Mulyani Sumantri, 2001: 17
model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model pembelajaran juga diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk
membentuk kurikulum,
merancang bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain Sri Muryani dan Emy Wuryani, 2010: 77.
Oleh karena itu model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman dalam merancang merencanakan pembelajaran dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran. b.
Macam-macam Model Pembelajaran Dalam proses pembelajaran terdapat bermacam-macam model
pembelajaran dengan memperhatikan berbagai pertimbangan dalam pengelompokkannya, yaitu :
1 Berdasarkan pengaturan guru dan peserta didik, terdapat model
pembelajaran tim, mandiri, secara langsung, secara tidak langsung, klasikal, kelompok, individual, dan sebagainya.
2 Berdasarkan struktur peristiwa pembelajaran terdapat model
pembelajaran terbuka dan tertutup. 3
Berdasarkan peranan guru dan peserta didik dalam mengolah pesan, terdapat model pembelajaran ekspositorik, heuristik atau
hipotetik. 4
Berdasarkan proses pengolahan pesan, terdapat model pembelajaran deduktif dan induktif.
5 Berdasarkan tujuan pembelajaran, terdapat model pembelajaran
kognitif, afektif, psikomotor atau gabungan dari kesemuanya. Secara khusus Joyce Weil Sri Muryani dan Emy Wuryani,
2010: 80-81, mengelompokkan model pembelajaran dalam empat kelompok, yaitu :
1 Kelompok model pengolahan informasi
Model pengolahan informasi dalam pembelajaran bertitik tolak dari prinsip bahwa dalam proses kehidupan, segala sesuatu
diputuskan dengan menggunakan informasi. Kelompok model pengolahan informasi meliputi model pembelajaran terdiri atas: 1
model pencapaian konsep; 2 berpikir induktif; 3 latihan penelitian; 4 pemandu awal; 5 memorisasi; 6 pengembangan
intelektual; dan 7 penelitian ilmiah. 2
Kelompok model interaksi sosial Model pembelajaran interaksi sosial menganggap bahwa
mengajar pada hakeketnya adalah membangun hubungan sosial. Pembelajaran ditekankan pada pentingnya individu untuk melakukan
hubungan dengan orang lain. Kelompok model interaksi sosial, meliputi model pembelajaran sebagai berikut: 1 bermain peran; 2
investigasi kelompok; 3 penelitian yurisprudensial; 4 latihan laboratorium; 5 penemuan ilmu sosial.
3 Kelompok model personal
Model pembelajaran personal bertitik tolak dari pandangan individu terhadap dirinya sendiri a
tau “selfhood” individu. Kelompok model personal meliputi model pembelajaran: 1
pembelajaran tanpa arahan; 2 sinectik; 3 latihan kesadaran; 4 latihan pengambilan keputusan rapat kelas.
4 Kelompok model sistem perilaku
Model sistem perilaku bertitik tolak dari psikologi behavioristik, yang mementingkan penciptaan sistem lingkungan pembelajaran
yang memungkinkan memanipulasi penguatan tingkah laku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.
Kelompok model sistem perilaku meliputi model pembelajaran sebagai berikut: 1 model pembelajaran pengendalian diri; 2
latihan asersif; dan 3 belajar tuntas. Dari keempat model pembelajaran di atas, tidak ada yang paling
baik dan paling buruk. Tetapi dalam menggunakannya kita telah menguasai model pembelajaran tersebut dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan serta disesuaikan dengan karakter peserta didik, materi, serta tingkat berpikir peserta didik agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
6. Model Pembelajaran Role Playing