BAB IV PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN CERITA ANAK
BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA
4.1 Prototipe Buku Pengayaan Cerita Anak Berbasis Pendidikan Karakter dalam Lingkungan keluarga
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa, guru, dan orang tua maka data yang diperoleh dari penelitian tersebut menjadi acuan dan pertimbangan dalam
penyusunan prototipe buku ini. Prototipe buku dipaparkan menggunakan teori anatomi buku, yang meliputi pendahuluan, isi, dan penyudah.
4.1.2 Pendahuluan
Pendahuluan meliputi bagian sampul, halaman judul, halaman hak cipta, kata pengantar, dan daftar isi. Sampul buku dibuat semenarik mungkin sesuai
dengan angket kebutuhan yang telah disebar. Sampul dirancang dengan komposisi warna, gambar, dan tulisan yang ditata secara menarik. Variasi warna yang dipilih
adalah warna-warna cerah dengan gambar kartun sebuah keluarga yang disesuaikan dengan judul buku, yaitu Wibi lan Kaluwargane. Sampul belakang
buku Wibi lan Kaluwargane merupakan uraian yang dikemas untuk memberikan gambaran isi dari buku yang disusun peneliti. Lebih jelasnya sampul buku dapat
dilihat pada gambar 4.1 berikut.
Wibi lan Kaluwargane Seri Pendidikan Karakter dalam Keluarga
60 61
Kaluwarga iku
punjere sakabehane
perkara, kaluwarga uga bisa nemtuake wateke bocah. Minangka wong tuwa kang wigati marang
anak, kudu ngerti apa kang dadi kesenengan lan kaluwihane anak. Nalika wis ngerti banjur wong
tuwo bisa nemtuake kepriye anggone ndhidhik anak kanthi bener. Buku Wibi lan Kaluwargane
bisa dadi salah sawijine cara kanggo mbentuk wateke bocah lan ndhidhik kanthi alus babagan
nilai karakter lantaran crita.
Gambar 4.1 Sampul Prototipe Buku
Bagian pendahuluan yang lain adalah halaman judul dan halaman hak cipta. Halaman hak cipta berisi judul, penulis buku, editor, ilustrator, penerbit, dan
tahun cetakan. Bagian pendahuluan selanjutnya adalah kata pengantar. Kata pengantar berisi ucapan terimakasih, kelebihan dan kekurangan buku. Daftar isi
berisi struktur buku secara lengkap yang memberikan gambaran tentang isi buku secara umum. Bagian pendahuluan secara jelas dapat dilihat pada gambar 4.2,
gambar 4.3, gambar 4.4, dan gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.2 Halaman Judul Gambar 4.3 Halaman Hak Cipta
Gambar 4.4 Daftar Isi Gambar 4.5 Kata Pengantar
4.1.3 Isi
Sesuai dengan simpulan angket kebutuhan yang telas disebar, peneliti menyusun isi buku sebagai berikut. Buku ini menceritakan tentang seorang anak
yang bernama Wibi dengan masalah-masalah yang dihadapinya ketika berada di rumah. Cerita berkisar tentang Wibi dan keluarganya. Isi cerita dalam buku Wibi
lan Kaluwargane menggunakan bahasa Jawa ngoko dengan alasan agar anak mudah memahami, karena bahasa Jawa ngoko adalah bahasa yang sering
digunakan oleh anak. Buku Wibi lan Kaluwargane berisi 10 cerita anak berbahasa Jawa yang masing-masing judulnya saling berkaitan. Hal tersebut bertujuan agar
anak mudah memahami seluruh cerita dalam buku tersebut. Sepuluh cerita di dalam buku tersebut mengandung nilai-nilai karakter dalam lingkungan keluarga.
Setiap cerita disisipi dengan nilai karakter. Nilai tersebut ditampilkan secara eksplisit di setiap akhir cerita. Contoh bentuk simpulan nilai karakter
dengan gambaran sebagai berikut.
Disiplin :
Ora ngulinakake tumindak kang ora prayoga.
Gambar 4.6 Sisipan Nilai Karakter
Kesepuluh cerita tersebut diuraikan sebagai berikut.
a Akibate Melek Wengi
Judul ini menceritakan tentang Wibi yang suka dengan sepak bola. Suatu hari dia ingin menyaksikan pertandingan bola live di tivi. Akan tetapi tayangan
tersebut diputar pukul 02.00 dini hari. Wibi tidak pernah tidur larut malam, ibu selalu mengajarkan untuk disiplin waktu, termasuk waktu tidur. Namun Wibi tetap
saja ingin bangun tengah malam untuk menonton bola. Dia pun menonton hingga larut malam. Paginya dia bangun kesiangan sampai tidak berangkat sekolah. Wibi
menyesal dan berjanji tidak anak mengulanginya lagi. Cerita pada judul ini mengandung nilai karakter disiplin. Nilai tersebut
ditunjukkan pada sikap Wibi yang ingin tidur larut malam, kemudian paginya bangun kesiangan. Anak yang tidak disiplin waktu akan merugi sendiri.
Ilustrasi pada judul Akibate Melek Wengi sebagai berikut.
Gambar 4.7 Ilustrasi Judul 1 b
Sinau Mempeng
Judul ini menceritakan Wibi yang sedih karena mendapat nilai jelek dalam pelajaran IPA. Dia sempat sakit dan ketinggalan pelajaran. Ibu memberi nasihat
kepada Wibi agar dia belajar sungguh-sungguh dan mengejar pelajaran yang tertinggal. Wibi pun termotivasi dan lebih banyak meluangkan waktu untuk
belajar. Bukan hanya belajar sendirian di kamar, terkadang dia juga mengundang teman-temannya untuk belajar bersama di rumah. Akhirnya nilai Wibi pun naik.
Wibi senang sekali karena usahanya belajar giat mendapatkan hasil yang memuaskan.
Cerita tersebut mengandung nilai kerja keras, nilai tersebut ditunjukkan dengan kesungguhan Wibi dalam belajar.
Ilustrasi pada judul Sinau Mempeng sebagai berikut.
c PR Saka Ibu
Judul ini menceritakan tentang Wibi yang jarang membersihkan kamar. Suatu hari dia melihat kamarnya penuh dengan sampah kertas, debu, serta hewan-
Gambar 4.8 Ilustrasi Judul 2
hewan yang tidak diinginkan, seperti semut, tikus, dan kecoa. Dia sangat tidak nyaman dengan keadaan kamarnya. Wibi pun sadar bahwa dirinya jarang
membersihkan kamar. Ibu memberikan tugas kepada Wibi untuk membersihkan kamarnya. Wibi pun membersihkan kamar, dan akhirnya kamarnya telah rapi dan
terbebas dari hewan-hewan yang tidak diinginkan. Cerita tersebut mengandung nilai peduli lingkungan. Nilai tersebut
mengajarkan pada anak agar mau merawat dan memperhatikan lingkungan sekitar.
Ilustrasi pada Judul PR saka Ibu sebagai berikut.
Gambar 4.9 Ilustrasi Judul 3 d
Bukune Mbak Sekar
Judul ini menceritakan Wibi yang sedang makan. Kemudian tidak sengaja dia menumpahkan air dalam gelas ke bukunya Mbak Sekar yang ada disebelah
gelasnya. Wibi merasa takut kalau kakaknya marah akhirnya dia menyembunyikan buku tersebut di kamarnya. Mbak Sekar mencari buku itu
kemana-mana tapi tika ketakutan. Biam teringat kata Bu guru, bahwa orang yang berbohong akan mendapat dosa dan celaka di kemudian hari. Akhirnya Wibi
mengaku dan menyerahkan buku tersebut kepada Mbak Sekar. Mbak Sekar pun memaafkan dan menghargai kejujuran Wibi.
Cerita tersebut mengandung nilai karakter jujur. Kejujuran sangat penting ditanamkan sejak dini, karena akan menjadi sebuah kebiasaan ketika dewasa.
Ilustrasi pada judul Bukune Mbak Sekar sebagai berikut.
Gambar 4.10 Ilustrasi Judul 4 e
Nalika Bapak lan Ibu Tindak
Judul ini menceritakan tentang Wibi dan Mbak Sekar yang ditinggal Bapak dan Ibu pergi menjenguk nenek yang sedang sakit. Mereka berdua mampu
melakukan pekerjaan rumah tanpa bantuan Bapak dan Ibu. Mulai dari memasak sampai membersihkan rumah. Sorenya ketika Bapak dan Ibu pulang, rumah
sudah bersih dan semua pekerjaan rumah sudah terselesaikan. Cerita tersebut mengandung nilai karakter mandiri. Nilai tersebut terletak
pada kemampuan Wibi dan Mbak Sekar yang mampu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa bantuan dari orang tua.
Ilustrasi pada judul Nalika Bapak lan Ibu Tindak sebagai berikut.
Gambar 4.11 Ilustrasi Judul 5 f
Dolanan Jawa
Judul ini menceritkan ketika suatu ketika Wibi mendapatkan PR bahasa Jawa tentang dolanan Jawa. Setiap siswa disuruh mencari satu dolanan Jawa.
Semua orang di rumah tidak bisa menjawab, Wibi bingung. Akhirnya ketika nenek Wibi datang kerumah, nenek menceritakan tentang Gobag Sodor kepada
Wibi. Wibi senang karena telah mendapatkan ilmu dan ia dapat mengerjakan PRnya.
Cerita di atas mengandung nilai karakter cinta tanah air. Permainan Jawa dolanan Jawa adalah salah satu kebudayaan yang harus dilestarikan.
Melestarikan kebudayaan merupakan wujud dari cinta tanah air. Ilustrasi pada judul Sinau Basa Krama sebagai berikut.
g Wayang Kerdhus
Gambar 4.12 Ilustrasi Judul 6
Judul ini menceritakan Wibi yang ingin memiliki wayang-wayangan. Karena dia tidak tahu dimana orang yang menjual wayang, akhirnya Wibi
membuat wayang-wayangan sendiri menggunakan bahan dasar kardus. Wibi mengumpulkan peralatan seperti kardus bekas, kertas karton, lem, benang, pensil,
kayu kecil, serta gunting. Dia membuat wayang dengan tokoh Puntadewa. Akhirnya Wibi berhasil membuat wayang tanpa mengeluarkan uang yang banyak
dan dia puas dengan hasil yang dia kerjakan. Cerita tersebut mengandung nilai karakter kreatif. Anak yang kreatif
adalah anak yang mampu mengembangkan ide dari sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa.
Ilustrasi pada judul Wayang Kerdhus sebagai berikut.
Gambar 4.13 Ilustrasi Judul 7 h
Senajan Prei Tetep Sinau
Judul ini menceritakan ketika Wibi libur sekolah. Dia kedatangan sepupunya yang bernama Bayu. Bayu mengajaknya bermain, mulai dari mobil-
mobilan, wayang, sampai sepak bola. Hampir sepanjang hari mereka bermain. Wibi merasa sudah terlalu lama bermain, akhirnya dia menolak untuk bermain
lagi dan memilih untuk belajar, walaupun hanya sebentar. Wibi sadar bahwa
kewajiban seorang anak adalah belajar bukan bermain. Akhirnya Bayu pun ikut belajar bersama.
Cerita tersebut mengandung nilai tanggung Jawab. Seorang anak hendaknya dikenalkan dengan tanggung jawabnya sejak dini. Tanggung jawab
pada cerita ini terletak pada sikap bayu yang mau meluangkan waktu untuk belajar di saat liburan sekolah.
Ilustrasi pada judul Senajan Peri Tetep Sinau sebagai berikut.
Gambar 4.14 Ilustrasi Judul 8 i
Klambi kanggo Korban Rob
Judul ini menceritakan ketika Wibi mengetahui bahwa dia memiliki banyak pakaian yang sudah tidak terpakai. Dia bingung pakaian tersebut mau
diapakan. Wibi teringat korban banjir yang berada tidak jauh dari rumahnya. Dia pun berinisiatif untuk menyumbangkan baju-baju tersebut kepada korban banjir,
begitu juga dengan Mbak Sekar. Akhirnya mereka berdua menyumbangkan beberapa kardus baju, Wibi dan Mbak Sekar senang bisa membantu sesama yang
sedang tekena musibah.
Cerita di atas mengandung nilai peduli sosial, yang terletak pada keinginan Wibi dan Mbak Sekar untuk menyumbangkan baju-baju mereka yang sudah tidak
dipakai. Ilustrasi pada judul Klambi kanggo Korban Rob sebagai berikut.
Gambar 4.15 Ilustrasi Judul 9 j
Gawe Perpustakaan
Judul ini menceritakan ketika Wibi memperoleh rengking satu. Ibu sudah berjanji akan membelikan apa saja yang Wibi inginkan. Karena Wibi anak yang
suka membaca, dia pun meminta beberapa buku sebagai hadiahnya. Wibi bisa memperoleh rengking satu dengan belajar dan banyak membaca, sehingga tidak
heran jika pengetahuannya sangat luas. Wibi bermaksud mengumpulkan buku- bukunya sejak kelas satu. Dia ingin membuat perpustakaan, dengan memiliki
perpustakaan sendiri dia bisa dengan puas membaca. Cerita tersebut mengandung nilai karakter gemar membaca. Hal tersebut
ditunjukkan dengan keberhasilan Wibi memperoleh rengking satu dengan rajin membeca, dan karena kecintaannya pada buku dia pun mulai mengoleksi dalam
perpustakaan kecilnya.
Ilustrasi pada judul Gawe Perpustakaan sebagai berikut.
Gambar 4.16 Ilustrasi Judul 10
4.1.4 Penyudah