Ukuran Pemda Karakteristik Pemerintah

Penelitian terbaru dilakukan Syafitri 2012 yang meneliti tentang pengaruh karakteristik daerah terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan, dimana karakteristik daerah dijelaskan melalui struktur organisasi dan lingkungan eksternal. Struktur organisasi dijelaskan lebih lanjut melalui ukuran pemerintah daerah, ukuran legislatif, umur administratif pemerintah daerah, kekayaan pemerintah daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan daerah. Sementara untuk lingkungan eksternal menggunakan pembiayaan utang dan intergovernmental revenue. Penelitian ini menggunakan model karakteristik pemerintah yang di gambarkan dengan, ukuran pemda, intergovernmental revenue dan rasio kemandirian daerah.

2.5.1 Ukuran Pemda

Ukuran suatu entitas adalah skala dimana entitas tersebut dapat dikelompokan berdasar besar kecilnya dengan beberapa cara tolok ukur. Menurut Ferry dan Jones dalam Hartono 2014, tolak ukur yang bisa dijadikan dasar ukuran untuk menunjukkan besar kecilnya perusahaan antara lain: total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan total aktiva. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak Nirmala, 2012. Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan mempengaruhi struktur organisasi. Pemerintah daerah yang besar relatif dikenal oleh publik dan sebagai wujud dari akuntabilitas publik salah satunya adalah melalui pengungkapan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan Lesmana, 2010. Semakin besar jumlah aset maka semakin besar sumber daya yang bisa digunakan untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar Hilmi, 2011. Kabupaten atau Kota dengan total aset yang lebih besar akan lebih kompleks dalam menjaga dan mengelola asetnya. Konsekuensinya, pemerintah daerah perlu mengungkapkan lebih lanjut tentang daftar aset yang dimiliki, pemeliharaan beserta pengelolaannya Suhardjanto, 2010, sehingga hal tersebut akan mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pengungkapan yang lebih tinggi dan sesuai dengan pengungkapan wajib berdasarkan standar akuntasnsi. Nilai aset dalam pemerintahan suatu daerah bisa dilihat dari jumlah aset dalam neraca pemerintah daerah tersebut. Telah banyak studi yang mendukung pernyataan bahwa ukuran sebuah organisasi akan secara signifikan mempengaruhi struktur organisasi, dimana organisasi besar cenderung lebih banyak memiliki aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil, Yulianingtyas 2010 dalam Khasanah 2014. Dengan adanya ukuran yang besar, pemerintah memiliki kewajiban untuk meningkatkan akuntabilitas. Akuntabilitas dapat ditunjukkan secara tidak langsung dengan perubahan kinerja keuangan kearah yang lebih baik. Dengan begitu diharapkan bahwa semakin baik kinerja suatu pemerintah daerah maka akan diimbangi dengan pelaporan keuangan yang baik, termasuk melakukan pengungkapan wajib laporan keuangan pemerintah daerah.

2.5.2 Kemandirian Daerah

Dokumen yang terkait

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Provinsi Papua Barat)

0 8 15

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

2 23 65

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran)

1 17 126

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAHAN TERHADAP AUDIT DELAY LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 2 18

PENGARUH JUMLAH TEMUAN AUDIT ATAS SPI DAN JUMLAH TEMUAN AUDIT ATAS KEPATUHAN TERHADAP OPINI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATENKOTA DI ACEH

0 0 11

TINGKAT KETERGANTUNGAN, KOMPLEKSITAS PEMERINTAH, DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 1 23

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL (Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul DIY)

7 34 18

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 17

PENGARUH KARAKTERISTIK AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH YEDIEL LASE

0 2 27