Lumpur Alum atau Lumpur Besi

6 dihasilkan pada dasarnya merupakan fungsi dari proses pengolahan, penambahan bahan kimia, dan kuantitas air baku. Pengertian akan kuantitas lumpur, kandungan padatan, dan sifat padatan sangatlah penting untuk memilih dan mendesain perangkat proses yang tepat Qasim et al., 2000. Karakteristik residu dari berbagai sumber dibahas sebagai berikut :

2.1.1.1 Lumpur Alum atau Lumpur Besi

Lumpur ini memiliki penampilan menyerupai gelatin yang dihasilkan dari proses penjernihansedimentasi dan dari backwashing dari filter. Mereka mengandung konsentrasi tinggi garam aluminium atau besi dengan campuran bahan organik dan anorganik dan presipitat hidroksida. Qasim et al., 2000. Pengeringan lumpur koagulasi adalah tugas yang sulit dan di dulu lumpur langsung dibuang ke sumber air, seperti sungai atau danau. Namun, saat ini lumpur diolah untuk pembuangan akhir dan air backwash dan clarifier dikembalikan ke fasilitas pengolahan untuk didaur ulang. Qasim et al., 2000. Aluminium dan garam besi merupakan bahan kimia utama yang digunakan untuk menghilangkan partikel koloid. Banyak instalasi menggunakan kapur bersama dengan alum atau besi untuk mencapai pelunakan parsial dan untuk meningkatkan koagulasi. Polimer juga digunakan sebagai koagulan dan atau pembantu filter untuk meningkatkan penghilangan partikel koloid pada proses koagulasi dan filtrasi. Activated carbon juga sering digunakan untuk kontrol rasa dan bau. Pada setiap kasus, karakteristik lumpur akan berbeda dan kondisi ini perlu diperhitungkan untuk estimasi kuantitas dan kualitas lumpur Qasim et al., 2000. Lumpur koagulasi diproduksi melalui proses flokulasi dan pengendapan alami dari kekeruhan. Aluminium dan garam besi bereaksi dengan alkalinitas dan membentuk endapan aluminium dan ferric hidroksida. Lumpur mengandung hidroksida tersebut dan kekeruhan yang menyebabkan senyawa organik dan anorganik. Walaupun nilai BOD dan COD mungkin saja tinggi, lumpur ini tetap stabil, karena tidak terdapat material organik yang mendorong dekomposisi aktif atau mendukung kondisi anaerob. Hasilnya, lumpur dapat diakumulasi pada bak sedimentasi selama beberapa hari dan bulan, dan dibuang secara berkala. Kuantitas padatan yang dihasilkan pada koagulasi bergantung pada total padatan tersuspensi yang terkandung pada air, tipe dan dosis koagulan, dan efisiensi bak sedimentasi. Umumnya, 60-90 persen dari padatan total dihilangkan pada bak sedimentasi. Padatan yang tersisa dihilangkan pada proses filtrasi. Tidak terdapat korelasi 7 pasti antara kekeruhan dan total padatan tersuspensi. Rasio total padatan tersuspensi dengan kekeruhan normalnya bervariasi dari 0,5 sampai 2. Telah dilaporkan bahwa total padatan pada fasilitas koagulasi alum dapat bervariasi antara 8 sampai 210 kg100 m 3 dari air baku yang diolah. Tabel 2.1 Karakteristik Lumpur Karakteristik Lumpur Alum Lumpur Besi Fisik Kuantitas, kg1000m 3 8 - 210, tipikal 48 80 Densitas kering, kgm 3 1200 - 1520 1200 - 1800 Dewaterability 10 konsentrasi dalam 2 hari di sand beds - Kimia BOD5, mgL 30 - 300 30 - 300 COD, mgL 30 - 5000 30 -5000 pH 6 – 8 7,4 – 8,5 Total padatan, 0,1 - 4 0,25 – 3,5 Karakteristik Padatan Al 2 O 3 5.5H 2 O, 15 - 40 - Fe, - 4,6 – 20,6 Organik, 15 - 25 - Volatiles, - 5,1 – 14,1 Sumber : Qasim et al., 2000.

2.1.2 Pembuangan dan Pemanfatan Lumpur