37
3.3.2.4 Arahan Kebijakan Pengembangan Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor
3.3.2.4.1. Spasial Pengembangan Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan untuk merumuskan arahan pengembangan permukiman pada kawasan rawan longsor adalah:
1. Merumuskan zona peruntukan lahan untuk permukiman a. Analisis GIS model tingkat bahaya longsor peta tingkat bahaya longsor
lokasi penelitian b. Analisis GIS model tingkat kesesuaian lahan untuk permukiman Teknik
Pengumpulan Data Analisis Kesesuaian Lahan untuk Permukiman menurut USDA 1971: Lampiran 2; hal. 134.
c. Analisis GIS batas administrasi kecamatan peta administrasi lokasi penelitian
2. Merumuskan kondisi eksisting permukiman pada setiap zona peruntukan lahan untuk permukiman
a. Hasil analisis tumpangsusun overlay peta tingkat bahaya longsor dengan peta kesesuaian lahan untuk permukiman lokasi penelitian dan peta sebaran
tutupan lahan untuk permukiman tahun 2006 b. Analisis GIS batas administrasi kecamatan peta administrasi lokasi
penelitian c. Analisis Matrix dengan ERDAS 8.6 dan GIS Arc View 3.3 untuk
menentukan luasan zona peruntukan lahan dan kondisi luasan permukiman pada setiap zona peruntukan lahan secara keseluruhan dan per kecamatan di
lokasi penelitian 3.3.2.4.2. Arahan Kebijakan Pengembangan Permukiman pada Kawasan
Rawan Longsor
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan untuk merumuskan arahan kebijakan pengembangan permukiman pada kawasan rawan longsor dilakukan
melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan diskusi pada responden yang telah ditentukan. Data primer yang digunakan adalah data-data hasil penelitian
yang telah dilakukan, yaitu data-data perumusan zonasi tingkat bahaya longsor, dinamika permukiman pada kawasan rawan longsor, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan tutupan lahan menjadi lahan permukiman pada kawasan rawan longsor.
38 Merumuskan prioritas arahan kebijakan pengembangan permukiman pada
kawasan rawan longsor, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, diskusi, dan kuesioner dengan:
1. Masyarakat pengguna lahan PEMILIK, GARAP, SEWA, PRA b. Kelompok pakarahliLSM Perguruan Tinggi, LSM Lingkungan
c. Pemerintah kota Dinas Tata Ruang, BAPEDA d. LKAAM
e. Swastapengembang 3.3.3. Teknik Analisis Data
3.3.3.1. Meneliti Tingkat Bahaya Longsor 3.3.3.1.1. Tingkat Bahaya Longsor Model MAFF-Japan