Penelitian Terdahulu Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan di Kecamatan Medan Deli

24 pinggiran yang sebenarnya diperlukan untuk dapat mengimbangi perkembangan wilayah inti. Terjadinya ketimpangan regional menurut Myrdal disebabkan oleh besarnya pengaruh dari backwash effect dibandingkan dengan spread effect di negara-negara terbelakang. Perpindahan modal cenderung meningkatkan ketimpangan regional, permintaan yang meningkat ke wilayah maju akan merangsang investasi yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan yang menyebabkan putaran kedua investasi dan seterusnya, lingkup investasi yang lebih baik pada sentra-sentra pengembangan dapat menciptakan kelangkaan modal di wilayah terbelakang.

2.5 Penelitian Terdahulu

Makmur, dkk 2011 melakukan penelitian yang berjudul Ketimpangan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Desa di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Dari hasil analisis menggunakan koefisien gini gini ratio dapat disimpulkan bahwa ketimpangan yang terjadi di Kecamatan Peukan Bada adalah ketimpangan sedang untuk pekerjaan penduduk sebagai petani dan buruh dan ketimpangan rendah untuk pekerjaan penduduk sebagai pedagang dan pns. apabila dilihat secara keseluruhan sampel diperoleh indeks gini sebesar 0,386, ini artinya pada kabupaten Peukan Bada mempunyai nilai ketimpangan distribusi pendapatannya sedang. Hasyim 2012 melakukan penelitian tentang analisis tingkat ketimpangan pendapatan dan kemiskinan petani padi Studi Kasus: Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan Universitas Sumatera Utara 25 bahwa tingkat ketimpangan petani padi sawah berdasarkan nilai Gini Ratio sebesar 0,32 berada dalam kategori rendah, dan menurut kriteria World Bank juga berada dalam kategori rendah. Sumber pendapatan petani padi sawah di luar usaha tani padi sawah cukup beragam dimana pendapatan dari usaha tani padi sawah memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan yaitu, sebesar 67,56. Tingkat kemiskinan menurut kriteria BPS 2011 tidak terdapat petani padi sawah yang berada pada kategori miskin, dan petani padi sawah yang berada pada kategori miskin menurut UMR 2012 sebanyak 37,21. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ni Kadek Dian Sri Apriliani 2010 yang berjudul Analisis Disparitas Pendapatan di Kawasan Pariwisata, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel sebanyak 98 orang. Teknik analisis yang di yaitu indeks gini berdasarkan definisi geometris. Hasil yang diperoleh menunjukan terjadinya ketimpangan pendapatan antara pekerja pariwisata dan petani sebesar 0,331, diantara petani sebesar 0,111, dan diantara pekerja pariwisata sebesar 0,184. dari hasil-hasil tersebut berarti ketimpangan pendapatanyang terjadi di kecamatan kuta termasuk ketimpangan rendah. Halim, dkk 2010 juga melakukan penelitian dengan judul Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber pendapatan petani kopi arabika cukup beragam dimana pendapatan dari usaha tani kopi arabika memberikan kontribusi sebesar 65,68 terhadap total pendapatan petani. Tingkat ketimpangan pendapatan petani kopi arabika Universitas Sumatera Utara 26 berdasarkan nilai gini ratio sebesar 0,36 berada dalam kategori menengah, sedangkan menurut kriteria World Bank berada dalam kategori rendah. Selain itu, jumlah petani kopi arabika miskin menurut Sajogyo 1988 sebanyak 21,43, sedangkan menurut BPS 2010 sebanyak 16,67.

2.6 Kerangka Konseptual