Jenis dan Rancangan Penelitian

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan suatu operational riset karena didalamnya dilakukan pengembangan sistem untuk dapat memecahkan kelemahan-kelemahan sistem yang berjalan saat ini. Untuk pengembangan sistem digunakan pendekatan dengan metode FAST (Framework for the Application of System Techniques) sesuai tahapan-tahapan FAST. 26

Untuk membandingkan sistem lama dengan sistem baru digunakan metode kualitatif, baik dalam pengambilan data maupun analisis data. Penelitian ini menggunakan teknik observasi,wawancara mendalam dan diskusi non FGD untuk menggali kebutuhan pengguna sebagai upaya untuk mendapatkan model sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu dengan pemodelan sistem di puskesmas terpilih (studi kasus) yang dapat diterapkan di puskesmas- puskesmas yang lain. Untuk mengetahui keberhasilan sistem yang baru, digunakan rancangan praekperimental yang disebut one shot case study, karena pada penelitian dilakukan pada suatu unit percobaan untuk diadakan pengukuran tanpa menggunakan kontrol. Puskesmas Mlonggo I dipilih sebagai tempat penelitian karena memiliki kasus DBD terbanyak di Kabupaten Jepara dan data surveilans epidemiologi DBD yang relatif lengkap.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut :

1. Pembuatan Peta Faktor Risiko DBD Pembuatan peta faktor risiko dilakukan dengan metode survei cepat dengan unit analisis rumah tangga. Jumlah sampel diambil 300 rumah di seluruh wilayah puskesmas yang dibagi dalam 30 cluster. Puskesmas Mlonggo I meliputi 10 desa (Sinanggul, Slagi, Jambu Timur, Jambu, Srobyong, Karanggondang, Sekuro, Suwawal, Mororejo dan

Mambak), sehingga tiap desa dibagi dalam 3 cluster yang ditentukan secara acak. Selanjutnya tiap cluster diambil 10 rumah sebagai sampel.

Pelaksanaan survei cepat dilakukan pada waktu sebelum penularan untuk mendapatkan data terbaru faktor risiko DBD. Penentuan waktu diperoleh melalui grafik musim penularan yang diperoleh dari hasil analisis data surveilans epidemiologi DBD. Dengan data terbaru ini diharapkan dapat dipilih jenis intervensi yang tepat untuk kewaspadaan dini, sesuai kondisi yang ada saat ini.

Data faktor risiko diambil dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan menggunakan data nominal (ya/tidak). Untuk memastikan jawaban yang diberikan responden juga dilakukan pengamatan langsung di sekitar lingkungan tempat tinggal responden. Masing-masing faktor risiko iberikan nilai satu (1) jika responden menjawab/terdapat faktor risiko tersebut, dan nilai nol (0) jika tidak terdapat faktor risiko.

Data tersebut selanjutnya diolah secara secara deskriptif, yaitu dengan cara pengurutan data untuk selanjutnya ditentukan pembagian secara quintile/kuintil (norma lima bagian) untuk menentukan derajat risiko suatu wilayah (desa)

Kuintil adalah pembagian nilai-nilai pengamatan menjadi lima bagian yang sama banyaknya dengan batas-batas Qn 1 ,Qn 2 , Qn 3 ,dan Qn 4 , Qn 1 (Kuintil pertama) adalah suatu nilai dalam distribusi yang terletak pada urutan ke-1 (n+1)/5 dari n sampel. Qn 2 (Kuintil kedua) adalah suatu nilai dalam distribusi yang terletak pada urutan ke-2 (n+1)/5 dari n sampel. Qn 3 (Kuintil ketiga) adalah suatu nilai dalam distribusi yang terletak pada urutan ke-2 (n+1)/5 dari n sampel.

Qn 4 (Kuintil keempat) adalah suatu nilai dalam distribusi yang terletak pada urutan ke-2 (n+1)/5 dari n sampel. Dengan batas-batas tersebut selanjutnya ditentukan pembagian wilayah sesuai tingkat risikonya sebagai berikut :

1. sangat ringan : <Qn 1

2. ringan : Qn 1 – Qn 2

3. sedang : Qn 2 – Qn 3

4. tinggi : Qn 3 – Qn 4

5. sangat tinggi : Qn 4 – Qn 5

Desa dengan faktor risikonya ini, selanjutnya dibuat peta wilayah puskesmas dengan GIS, yang terdiri dari peta desa dengan warna berbeda- beda sesuai faktor risikonya.

Adapun variabel dan bobot faktor risikonya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Bobot faktor risiko

NO. VARIABEL SKOR

1. Frekuensi menguras tempat penampungan air (TPA) : a. seminggu 1 kali b. seminggu > 1 kali

2. Menyikat bak mandi saat menguras : a. Ya b. Tidak

3. Menggunakan abate pada tempat penampungan air: Ya Tidak

4. Memelihara ikan pada tempat penampungan air : a. Ya b. Tidak

NO. VARIABEL SKOR

5. Menutup tempat penampungan air : a. Ya b. Tidak

6. Terdapat jentik nyamuk pada tempat penampungan air : a. Ya 6. Terdapat jentik nyamuk pada tempat penampungan air : a. Ya

perkembangbiakan nyamuk : a. Ya b. Tidak

1 8. Frekuensi mengganti tempat tanaman hias yang berisi air : a. 1x/minggu b. >1x/minggu

1 9. Terdapat tempat minum burung/ayam yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk :

a. Ya b. Tidak

1 10. Frekuensi mengganti tempat minum burung/ayam : a. 1x/minggu b. >1x/minggu

11. Ada barang–barang bekas di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan :