Strategi Pengembangan Industri Kecil

diorientasikan kepada pola distribusi sumber daya yang merata terhadap pelaku ekonomi yang ada. Inti dari kebijakan pembinaan industri kecil sebagaimana dikemukakan diatas pada dasarnya terletak pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu,maka industri kecil akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi industri kecil yang tangguh. Pembinaan industri kecil dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai peluang dan kebijakan, namun untuk mencapai sasaran pembinaan undustri kecil tersebut maka ada langkah strategis yang dilakukan pemerintah maupun pengusaha industri kecil.

2.2.6. Strategi Pengembangan Industri Kecil

Strategi yang dapat ditempuh dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan industri kecil, adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan iklim yang kondusif. Iklim usaha yang kondusif diarahkan untuk mengatasi berbagai aspek antara lain : a. Aspek pendanaan Untuk menciptakan iklim yang kondusif melalui aspek pembinaan ditempuh dengan cara : 1. Memperluas sumber pendanaan. 2. Meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan. 3. Memberikan kemudahan dalam pendanaan melalui Kredit Koperasi Primer Untuk Anggota KKPA, Kredit Kelayakan Usaha KKU, Kredit Canda Universitas Sumatera Utara Kulak KCK,Kredit Koperasi, Kredit Pegadaian dan Penyisihan dari sebagian lembaga BUMN 1-5. b. Aspek Persaingan Penciptaan iklim yang kondusif melalui aspek persaingan dapat ditempuh dengan cara 1. Meningkatkan kerjasama usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar menawar usaha kecil. 2. Mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk monopoli, oligopoli dan monopsoni yang dapat merugikan usaha kecil. 3. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perseorangan oleh kelompok tertentu yang dapat merugikan usaha kecil. c. Aspek prasarana Untuk menciptakan iklim yang kondusif melalui aspek prasarana dapat ditempuh dengan cara : 1. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan usaha kecil. 2. Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi usaha kecil. d. Aspek Informasi Melalui aspek informasi, iklim usaha yang kondusif dapat ditempuh dengan cara : 1. Membentuk dan memanfaatkan bank data dan jaringan informasi bisnis. Universitas Sumatera Utara 2. Mengadakan dan menyebarkan informasi mengenai pasar, teknologi, desain dan mutu. e. Aspek Kemitraan Melalui aspek kemitraan dapat diciptakan dengan melakukan : 1. Mewujudkan kemitraan, untuk meningkatkan dan mengembangkan kemitraan, bersama-sama dengan instansi terkait telah dikembangkan pola kemitraan yaitu Pola Inti Plasma, Sub Kontrak Dagang Umum, Waralaba, Keagenan dan bentuk lainnya. 2. Mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan usaha kecil dalam pelayanan transaksi usaha dengan usaha menengah dan besar. f. Aspek Perizinan Iklim usaha yang kondusif dapat diciptakan melalui : 1. Menyerdehanakan tata cara dan jenis perijinan dengan mengupayakan terwujudnya sistem satu atap. 2. Memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perijinan. g. Aspek Perlindungan Iklim usaha yang kondusif dapat dilakukan melalui : a. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima dan lokasi lainnya. b. Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni budaya yang berifat khusus dan turun temurun. Universitas Sumatera Utara c. Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan usaha kecil melalui pengadaan secara langsung dari usaha kecil. 2. Pembinaan dan Pengembangan. Selain iklim usaha yang kondusif, pemberdayaan usaha kecil juga dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan, baik oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat di berbagai bidang antara lain: a. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan yang dilakukan dengan cara : 1. Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan. 2. Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan. 3. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan bahan baku, bahan penolong dan kemasan. b. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang pemasaran, baik dalam maupun luar negeri yang dilakukan dengan cara : 1. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran. 2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan tekhnik pemasaran. 3. Menyediakan sarana dan dukungan promosi serta uji coba pasar. 4. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi. 5. Memasarkan produk usaha kecil. c. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang sumber daya manusia yang dilakukan dengan cara : 1. Memasyarakatkan dan memberdayakan kewirausahaan. 2. Meningkatkan kemampuan teknis manajerial. Universitas Sumatera Utara 3. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan,pelatihan dan konsultasi usaha kecil. 4. Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha kecil. d. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang teknologi, yang dilakukan dengan: 1. Meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian mutu. 2. Meningkatkan kemempuan dibidang penelitian untuk meningkatkan desain dan teknologi baru. 3. Memberikan insentif terhadap usaha kecil yang menerapakan teknologi baru dan melestarikan lingkungan hidup. 4. Meningkatkan kemampuan memenuhi standarisasi teknologi. 5. Menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan pengembangan dibidang desain dan teknologi bagi usaha kecil. Badan Pusat Statistik 1999:8 mencatat langkah-langkah yang dilakukan oleh pengusaha dalam mengembangkan usahanya terutama dalam mengatasi krisis ekonomi,langkah-langkah itu adalah : 1. Kebijakan terhadap modal dan produksi, pengusaha melakukan terobosan diberbagai bidang seperti biaya modal, kegiatan operasional dan pemasaran sampai kepegawaian, dalam hal produksi pengusaha melakukan penggantian bahan baku dan barang modal. 2. Kebijakan terhadap pemasaran dan operasional yang meliputi : a. Kebijakan harga barang hasil produksi. b. Kebijakan harga penjualan. Universitas Sumatera Utara c. Kebijakan pemasaran. d. Kebijakan biaya operasional,dalam hal ini meminimalkan biaya yang tidak terlalu penting. e. Kebijakan hemat energi. 3. Kebijakan dalam kepegawaian dilakukan dengan cara antara lain; pengurangan hari kerja dan jam kerja, melakukan pengurangan gaji dan lain-lain. 4. Menjalin kemitraan dengan pola Bapak Angkat. Dalam hal ini bantuan dan kemitraan yang dilakukan dengan berbagai bantuan yang diharapkan mampu menjalin kemitraan yang berkesinambungan yang saling membutuhkan dan saling mendukung. Adapun bantuan yang dilakukan adalah: a. Bantuan pemasaran terhadap hasil produksi. b. Bantuan bahan baku. c. Bantuan modal.

2.3. Tenaga Kerja