12 3.
Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa Bila kegiatan perdagangan kurang lancar maka proses penyamaan harga faktor
produksi Factor Price Equilization akan terganggu. Akibatnya penyebaran proses pembangunan akan terhambat dan ketimpangan pembangunan antar
wilayah akan cenderun menjadi tinggi. 4.
Perbedaan konsentrasi kegiatan ekonomi daerah Perbedaan konsentrasi kegiatan ekonomi antar daerah yang cukup tinggi akan
cenderung mendorong meningkatnya ketimpangan pembangunan antar daerah karena proses pembangunan daerah akan lebih cepat pada daerah dengan
konsentrasi kegiatan ekonomi yang lebih tinggi. 5.
Alokasi dana pembangunan antar daerah Dana bantuan pembangunan daerah merupakan salah satu sumber keuangan
untuk melakukan pembangunan daerah. Pada dasarnya dalam melaksanakan pembangunan diperlukan sumber dana. Pada dasarnya dalam melaksanakan
pembangunan diperlukan sumber dana. Untuk mencapai keberhasilan suatu program pembangunan sangat tergantung pada pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia. Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara seksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif. Bantuan pembangunan yang diperluas,
terutama upaya-upaya yang difokuskan pada kebutuhan dan kesempatan untuk mengurangi kemiskinan secara besar-besaran Todaro, 2006.
2.2.2 Dampak Ketimpangan Pembangunan
Berikut merupakan dampak dari ketimpangan pembangunan terhadap masyarakat dan daerah Bappenas, 2004 :
Universitas Sumatera Utara
13 1.
Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah tertinggal,
termasuk yang masih dihuni oleh komunitas adat terpencil antara lain: a.
Terbatasnya akses transportasi yang menghubungkan wilayah tertinggal dengan wilayah yang relatif maju.
b. Kepadatan penduduk relatif rendah dan tersebar.
c. Kebanyakan wilayah-wilayah ini miskin sumber daya, khususnya sumber
daya alam dan manusia. d.
Belum diprioritaskannya pembangunan di wilayah tertinggal oleh pemerintah daerah karena dianggap tidak menghasilkan pendapatan asli
daerah secara langsung. e.
Belum optimalnya dukungan sektor terkait untuk pengembangan wilayah- wilayah ini.
2. Belum berkembangnya wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh
Sebenarnya wilayah strategis dan cepat tumbuh ini dapat dikembangkan secara lebih cepat karena memiliki produk unggulan yang berdaya saing. Jika
sudah berkembang, wilayah-wilayah tersebut diharapkan dapat berperan sebagai penggerak bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah sekitarnya
yang miskin sumber daya dan masih terbelakang. 3.
Wilayah perbatasan dan terpencil kondisinya masih terbelakang Permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan
adalah arah kebijakan pembangunan kewilayahan yang selama ini cenderung berorientasi
“inward looking” sehingga seolah-olah kawasan perbatasan
Universitas Sumatera Utara
14 hanya menjadi halaman belakang dari pembangunan daerah. Akibatnya,
wilayah-wilayah perbatasan dianggap bukan merupakan wilayah prioritas pembangunan oleh pemerintah. Sementara itu daerah-daerah pedalaman yang
ada juga sulit berkembang terutama karena lokasinya sangat terisolir da sulit dijangkau.
4. Kesenjangan pembangunan antara kota dan desa
Ketimpangan pembangunan mengakibatkan adanya kesenjangan antara daerah perkotaan dengan pedesaan, yang diakibatkan oleh:
a. Investasi ekonomi cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan
b. Kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis
dengan kegiatan ekonomi di pedesaan c.
Peran kota yang diharapkan dapat mendorong perkembangan pedesaan, justru memberikan dampak yang merugikan pertumbuhan pedesaan
5. Pengangguran, kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia
Dampak ini merupakan dampak turunan dari kurangnya lapangan kerja di suatu daerah bersangkutan, yang disebabkan kurangnya investasi baik dari
pemerintah maupun swasta.
2.3 Distribusi Pendapatan