41
Memisahkan data dari sitem informasi kom puter yang lain ke database proyek
Mengintegrasikan pekerjaan, biaya tenaga kerja dan informasi jadwal untuk menghasilkan perencanaan, pengendalian dan laporan
ringkas ke manajer proyek dan stakeholder.
Membantu pelasanaan proyek secara keseluruhan dalam hal : pembuatan jadwal dan jaringan kerja, melakukan alokasi
sumberdaya dengan teknik leveling, pembuatan anggaran yang meliputi penganggaran biaya variabel, biaya tetap dan overhead,
melakukan pengendalian biaya serta analisis performansi,
menyajikan laporan dan grafik yang dapat dengan mudah dibaca. Ditinjau dari tempat asalnya, ada dua jenis pengendalian proyek yaitu:
1. Pengendalian internal. Pengendalian yang mengacu pada tindakan
pengendalian yang didasarkan pada standard yang berasal dari sistem kontraktor sendiri.
2. Pengendalian eksternal. Pengendalian yang didasarkan pada
prosedur tambahan yang ditetapkan pihak klien atau user.
2.9 Proses Pengendalian Proyek
Ada setidaknya dua hal penting yang perlu dilakukan sebagai bagian dari proses pengendalian proyek, yakni :
Universitas Sumatera Utara
42 1. Otorisasi pekerjaan.
Maksudnya adalah pemberian wewenang ke tingkat manajemen yang lebih rendah hingga ke tim pekerja untuk melakukan pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya seperti yang telah ditetapkan dalam rencana, jadwal dan anggaran. Untuk proyek-proyek besar otorisasi akan melalui tahap-tahap
pengeluaran kontrak contract release dimana contract administrator dari perusahaan menyiapkan dokumen yang menguraikan secara detail kebutuhan
yang diminta dalam kontrak, dan memberikan perintah kepada tim manajemen proyek untuk mulai bekerja, project release dengan mengeluarkan dokumen yang
berisi pemberian wewenang untuk mempergunakan dana proyek, dan work order release yakni perintah kerja yang dilengkapi dengan kartu perintah kerja yang
menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, sumberdaya yang boleh dipakai dan periode waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan..
Setiap perintah kerja dibuatkan rekening biaya. Dokumen otorisasi yang lain seperti perintah pembelian, permintaan untuk pengujian, dan pemesanan alat juga
perlu dibuat sebelum dilaksanakan.
2. Pengumpulan Data Dalam rangka pengumpulan data, perkembangan setiap pekerjaan dan
biaya untuk setiap paket pekerjaan secara periodik dilaporkan dan dimasukkan ke dalam PCAS. Dari PCAS diperoleh rangkuman informasi mengenai biaya untuk
departemen tertentu untuk periode waktu tertentu dan untuk sekumpulan paket pekerjaan tertentu. Informasi ini penting untuk pengendalian biaya.
Universitas Sumatera Utara
43
2.10 Pengertian Manajemen Resiko
Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi,
memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi risiko serta
memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek. Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat
dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya
risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan
bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.
Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa
tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya -
manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya
Universitas Sumatera Utara
44 akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan
menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
2.10.1 Jenis-Jenis Risiko
Menurut IRM 2002, ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah
dikenal orang, yakni:
1. Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan
operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
2. Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja
keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian kredit,
likuiditas da kondisi pasar. 3.
Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
4. Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi
perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
2.10.2 Manajemen Risiko Proyek
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga
melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut. Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu
Universitas Sumatera Utara
45 peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh
positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan
sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak. Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek
dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan
proyek.. Manajemen risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek
akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:
1. Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara
sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko. 2.
Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil
dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau
sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya berkurangnya risiko tersebut.
Universitas Sumatera Utara
46
2.10.3 Ketidak Pastian Resiko
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori,
yaitu
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini
adalah bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap
keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung karena
semua informasi terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
2. Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa bahwa
keputusan diambil dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan dapat
diketahui. 3.
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan
dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.
2.10.4 Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko memberikan gambaran kepada kita bahwa
untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan Manajemen Risiko.
Universitas Sumatera Utara
47 Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan
merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor
lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan yakni 1 Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh
manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan
sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2 Kebijakan manajemen risiko, 3 Susunan peran dan tanggung jawab 4 Toleransi stakeholder
terhadap risiko 5 Tamplate untuk rencana manajemen risiko organisasi 6 Work Breakdown Structure WBS
Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:
Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen risiko proyek tertentu
Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendukung berikut keanggotaan tim manajemen
risiko untuk setiap tindakan
Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus proyek
Universitas Sumatera Utara
48
Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu analisis risiko kualitatif
maupun kuantitatif.
2. Identifikasi Risiko Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan
memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek
dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat
darimana risiko berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat
dikategorikan dalam non technical risk manusia, material, keuangan dan technical risk disain, konstruksi dan operasi. Analisis masalah adalah analisis
risiko yang terkait dengan kekawatiran rasa khawatir. Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang
digunakan, yakni 1 Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan
pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2 Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan
skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa. 3 Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
49 sumber risiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar
pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4 Common risk check. Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan
dilakukan pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3. Analisis Risiko Kualitatif Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak
dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini
merupakan cara prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya
terjadi.
4. Analisis Risiko Kuantitatif Analisis
risiko secara
kuantitatif merupakan
metode untuk
mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang
dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang
ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis
kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
50 Kesulitan utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan
tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.
5. Penanganan Risiko Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan
menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat
dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara
umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu 1 Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan
aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki risiko. 2 Mitigasi Reduksi Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan
untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek. 3
Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana
kontingensi jika risiko terjadi. 4 Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak lain misalnya dengan membeli asuransi.
Universitas Sumatera Utara
51
No. JUDUL PENELITIAN
NAMA TAHUN
KESIMPULAN
1. BIAYA PASOKAN BAJA
TULANGAN BERDASARKAN TEKNIK LOT SIZING
TAUFAN SATRIA
BIJAKSANA 2012
Enam metode lots sizing yang dipakai memiliki output yang
berbeda-beda sebab
cara perhitungannya berbeda, hanya
pada metode Least Total Cost LTC
dan pada
metode Economic Part Period
EPP memiliki output yang sama
karena memiliki
prinsip perhitungan yang sama. Untuk
Pasokan baja tulangan paling optimal dengan biaya terendah
disarankan
menggunankan Period Order Quantity
POQ. Teknik lots sizing dalam dunia
konstruksi belum
populer sehingga perlu
sosialisasi dan pemahaman kepada pelaku konstruksi.
2. PERENCANAAN PERSEDIAAN
MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN
TRILLIUM OFFICE RESIDENCE SURABAYA
ELIS PANCAWATI
2014
Dari hasil
analisa yang
dilakukan menunjukkan bahwa teknik
lotsizing yang
membentuk biaya persediaan minimum hampir di setiap
jenis material adalah teknik Part Period Balancing, kecuali
untuk jenis material beton ready
mix yang
biaya persediaan minimumnya dari
teknik Lot for Lot. Sedangkan untuk beberapa jenis material
biaya persediaan minimumnya juga dapat dibentuk dari teknik
Period Order Quantity seperti pada material besi beton Ø10,
besi beton D16 dan besi beton D22.
3. ANALISA PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALISASI
BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT
SIZING STUDI KASUS PT. GUNA KEMAS INDAH
TANJUNG MORAWA PURBA,
CHRISTINA Y.R
2015
Perencanaan kebutuhan
material sangat memerlukan peramalan
permintaan konsumen yang dihitung dari
permintaan masa lalu, sehingga dapat
memperkirakan kebutuhan dimasa mendatang.
Dalam penelitian ini, yang akan dianalisa adalah biaya
Universitas Sumatera Utara
52 Tabel 2.3 Penelitian
– Penelitian Terdahulu total yang dihasilkan dari
beberapa penggunaan teknik lot
sizing. Teknik lot sizing yang digunakan adalah Lot For
Lot LFL, Least Total Cost
LTC, Silver Meal SM, Part Period
Balancing PPB,
Economic Order
Quantity EOQ, Period Order Quantity
POQ dan Wagner Within WW. Dari hasil perhitungan
ketujuh metode tersebut dipilih metode yang menghasilkan
biaya persediaan yang paling minimum. Teknik lot sizing
wagner within, lot for
lot dan silver
meal menghasilkan
biaya total persediaan yang terendah yaitu Rp 825.000,-.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Metodologi penelitian adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuan dari adanya suatu
metodologi penelitian adalah untuk mengarahkan proses berfikir dan proses kerja untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut.
Sebuah penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban atas sesuatu yang saat ini terjadi, sehingga dalam melakukan sebuah penelitian, perlu dibuat suatu
sistem penelitian yang sistematis dan mudah untuk dilakukan secara efektif agar penelitian tersebut dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai dan menjawab
permasalahan yang diinginkan. Dalam bab ini, akan dijelaskan bagaimana penulis melakukan metode penelitian yang dapat mencapai tujuan dan sasaran penelitian.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian