Khasanah, 2014. Kompleksitas dalam pemerintahan dapat diartikan sebagai kondisi dimana terdapat beragam faktor dengan karakteristik berbeda-beda yang
mempengaruhi pemerintahan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semakin kompleks suatu pemerintahan dalam menjalankan kegiatan akan
menyebabkan semakin besar tingkat pengungkapan yang dilakukan. Semakin kompleks pemerintahan dibutuhkan pengungkapan yang lebih besar untuk
membantu pembaca laporan keuangan memahami kompleksitas kegiatan yang dilakukan pemerintah Hilmi, 2011
Hilmi 2011
mendefinisikan kompleksitas
pemerintahan dengan
menggunakan jumlah penduduk dan jumlah SKPD. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model kompleksitas yang mengacu pada penelitian Hilmi 2011
dengan menambahkan satu variabel baru yaitu ukuran legislatif yang diproksikan dengan jumlah anggota DPRD, namun tidak menggunakan jumlah penduduk.
2.6.1 Jumlah SKPD
Pada struktur pemerintahan daerah, pembagian departemen fungsional atau submit disebut dengan satuan kerja perangkat daerah Syafitri, 2012. Menurut
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, SKPD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaranpengguna barang. Sebagai pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintah daerah sekaligus pemegang
kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah, Kepala Daerah, selanjutnya melimpahkan kekuasaannya tersebut untuk dilaksanakan oleh kepala satuan kerja
pengelolaan keuangan daerah dan dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah SKPD selaku pejabat pengguna anggaranpengguna barang di bawah
koordinasi sekretaris daerah. Pembuatan laporan keuangan yang dilakukan masing-masing SKPD akan dikonsolidasikan oleh SKPKD untuk menjadi
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah baik Pemerintah ProvinsiKotaKabupaten Khasanah, 2014.
Dengan menggunakan jumlah dari departemen fungsional yang ada sebagai proksi dari diferensiasi fungsional, Patrick 2007 menemukan bahwa pemerintah
daerah di Pennsylvania dengan tingkat diferensiasi fungsional yang lebih tinggi akan cenderung untuk lebih mengadopsi GASB 34 dibandingkan dengan yang
tingkat diferensiasi fungsionalnya rendah, sedangkan Hilmi 2011 tidak menemukan pengaruh antara jumlah SKPD dengan tingkat pengungkapan wajib
LKPD. Peneliti mencoba menggunakan jumlah SKPD sebagai salah satu proksi
untuk menjelaskan kompleksitas. Jumlah SKPD menggambarkan jumlah urusan yang menjadi prioritas pemerintah daerah dalam membangun daerah. Semakin
banyak urusan yang menjadi prioritas pemerintah daerah maka semakin kompleks pemerintahan tersebut melakukan kegiatannya. Semakin besar SKPD yang
dimiliki berarti semakin kompleks pemerintahan tersebut. Semakin kompleks pemerintahan maka semakin besar tingkat pengungkapan yang dilakukan.
2.6.2 Ukuran Legislatif