Tugas Guru dalam Pendidikan Islam

B. Tugas Guru dalam Pendidikan Islam

Tugas seorang guru dijelaskan oleh S. Nasution yang dikutip oleh Samsul Ulum dan Triyo Supriyatno dan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: Pertama, sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan tugasnya ini maka seorang guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan yang akan diajarkan. Tuntutan ini harus dibarengi dengan kompetensi guru, jenjang akademik, penyediaan fasilitas, perbaikan nasib guru dan peningkatan kesejahteraan hidup, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kedua, guru sebagai model, yaitu dalam bidang studi yang di ajarkannya merupakan sesuatu yang berguna dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga guru tersebut menjadi model atau contoh nyata dari yang dikehendaki oleh mata pelajaran tersebut. Titik tekannya pada bidang studi akhlak, keimanan dan kebersihan. Ketiga, selain guru sebagai model, Ia juga sebagai pribadi, apakah ia berdisiplin, cermat berfikir, mencintai pelajarannya

atau yang mematikan idealisme dan picik dalam pandangannya. 81 Firman Allah SWT:

Artinya: Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia.

(Q.S. ali- Imran: 187). 82

Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

Artinya: sampaikanlah dariku meski sekedar satu ayat. (H.R. Bukhary). 83

81 Ibid., hal. 64-65

83 Depag RI. Op.cit., Hal. 109 Diriwayatkan oleh Bukhari, no.Hadist (3461)

Tugas guru dalam ayat lain firman Allah:

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. ali

Imran: 104). 84

Ayat ini Jelas menerangkan tentang tanggung jawab setiap insan, khusunya kepada para pengajar untuk selalu menyampaikan sesuatu yang ma'ruf yaitu segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah. Dan menjauhkan diri serta peserta didik dari yang munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita

dari pada-Nya. 85 Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia (peserta didik) untuk taqarrub ila Allah (mendekatkan

diri kepada Allah). 86 Dalam pandangan Islam, secara umum guru juga bertugas mendidik, yaitu mengupayakan seluruh potensi anak didik, yang meliputi potensi

kognitif, afektif, dan psikomotorik. 87 Ada beberapa pernyataan tentang tugas pendidik/ Guru, yaitu:

a. Mengetahui karakter murid

84 Depag RI. op.cit., hal. 93 85 Ibid., hal. 93 86 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hal. 44 87 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2004). Hal. 173 (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hal. 44 87 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2004). Hal. 173

c. Guru harus mengamalkan ilmunnya, jangan berbuat berlawanan dengan ilmu yang diajarnnya. Al-Ghazali menjelaskan tugas pendidik, yang dapat disimpulkan dengan

ilmu yang diajarkannya. 88

a Mengikuti jejak Rasulullah dalam tugas dan kawajiban ” Adapun syarat bagi seorang guru, ia layak menjadi ganti Rasulullah saw, dialah sebenar-benarnya alim (berilmu, intelektual). Tapi tidak mesti tiap- tiap orang yang alim itu layak menempati kedudukan sebagai pengganti

rasul Saw itu”. 89 Dengan demikian, seorang guru hendaknyya menjadi wakil dan pengganti

Rasulullah Saw yang mewarisi ajaran-ajarannya dan memperjuangkan dalam kehidupan masyarakat disegala penjuru dunia, demikian pula harus

mencerminkan ajaran-ajarannya, sesuai dengan akhlak Rasulullah. 90

b Menjadi teladan bagi anak didiknya. Imam Al-Ghazali mengatakan: ”Seorang guru itu harus mengamalkan ilmunya, lalu perkataannya jangan

membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan mata hati. Sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala.

Padahal yang memiliki mata kepala adalah lebih banyak”. 91

88 Ibid., hal. 180 89 Ibid., hal. 180

91 Ibid., hal. 180 Ibid., hal. 181 91 Ibid., hal. 180 Ibid., hal. 181

” Seorang guru yang memegang salah satu mata pelajaran, sebaiknya jangan menjelek-jelekkan mata pelajaran lainnya”. 92

Pandangan Al-Ghazali tersebut dalam dunia pendidikan sekarang dikembangkan menjadi kode etik pendidikan dalam arti yang luas, misalnya hubungan guru dengan soal-soal kenegaraan dan hubungan guru

dengan jabatan. 93 Dalam filsafat pendidikan Islam, Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan

menjelaskan tugas-tugas pendidik yaitu: 94

1. Membimbing peserta didik. Dengan cara membantu mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat, dan lainnya.

2. Menciptakan situasi untuk pendidikan Situasi pendidikan, yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan.

Tugas guru / pendidik dalam pendidikan Islam dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu: 95

1. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.

92 Ibid., 181 93 Ibid., 181 94 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka setia,

2001).Hal. 94 95 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. op. cit., hal. 91

2. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT menciptakannya.

3. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.

Ahmad Tafsir, merinci tugas Guru dalam pendidikan sebagai berikut: 96

a Membuat persiapan mengajar

b Mengajar

c Mengevaluasi hasil pengajaran