yang diajarkan dalam pembelajaran tema Cita-citaku pada muatan IPS melalui pendekatan saintifik dengan model Discovery Learning berbasis media
Audiovisual. Adapun kompetensi dasar yang akan diteliti dalam pembelajaran tema
Cita-citaku pada muatan IPS melalui pendekatan saintifik dengan model Discovery Learning dengan media audiovisual yaitu 4.5 Menceritakan manusia
dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dengan indikator kompetensi keterampilan siswa sebagai berikut:
a. menjelaskan hubungan kondisi geografis dengan mata pencaharian siklus I
b. Menjelaskan interaksi manusia dengan budaya setempat Siklus II
c. Menuliskan buah yang dihasilkan tempat tinggal beserta manfaatnya Siklus
III
2.1.4. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
2.1.4.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Permendikbud 2013 menjelaskan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang
mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya. Puskur 2007 mengartikan IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
Somantri 2001:73 perbedaan antara Ilmu-ilmu Sosial Social Science dengan pendidikan IPS Social Studies bukanlah perbedaan yang prinsipil,
melainkan hanya perbedaan gradual. Menurutnya Ilmu-ilmu sosial diorganisasikan secara sistematis dan dibangun melalui penyelidikan ilmiah dan
penelitian yang sudah direncanakan, sedangkan IPS terdiri atas bahan pilihan yang sudah disederhanakan dan diorganisasikan secara psikologis dan ilmiah
untuk kepentingan tujuan pendidikan. Lebih jelasnya Somantri 2001 mendefinisikan pendidikan IPS sebagai berikut : ”suatu penyederhanaan disiplin
atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologis, filsafat, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan” Somantri, 2001:44. Menurut Mulyono dalam Hidayati, 2008: 1.7, IPS merupakan suatu
pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi
budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Menurut Saidiharjo dalam Taneo, 2008: 1.8, IPS merupakan hasil
kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran
tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial IPS.
Menurut standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SDMI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwaIlmu
Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SDMISDLB sampai SMPMTsSMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SDMI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta
warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamisKTSP, 2006:575.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial yang meliputi: sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. IPS terdiri dari berbagai himpunan
pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari realita-realita kehidupan sehari- hari di dalam masyarakat. IPS mengarahkan peserta didik untuk dapat menjadi
warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
2.1.4.2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SDMI
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1 mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2 memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3 memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan; 4 memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan
global KTSP, 2006:575. Nursid Sumaatmadja, dalam Hidayati 2008:1.24 Tujuan pendidikan IPS
adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta
bagi masyarakat dan Negara”. Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik, dalam Hidayati, 2008:1.24-25 merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada
tingkah laku para siswa, yaitu: a.
Pengetahuan dan pemahaman Salah satu fungsi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mentransmisikan
pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide- ide kepada anak.
b. Sikap belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial anak memiliki
kemampuan menyelidiki inkuiri untuk menemukan ide-ide,konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan prespsektif untuk masa yang akan datang.
c. Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dinia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan prespektif. Nilai-nilai sosial
merupakan unsur penting di dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan
berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, mayarakat, dan pribaditingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadap perkembangan
nilai-nilai dan sikap anak. d.
Keterampilan dasar Ilmu Pengetahuan Sosial Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya
mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, megklafikasikan dan
menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat disimpulkan
bahwa tujuan IPS adalah membina anak didik supaya menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan Negara sesuai dengan konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora. Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting bagi manusia,
sehingga IPS termasuk dalam jajaran mata pelajaran wajib bagi dunia pendidikan di Indonesia.
2.1.4.3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Menurut Sadeli, dalam Hidayati 2008: 1.26, Bidang studi IPS merupakan
gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-ilmu Sosial yang dipadukan dan
tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Untuk melihat karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan.
Berikut ini karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampainnya. a.
Materi IPS Menurut Tjokrodikaryo, dalam Hidayati 2008: 1.26, mempelajari IPS pada
hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari
di masyarakat. Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
1 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak
dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
2 Kegiatan manuasia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,
produksi, komunikasi, dan transportasi. 3
Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak lingkungan anak yang terdekat sampai
yang terjauh.
4 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah
yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.
5 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga. Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber
materi IPS sekaligus juga menjadi laboraturiumnya. Pengetahuan konsep,teori- teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan
sekaligus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. b.
Strategi Penyampaian Pengajaran IPS Menurut Mukminan, dalam Hidayati 2008: 1.27, Strategi penyampaian
pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak diri sendiri, keluarga, masyarakattetangga, kota,
region, negara, dan dunia.Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining
Horizon or Expanding Environment Curriculum ”
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala-gejala dan
masalah sosial yang meliputi: sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. IPS terdiri dari berbagai himpunan pengetahuan tentang
kehidupan sosial dan dari realita-realita kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan
lingkungannya. Di dalam IPS, dihimpun semua materi yang berhubungan secara langsung dengan masalah penyusunan dan pengembangan masyarakat serta yang
menyangkut dengan pengembangan pribadi manusia sebagai anggota masyarakat yang berguna.
2.1.5. Model Discovery Learning