Teori Stakeholders Stakeholders Theory

memutar balik perhatian atas isu tertentu kepada isu yang berkaitan lainnya dan mengarahkan ketertarikan pada symbol-simbol emosional Guthrie et al. 2006. Berdasarkan teori legitimasi, organisasi harus secara berkelanjutan menunjukkan telah beroperasi dalam perilaku yang konsisten dengan nilai sosial. Hal ini seringkali dapat dicapai melalui pengungkapan disclosure dalam laporan perusahaan. Organisasi dapat menggunakan disclosure untuk mendemonstrasikan perhatian manajemen akan nilai sosial, atau untuk mengarahkan kembali perhatian komunitas akan keberadaan pengaruh negatif aktifitas organisasi Lindblom, 1994 dalam Guthrie, 2006. Sejumlah studi terdahulu melakukan penilaian atas pengungkapan sukarela laporan tahunan dan memandang pelaporan informasi lingkungan dan sosial sebagai metode yang digunakan organisasi untuk merespon tekanan publik Guthrie, 2006.

2.2 Teori Stakeholders Stakeholders Theory

Pengungkapan Tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibillity erat kaitannya dengan teori stakeholders sebagai teori dasar. Sedangkan tentang pengertian stakeholders terdapat dua pandangan yang diungkapkan oleh Friedman dan Freeman. Friedman 1962 menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemiliknya, sedangkan menurut Freenman 1983 ia tidak setuju dengan pernyataan ini dan memperluas definisi stakeholders dengan memasukkan konstituen yang lebih banyak, termasuk kelompok yang dianggap tidak menguntungkan adversial group seperti pihak yang memiliki kepentingan tertentu dan regulator Ghozali dan Chariri, 2007. Sedangkan teori stakeholders adalah teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholdersnya. Dengan demikian, keberadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholders kepada perusahaan tersebut Ghozali dan Chariri, 2007. Stakeholders suatu perusahaan tersebut memiliki power stakeholders. Power stakeholders merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Power stakeholders ditentukan oleh besar kecilnya power yang mereka miliki atas sumber-sumber tersebut Ghozali dan Chariri, 2007. Menurut Ulman dalam Ghozali dan Chariri, 2007, ketika stakeholders mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan stakeholders . Lebih lanjut menurutnya, organisasi akan memilih stakeholders yang dianggap penting, dan mengambil tindakan yang dapat menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan dan stakeholdersnya. Menurut Donaldson dan Preston 1995 semua hubungan antara perusahaan dengan satkeholdersnya harus berjalan sesuai dengan arah tujuan kedua belah pihak. Sumber : Donaldon dan Preston 1995 Gambar 2.1. Model Stakeholders menurut Donaldson dan Preston Lebih lanjut lagi, Donaldon dan Preston 1995 membagi teori stakeholders kedalam tiga aspek, yaitu: 1. DescriptiveEmpirical, yang menyatakan bahwa teori digunakan untuk menjelaskan karakter khusus dan perilaku perusahaan. 2. Instrumental, sebagai tambahan dari data descriptive, digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara manajemen stakeholders dengan hasil yang didapatkan profitabilitas, pertumbuhan, dll. 3. Normative, yang menyatakan bahwa teori digunakan untuk menginterpretasikan fungsi dari perusahaan, termasuk mengidentifikasi pedoman moral dan filosofi pada operasi dan manajemen dari perusahaan.

2.3 Teori Signal Signalling Theory