Komponen Obyek sikap Sikap

45

1.4 Komponen Obyek sikap

Selain komponen-komponen di atas, sikap juga memiliki komponen obyek sikap, yaitu suatu obyek psikologis yang akan dikenai pengukuran. Turner dan Helms dalam Munandar, 1991 : 54 mengatakan bahwa ada lima faktor internal bagi berkembangnya post power syndrome pada seseorang yang kehilangan jabatan. Dalam penelitian ini kelima faktor tersebut menjadi komponen obyek sikap yang meliputi hal-hal sebagai berikut : a Berkurangnya sumber keuangan atau sumber penghasilan yang terkait dengan jabatan yang semula diemban. b Hilangnya tugas yang berarti. Jabatan memberikan perasaan berarti yang menunjang peningkatan kepercayaan diri seseorang. c Hilangnya kelompok referensi, misalnya kelompok manager, kelompok kepala seksi, dan lain-lain yang memberikan perasaan kebanggan tersendiri. d Hilangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan. Dengan jabatan yang jelas maka seseorang memiliki kerangka pelaksanaan tugas yang jelas dan powerfull, yang berpengaruh terhadap kontak sosial pula. e Berkurangnya harga diri. Dengan bekerja seseorang akan merasa menjadi bagian penting dari institusi. Seseorang akan merasa lebih yakin diri dengan mengemban satu jabatan tertentu, karena diakui kemampuannya. Selain itu, orang tersebut juga merasa puas akan kepemilikan kekuasaan yang terkait dengan jabatan yang diemban. 46 Berdasarkan ciri-ciri yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sikap seseorang terhadap masa pensiun turut dipengaruhi oleh faktor internal yang juga berpengaruh terhadap munculnya gejala post power syndrome, yang ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut : a. Mengkhawatirkan berkurangnya sumber keuangan atau sumber penghasilan yang terkait dengan jabatan yang semula diemban. b. Merasa kehilangan tugas yang berarti. Seperti kehilangan tugas-tugas dan berbagai aktivitas seputar pekerjaan yang selama ini ditekuni. c. Perasaan kehilangan kelompok referensi. Yaitu kelompok-kelompok khusus yang selama ini menjadi bagian dari lingkungan pekerjaan, yang dapat memberikan perasaan kebanggaan tersendiri. d. Hilangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan. Merasa kehilangan kontak dengan dunia sosial, kehilangan akses dengan lingkungan yang selama ini banyak dijumpai dalam dunia pekerjaannya, seperti kehilangan bawahan, rekan kerja dan orang-orang disekitar. e. Berkurangnya penghargaan dari lingkungan. Seperti perasaan sudah tidak dianggap lagi sebagai bagian dari institusi, merasa tidak berguna dan tidak dibutuhkan lagi, merasa kehilangan penghormatan yang selama ini diperoleh dari lingkungan. Ciri-ciri di atas selanjutnya digunakan oleh penulis sebagai dasar dalam penyusunan skala sikap terhadap pensiun. 47

1.5 Pembentukan Sikap