Pengertian Guru Serta Kedudukannya Dalam Pendidikan Islam

A. Pengertian Guru Serta Kedudukannya Dalam Pendidikan Islam

Subyek Pendidikan atau yang lazim disebut sebagai ”pendidik”, sebagaimana dijelaskan W.J.S Poerwadarminta adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa Inggris kata pendidikan sering kita jumpai seperti teacher yang diartikan guru atau pengajar dan tutor yang

berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di rumah. 72 Selanjutnya dalam bahasa Arab dijumpai kata ustadz, mudarris, mu’allim

dan muaddib. Kata ustadz yang berarti teacher (guru), profesor (gelar akademik), jenjang di bidang intelektual, pelatih, penulis dan penyair. Adapun kata mudarris berarti teacher (guru), instructur (pelatih) dan lecture (dosen). Sedangkan kata mu’allim yang juga berarti teacher (guru), instructur (pelatih), trainer (pemandu). Selanjutnya, kata muaddib berarti educator pendidik atau teacher in Koranic

School (guru dalam lembaga pendidikan al-Qur’an). 73 Selanjutnya kita mengikuti petunjuk Al-Qur’an tentang seorang pendidik.

Akan di jumpai informasi, bahwa yang menjadi seorang pendidik itu secara garis besarnya ada empat. Pertama, adalah Allah SWT. Sebagai guru, Allah menginginkan umat manusia menjadi baik dan bahagia hidup di dunia dan akhirat. Karena itu merka harus memiliki etika dan pengetahuan untuk mencapai tujuan

72 Samsul Ulum, Triyo Supriyatno, Tarbiyah Qur’aniyyah (Malang: UIN Press, 2006). Hal. 61

73 Ibid., hal. 62 73 Ibid., hal. 62

hidup di dunia dan akhirat. 74

Selanjutnya yang kedua, sebagai guru menurut al-Qur’an adalah Nabi Muhammad Saw. Sejalan dengan pembinaan yang dilakukan oleh Allah SWT terhadap Nabi Muhammad Saw; Allah juga meminta beliau agar membina masyarakat, dengan perintah untuk berdakwah (Q.S. al-Mudatsir, 74: 1-10). Di lanjutkan dengan mensucikan dan mengajarkannya kepada manusia (Q.S. al- Mulk, 67:2). M.Quraish Shihab, 1992:172, yang dikutip oleh Samsul Ulum dan triyo Supriyatno mengatakan, Mensucikan dapat di identikkan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain kecuali adalah mengisi benak anak didik dengan

pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisik dan fisik. 75 Yang Ketiga adalah orang tua, al-Qur’an menyebutkan sifat-sifat yang

dimiliki oleh orang tua sebagai guru, yaitu memiliki hikmah atau kesadaran tentang kebenaran yang di peroleh melalui ilmu dan rasio, dapat bersyukur kepada Allah Swt, suka menasehati anaknya agar tidak menyekutukan Allah Swt, memerintahkan anaknya agar menjalankan shmedia, puasa, sabar dalam menghadapi penderitaan (Q.S. al-Lukman, 31: 12-19). Dan sebagai pendidik keempat adalah orang lain, informasi al-Qur’an tentang hal ini dapat dilihat dalam surat al-Kahfi, 18: 60-82. Dengan demikian dalam al-Qur’an ada empat yang

75 Ibid., hal. 66 Ibid., hal. 66-67 75 Ibid., hal. 66 Ibid., hal. 66-67

seperti istilah ustadz dan al-syaikh. 78 Pengertian masing-masing istilah tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Murabbi adalah orang yang mendidik dan mempersiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan mala petaka bagi dirinya.

b. Mu’allim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta implementasi (amaliah).

c. Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan

76 Ibid., hal. 68

78 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Hal. 172 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir.,op. cit., hal. 87 78 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Hal. 172 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir.,op. cit., hal. 87

d. Muaddib adalah orang yang mampu manyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradapan yang berkualitas dimasa depan.

e. Ustadz adalah orang yang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continuous improvement.

f. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan, dan konsultan bagi peserta didiknya. Adapun pengertian pendidik menurut istilah yang lazim di gunakan di

masyrakat, telah di kemukakan oleh ahli pendidikan. Ahmad Tafsir, (1984:74) misalnya mengatakan bahwa pendidik dalam pendidikan Islam sama dengan teori barat, yaitu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak

didik. 79 Istilah guru sebagaimana di jelaskan oleh Hadari Nawawi, (1989: 123)

adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Secara lebih khusus lagi, Ia mengatakan bahwa guru berarti orang yang berkerjanya di bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggung jawab

dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. 80

80 Samsul Ulum, Triyo Supriyatno, op.cit., Hal. 62-63 Ibid., hal. 63