Tingkat Bahaya Longsor Model MAFF-Japan Zain, 2002

32 spasial melalui penggunaan peta-peta yang berkaitan dengan karakteristik fisik lahan dan 2 analisis primer data ruang, yaitu analisis yang dilakukan melalui penyelidikan langsung ke lapang, melalui pengambilan data tanah dan data lahan, yang kemudian di analisis secara spasial. Rekomendasi hasil penelitian tingkat bahaya longsor melalui pendekatan penataan ruang adalah tersusunnya struktur dan pola ruang sesuai tipologi tingkat bahaya longsor Myester, 1997; Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2007.

3.3.2.1.1. Tingkat Bahaya Longsor Model MAFF-Japan Zain, 2002

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data penelitian tingkat bahaya longsor Model MAFF-Japan Zain, 2002 adalah: 1. Perumusan peta penggunaan lahan lokasi penelitian. Rumusan peta penggunaan lahan dilakukan berdasarkan pada interpretasi Citra Landsat 7+ETM tahun 2006 dengan alat analisis ERDAS 8.6. Klasifikasi penggunaan lahan di analisis dengan teknik supervised classification, sehingga dirumuskan enam pola penggunaan lahan sementara, yaitu: 1 hutan, 2 kebun campuran, 3 semak, 4 lahan terbuka, 5 sawah, dan 6 pemukiman. Survei lapang dilakukan untuk mengkoreksi ketepatan dan keakuratan hasil analisis citra dengan GPS, sehingga dihasilkan pola penggunaan lahan yang tepat dan akurat untuk dijadikan sebagai peta penggunaan lahan lokasi penelitian. Untuk mengeluarkan data atribut-nya di analisis melalui tools Vector raster to vector dan di analisis lanjut dengan GIS Arc View 3.3. Menurut Suwedi et al. 2006 proses pengolahan citra mengunakan perangkat analisis ERDAS 8.6, yang mencakup: 1 koreksi radiometrik guna meminimalkan pengaruh tutupan awan, 2 koreksi geometrik untuk standarisasi citra ke dalam standar geodetik peta rupa bumi, 3 interpretasi dan klasifikasi jenis tutupan lahan, dan 4 konversi data citra ke dalam format vektor. Dari data yang sudah diperoleh dilakukan analisis dan simulasi model dengan perangkat analisis Arc View 3.3. 2. Peta Bentuklahan Kota Padang skala 1:50.000 tahun 2005 Bappeda Kota Padang di analisis dengan GIS Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut- nya. 33 3. Peta Jenis Tanah Lokasi Penelitian skala 1:50.000 tahun 2005 Bappeda Kota Padang di analisis dengan GIS Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut- nya. 4. Peta Curah Hujan Kota Padang skala 1:50.000 tahun 2005 BMG Tabing Padang di analisis dengan GIS Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut- nya. 5. Peta Geologi Kota Padang skala 1:50.000 tahun 2005 Bappeda Kota Padang di analisis dengan GIS Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut-nya. 6. Peta Lereng Kota Padang skala 1:50.000 tahun 205 Bappeda Kota Padang di analisis dengan GIS Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut-nya. 7. Peta Administrasi Kota Padang skala 1:50.000 tahun 2005 Bappeda Kota Padang di analisis dengan GIS Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut- nya.

3.3.2.1.2. Tingkat Bahaya Longsor Zuidam dan Concelado 1979