26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Lumpur
Bahan baku dari pengomposan ini adalah lumpur residu pengolahan air, jerami padi, dan kotoran kambing. Ketiga bahan baku ini memiliki peran yang berbeda dalam
proses pengomposan yang dilakukan. Lumpur residu pengolahan air merupakan bahan baku utama pada penelitian ini. Lumpur residu pengolahan air yang digunakan sebagai
sampel adalah lumpur kering yang berasal dari tiga instalasi pengolahan air di Bogor, Cibinong, dan Bekasi. Salah satu hal yang penting dalam pengomposan ini adalah
kualitas lumpur kering yang digunakan untuk pengomposan. Kualitas ini akan menentukan kualitas akhir kompos yang dihasilkan yang juga mendapatkan pengaruh dari
jerami dan kotoran kambing. Jerami dan kotoran kambing pada proses ini mempunyai peran sebagai bulking agent dan bio activator yang kualitasnya pun akan mempengaruhi
hasil akhir pengomposan yang dilakukan. Kualitas lumpur sebelum masuk pada proses pengomposan diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kualitas Awal Lumpur sebelum Pengomposan
No. Parameter
Satuan Lumpur Bogor
Lumpur Cibinong Lumpur Buaran
1 N
0,09 0,13
0,13 2
C 1,1
1,69 1,53
3 CN
- 12
13 12
4 P
0,45 0,43
0,5 5
K 0,1
0,14 0,29
6 Mg
0,14 0,24
0,48 7
Fe 3,39
5,49 3,43
8 Al
9,22 14,42
8,62 9
Mn ppm
1311 1418
3289 10
Zn ppm
18 39
49 11
Pb ppm
11 29
29
Kualitas lumpur residu pengolahan air bersih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas air baku, pH, suhu air, tambahan bahan kimia, musim, dan
pengolahan yang diterapkan. Pada penelitian ini, instalasi pengolahan air bersih yang dijadikan sebagai sumber bahan baku menggunakan proses yang hampir sama dan
konvensional. Namun, terdapat beberapa perbedaan pada kualitas lumpur yang dihasilkan yang mungkin disebabkan oleh penggunaan koagulan, kualitas air baku, dan lamanya
27
waktu tinggal lumpur dalam bak penampung ataupun setelah melalui proses pengeringan. Pada penelitian ini, kualitas air baku termasuk pH dan suhu air serta musim tidak
dijadikan sebagai parameter pembanding untuk kualitas lumpur. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketiga lumpur memiliki kemiripan konsentrasi
hampir pada setiap parameter. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa lumpur memiliki kandungan bahan organik seperti N, C, P, dan K yang cukup rendah. Lumpur
yang digunakan juga mengandung logam Al, Fe, Mn, Zn, dan Pb. Walaupun konsentrasi logam yang terkandung pada lumpur tidak terlalu tinggi, konsentrasi logam perlu
distabilkan agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Konsentrasi Al yang ditemukan pada kualitas lumpur residu pengolahan air dari ketiga sumber menunjukkan
nilai Al yang cukup tinggi. Hasil ini menguatkan dugaan sebelumnya bahwa lumpur residu pengolahan air yang menggunakan alum sebagai koagulan akan mengandung
konsentrasi Al yang cukup tinggi. Namun, data kualitas lumpur juga menunjukkan bahwa parameter Mn memiliki nilai yang cukup tinggi. Konsentrasi ini dimungkinkan dimiliki
oleh lumpur residu ini karena kualitas air baku dan juga bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan air. Selain itu, tingginya konsentrasi parameter logam mungkin
berhubungan dengan kualitas koagulan yang digunakan pada proses pengolahan air dan kemungkinan kontaminan yang terdapat didalamnya. Telah diketahui juga bahwa dewasa
ini, kontaminasi logam pada lumpur pengolahan air mungkin berasal dari koagulan yang digunakan Cornwell et al., 2000. Namun, pada penelitian ini, tidak dilakukan analisis
lebih jauh mengenai kualitas lumpur. Kualitas ini digunakan hanya sebagai perbandingan dengan kompos yang dihasilkan dan menentukan kinerja serta pengaruh proses
pengomposan terhadap kualitas lumpur.
Gambar 4.1 Faktor Penentu Kualitas Lumpur Residu
28
4.2 Karakteristik Kompos