2.3 Defenisi Anestesi Lokal
Istilah anestesi berasal dari bahasa Yunani yaitu an = tidak, tanpa; aesthetos = persepsi, kemampuan untuk merasa. Secara umum anestesi adalah hilangnya semua
bentuk sensasi termasuk sakit, sentuhan, persepsi temperatur, tekanan dan dapat disertai dengan terganggunya fungsi motorik ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya. Anestesi lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara
lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf. Pemberian anestesi lokal pada batang saraf menyebabkan paralisis
sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya. Paralisis saraf oleh anestetik lokal bersifat reversibel, tanpa merusak serabut atau sel saraf.
11
Menurut Surjadi K, anestesi lokal ialah obat yang menghasilkan blokade konduksi sementara terhadap
rangsang transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestesi lokal setelah keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara
spontan dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan struktur saraf.
2
Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi sementara termasuk nyeri pada salah satu bagian tubuh yang dihasilkan oleh agen topikal-diterapkan atau disuntikkan tanpa
menekan tingkat kesadaran.
13
Larutan anestesi lokal yang ideal sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen, memiliki batas
keamanan yang luas, mula kerja harus sesingkat mungkin, durasi kerja harus cukup lama, larut dalam air, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.
6,11,12
2.4 Jenis obat anestesi lokal
Berikut ini merupakan pembagian anestesi lokal secara garis besar, yaitu: I. Golongan obat anestesi lokal berdasarkan senyawa kimia dapat dibagi menjadi
dua golongan, yaitu golongan ester dan golongan amida. a. Golongan Ester
Golongan ester merupakan golongan yang mudah terhidrolisis sehingga waktu kerjanya cepat hilang. Golongan ester -CO- yaitu:
2
Universitas Sumatera Utara
1. Kokain 2. Benzokain ametikain
3. Prokain novokain 4. Tetrakain pontokain
5. Kloroprokain nesakain b. Golongan Amida
Golongan Amida merupakan golongan yang tidak mudah terhidrolisis sehingga waktu kerjanya lama. Berikut ini merupakan pembagian jenis anestesi lokal
berdasarkan golongan amida -NCH-:
2
1. Lidokain xylokain, lignokain 2. Mepivakain karbokain
3. Prilokain sitanes 4. Bupivakain markain
5. Etidokain duranes 6. Artikain
7. Dibukain nuperkain 8. Ropivakain naropin
9. Levobupivakain chirocaine. Perbedaan senyawa kimia ini direfleksikan dalam perbedaan tempat
metabolisme, dimana golongan ester terutama dimetabolisme oleh enzim pseudo- kolinesterase di plasma sedangkan golongan amide terutama melalui degradasi
enzimatis di hati.
6
II. Klasifikasi anestesi lokal berdasarkan potensi dan lama kerja dibagi menjadi 3 group, yaitu:
14
a. Group I memiliki potensi lemah dengan lama kerja singkat Short – Acting Contoh : Prokain dan kloroprokain.
b. Group II memiliki potensi dan lama kerja sedang Medium – Acting Contoh : Lidokain, mepivakain dan prilokain.
c. Group III memiliki potensi kuat dengan lama kerja panjang Long – Acting
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Tetrakain, bupivakain dan etidokain. III. Klasifikasi anestesi lokal berdasarkan mula kerjanya, dapat dibagi menjadi:
a. Mula kerja relatif cepat Contoh : Kloroprokain, lidokain, mepivakain, prilokain dan etidokain.
b. Mula kerja sedang Contoh : Bupivakain
c. Mula kerja lambat Contoh : Prokain dan tetrakain
Obat-obat anestesi lokal terdiri dari: 1. Kokain
Merupakan zat anestesi lokal yang didapat dari alam. Saat ini penggunaan kokain sudah mulai jarang karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergi, iritasi
jaringan, kestabilan larutan dalam air rendah dan dapat menyebabkan kecanduan berat. Pemakaiannya terbatas pada anestesi topikal pada bidang THT dan bidang
kedokteran mata.
1,11,15
2. Prokain Merupakan zat anestetik sintesis. Selama lebih dari 50 tahun prokain merupakan
obat terpilih untuk anestesi lokal. Namun sekarang penggunaan prokain kurang diminati lagi, disebabkan masa kerjanya yang singkat dan daya penetrasinya yang
kurang baik. Prokain dijadikan sebagai standar bagi anestesi lokal lainnya. Prokain banyak digunakan pada anestesi infiltrasi, blok saraf, anestesi intravaskular dan
anestesi epidural.
1,11,15
3. Tetrakain Merupakan turunan prokain. Kekuatannya 10 kali lebih kuat dari prokain, masa
anestesinya lebih panjang dan tetrakain dapat digunakan dengan aman. Dengan zat anestetik ini para ahli anestesi dapat memperoleh anestesi spinal yang aman dan bisa
diramalkan sebelumnya. Tetrakain digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf, anestesi topikal, epidural dan spinal.
1,11,15
Universitas Sumatera Utara
4. Lignokain Lidokain Lidokain adalah derivat yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran
gigi. Lidokain dapat menimbulkan anestesi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan
lebih ekstensif daripada prokain.
1,11,15
Penambahan vasokonstriktor pada larutan lignokain 2 akan dapat menambah durasi anastesi pulpa dari 5-10 menit menjadi 1-1,5 jam menjadi 3-4 jam. Jadi, obat
ini sering dikombinasikan dengan adrenalin 1:80.000 atau 1:100.000. Lidokain
selain digunakan untuk anestesi infiltrasi atau regional juga dapat digunakan sebagai agen anestesi topikal. Untuk tujuan inilah, lidokain dipasarkan baik dalam bentuk
agar viskous 2 atau salep 5 atau semprotan cair 10.
1
5. Mepivakain Carbocaine Mepivakain termasuk derivat amida yang sifat farmakologinya mirip lidokain.
Dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan untuk anastesi infiltrasi atau regional namun kurang efektif bila digunakan untuk anastesi topikal.
Mepivakain dapat menimbulkan vasokonstriksi yang lebih ringan daripada lignokain tetapi biasanya mepivakain digunakan dalam bentuk larutan dengan penambahan
adrenalin 1:80.000.
1
Mepivakain digunakan untuk anestesi infiltrasi, blokade saraf regional dan anestesi spinal.
11
Mepivakain kadang-kadang dipasarkan dalam bentuk larutan 3 tanpa penambahan vasokonstriktor, untuk mendapatkan kedalaman dan durasi anastesi pada
pasien tertentu dimana pemakaian vasokontriktor merupakan kontraindikasi. Larutan seperti ini dapat menimbulkan anastesi pulpa yang berlangsung antara 20-40 menit
dan anastesi jaringan lunak berdurasi 2-4 jam.
1
6. Artikain Artikain memiliki cincin thiophene sebagai pengganti ikatan benzene, yang
berperan dalam meningkatkan liposolubilitas atau kelarutan yang tinggi terhadap lemak. Hal ini sangat penting, sebab semakin tinggi solubilitas suatu zat terhadap
lemak, maka semakin tinggi pula potensi dan kemampuan difusi zat tersebut pada daerah terinjeksi dan zat tersebut memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk
menembus membran lipid dari epineuria.
6
Universitas Sumatera Utara
7. Prilokain Prilokain merupakan derivat amida yang mempunyai formula kimia dan
farmakologinya mirip dengan lidokain dan mepivakain, tetapi awal kerja dan masa kerjanya lebih lama daripada lidokain.
11
Prilokain umumnya dipasarkan dalam bentuk garam hidroklorida dengan nama dagang citanest dan dapat digunakan untuk anastesi
infiltrasi dan regional. Namun prilokain biasanya tidak dapat digunakan untuk anestesi topikal.
1,15
Prilokain biasanya menimbulkan aksi yang lebih cepat daripada lidokain namun anastesi yang ditimbulkan tidaklah terlalu dalam. Prilokain juga kurang mempunyai
efek vasodilator bila dibanding dengan lidokain dan biasanya termetabolisme dengan lebih cepat.
1
8. Bupivakain Merupakan turunan dari mepivakain dengan kekuatan 3 kali lebih kuat. Masa
kerjanya panjang sehingga digunakan untuk operasi yang membutuhkan waktu yang lama. Digunakan untuk anestesi infiltrasi, epidural dan spinal.
1
9. Etidokain Merupakan zat anestetik lokal yang terbaru. Kekuatan 4 kali lidokain. Zat
anestetik ini masa kerjanya panjang dan digunakan untuk anestesi epidural.
1
2.5 Dosis Maksimum Pemberian Anastesi Lokal