Kondisi Sosial Masyarakat di Lokasi Penelitian

54 bekas longsor dan bekas tambang batu kapur untuk bahan baku semen pengolahan Citra Landsat ETM 7+ tahun 2006. Luas lahan yang digunakan untuk permukiman sampai dengan tahun 2006 adalah seluas 16.608 ha, yang tersebar pada masing-masing wilayah dengan beragam tingkat bahaya longsor. Luas lahan yang digunakan untuk hutan 39.733 ha, semak 2.350 ha, kebun 7.526 ha, sawah 2.085 ha, dan lahan terbuka 1.194 ha Peta Penggunaan Lahan Lokasi Penelitian Tahun 2006: Lampiran 15; hal. 148. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 14. Tabel 14. Tipe Penggunaan Lahan Lokasi Penelitian Tahun 2006 No Tipe Penggunaan Lahan Luas ha 1 Permukiman 16.608 2 Lahan Terbuka 1.174 3 Semak 2.316 4 Kebun Campuran 7.511 5 Hutan 39.424 6 Sawah 2.083 7 Sungai dan Laut 380 Jumlah 69.496 Sumber: Data Primer Penelitian 2008 Penggunaan lahan permukiman dapat dibedakan atas lahan perumahan, lahan perusahaan, lahan industri, dan lahan jasa. Lahan sawah dilokasi penelitian tergolong pada lahan sawah beririgasi teknis. Lahan kebun umumnya digunakan untuk perkebunan rakyat, kebun sayuran, dan kebun campuran. Lahan hutan dapat dibedakan atas hutan primer dan hutan rawa atau hutan bakau magrove.

4.3. Kondisi Sosial Masyarakat di Lokasi Penelitian

Jumlah penduduk di lokasi penelitian sebanyak 821.840 jiwa yang menyebar di 11 kecamatan dengan jumlah kepala keluarga KK 159.891 KK atau 5,14 jiwa tiap KK. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 2,04 dan kepadatan penduduk 11,83 jiwaha atau 118,3 jiwakm 2 . Penduduk tenaga kerja produktif 10-55 tahun sebanyak 574.745 jiwa. Penduduk yang berusia kurang dari 10 tahun sebanyak 158.616 jiwa dan yang berusia lebih dari 55 tahun sebanyak 62.478 jiwa. Dengan keadaan ini, tingkat ketergantungan yaitu jumlah penduduk tidak produktif di bagi dengan penduduk produktif, sebesar 221.094574.745 = 0,39. Artinya, setiap 100 orang penduduk produktif mempunyai tanggungan 39 orang. Mata pencaharian penduduk pada tahun 2005 dapat dibedakan atas: 1 pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan, 2 pertambangan dan 55 penggalian, 3 industri, 4 listrik dan gas, 5 konstruksi, 6 perdagangan, hotel, dan rumah makan, 7 komunikasi dan transportasi, 8 keuangan, 9 jasa, dan 10 lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 15. Tabel 15. Struktur Mata Pencaharian Penduduk Kota Padang Jumlah Penduduk No Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan Perikanan 5,59 2,79 4,65 2 Pertambangan dan Penggalian 1,10 0,28 0,38 3 Industri 9,83 5,35 8,33 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,28 0,00 0,19 5 Konstruksi 14,57 0,56 9,88 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 27,87 37,64 31,14 7 Komunikasi dan Transportasi 16,18 3,32 11,88 8 Keuangan 3,37 3,10 3,28 9 Jasa-jasa 20,64 46,73 29,37 10 Lainnya 0,57 0,23 0,45 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Padang 2005 Penduduk yang bekerja pada bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan adalah sebesar 4,65, bidang pertambangan dan penggalian sebesar 0,38, bidang industri sebesar 8,33, bidang listrik, gas, dan air bersih sebesar 0,19, bidang konstruksi sebesar 9,88, bidang perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 31,14, bidang komunikasi dan transportasi sebesar 11,88, bidang keuangan sebesar 3,28, bidang jasa-jasa sebesar 29,37, dan bidang lainnya sebesar 0,45. Berkaitan dengan bidang pertanian dipandang sangat penting karena berhubungan dengan pengelolaan lahan. Persentase masyarakat dan hubungannya dengan pemanfaatan lahan dapat di lihat pada Tabel 16. Tabel 16. Persentase Masyarakat dan Hubungannya dengan Pemanfaatan Lahan Kecamatan KKP PRA PEMILIK GARAP SEWA Bungus Teluk Kabung 51,7342 81,5934 29,4815 23,2143 28,5199 Lubuk Kilangan 14,0972 58,5416 45,4365 7,0238 7,0734 Lubuk Begalung 13,8514 45,6040 29,6815 10,1311 3,7202 Padang Selatan 28,2111 67,4721 32,2762 27,3702 0,8408 Padang Timur 0,0000 4,0480 0,0000 0,0000 0,0000 Padang Barat 0,0000 1,3752 0,0000 0,0000 0,0000 Padang Utara 0,7917 16,0570 1,2600 0,5520 0,2397 Nanggalo 62,0313 49,7798 63,8281 50,3622 11,6690 Kuranji 42,6989 51,9460 54,9112 35,4901 7,2088 Pauh 49,4104 49,7327 35,0000 24,1903 25,2201 Koto Tangah 23,7306 26,1967 33,2643 16,7330 6,9976 Rata-Rata 26,0506 41,1224 29,5581 17,7333 8,31722 Sumber : BPS Kota Padang 2005 56 Persentase keluarga petani KKP di Kota Padang adalah 26,05 dari jumlah kepala keluarga KK dan jumlah keluarga prasejahtera 41,12. Persentase pemilik lahan PEMILIK di Kota Padang hanya berkisar pada 29,55, persentase pemilik lahan sekaligus penggarap lahan GARAP adalah 17.73, dan persentase penggarappenyewa lahan SEWA adalah sekitar 8,32. Dengan kondisi tersebut, maka interaksi antara masyarakat dengan lahan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat besar sekali. Hal ini sangat berbahaya kalau tidak diikuti dengan cara pengelolaan lahan yang benar, terutama pada daerah berlereng, karena bisa memicu terjadinya longsor pada daerah tersebut. 57

V. HASIL DAN PEMBAHASAN