Model t ransformasi (t ransformat ion). Dalam hal ini, inisiatif demokratisasi berasal dari pemerintah. Pemerintahlah yang melakukan liberalisasi sistem politik.

1. Model t ransformasi (t ransformat ion). Dalam hal ini, inisiatif demokratisasi berasal dari pemerintah. Pemerintahlah yang melakukan liberalisasi sistem politik.

2. Model replasi (replacement ). Model ini terjadi ketika pemerintah yang berkuasa dipaksa untuk meletakkan kekuasaannya dan kemudian digantikan oleh kekuatan oposisi (sipili).

3. Model t ransplasi (transplacement ). Model ini merupakan gabungan dari dua model yang sudah disebutkan di atas. Model ini terjadi karena pemerintah yang berkuasa masih kuat, sementara pihak oposisi belum terlalu solid untuk menjatuhkannya. Maka diupayakanlah berbagai proses negosiasi antara pihak pemerintah dan pihak oposisi tentang bagaimana langkah-langkah yang harus diambil bersama untuk mewujudkan sistem politik yang demokratis secara gradual.

4. Model intervensi (int ervent ion). Model ini terjadi disebabkan oleh keterlibatan pihak eksternal yang turut campur. Contoh kasus yang paling tepat barangkali adalah intervensi angkatan perang AS terhadap pemerintahan Panama dengan tuduhan keterlibatan jaringan perdagangan obat bius. Intervensi akhirnya mendorong dilaksanakan pemilu yang demokratis.

Reformasi Indonesia tidak mewakili secara tepat pola-pola diatas, gerakan 98 menyerupai model replasi sedangkan transisi pasca 98 berjalan menyerupai model transplasi. Sedangkan fenomena gerakan mahasiswa Islam secara general belum menunjukkan arah yang mencerahkan. Beberapa kondisi yang dialami pergerakan mahasiswa Islam :

1. Euphoria Reformasi. Reformasi telah merubah segalanya ! merupakan paradigma yang terbentuk dalam diri aktivis muslim, sedangkan mandat reformasi “dititipkan” pada pihak- pihak yang terindikasi pada neo-orba. Sehingga bergelimpanganlah idle potent ion yang menjadi kuburan pergerakan mahasiswa muslim.

2. Bent uran Horizont al . Munculnya haroqah Islam satu sisi memperlihatkan dinamika apik yang berkembang dalam ranah pergerakan, namun sangat disayangkan haroqah islamiyah yang muncul di Indonesia menjadi counter block antara satu dengan yang lainnya. Inilah yang kita khawatirkan, tumbuhnya haroqah Islamiyah memunculkan potensi konflik antara satu dengan yang lainnya.

3. Ekslusivisme . Jargon mahasiswa untuk rakyat menjadi hampa, dan amanah mahasiswa Islam menjadikan islam sebagai rahmatan lil’alamin. Delapan puluh tujuh tahun yang lalu hal ini telah dikhawatirkan oleh guru bangsa Indonesia yakni H. Agussalim, ketika organisasi pergerakan telah berjamuran tumbuh dan membawa karakter-karakter tersendiri, secara riil belum berpengaruh besar terhadap rakyat bahkan semakin menjauh dari rakyat. Sebagaimana kutipan pidato beliau yang disampaikan di waltevreden, oktober 1919: “Hendaklah anak-anak bangsa yang berpendidikan mendekati dan memasuki perserikat an- perserikatan rakyat , unt uk membagikan sedikit ilmunya kepada khalayak ramai. Jika hal itu dilaksanakan dengan sebaik mungkin maka dalam jangka wakt u yang tidak terlalu jauh akan bert ambah masaklah pergerakan rakyat dan semakin berart i perkumpulan-perkumpulan yang dibuat dalam masyarakat . ”

4. Soulines of movement (Pergerakan tanpa ruh). Pergerakan mahasiswa Islam terancam kebekuan ketika risalah yang dibawa tidak melekat dan tidak tercermin dari kepribadian, Islam hanya topeng bagaikan pemanis buatan untuk melengkapi orasi kosong, maka lambat laun pilar peradaban akan roboh dengan sendirinya (Fathi Yakan).

5. Dis-Orient asi Gerakan . Munculnya ketidakpercayaan diri dari Gerakan Mahasiswa Islam dalam mengangkat isu-isu ke-Islaman baik bersifat local ataupun dalam skala yang lebih luas (regional-global). Hal ini menjadi jebakan bagi aktivis muslim yang memudarkan identitas hakiki yang mesti mendominasi pergerakan.

6. Gerakan Reaksioner . Gebrakan yang dilakukan mahasiswa muslim cenderung tiba-tiba dan sesaat, sehingga tahapan-tahapan yang terkait dengan misi pendukung tidak terlihat jelas. Muncul sebentar kemudian lenyap.

H arapan ke Depan

Kondisi stagnan yang dialami oleh gerakan mahasiswa Islam sangat mengkhawatirkan umat, sebab kebangkitan Islam juga diamanahkan kepada mahasiswa Islam. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mulai memperbaiki kondisi ini :

1. Perubahan baru dengan kepemimpinan baru (New Reform and New Leader). Transisi replasi dan transplasi yang dialami oleh Indonesia dari tahun 1998 tetap memberi celah bagi antek- 1. Perubahan baru dengan kepemimpinan baru (New Reform and New Leader). Transisi replasi dan transplasi yang dialami oleh Indonesia dari tahun 1998 tetap memberi celah bagi antek-

2. Dialog Bilat eral dan dialog ant ar generasi . Keragaman merupakan realitas sejarah sehingga bukanlah solusi dengan menghapusnya, tetapi yang lebih baik untuk dilakukan dengan mengurangi ekses negative yang ditimbulkan. Walaupun nantinya dalam dialog tidak menemukan kesepakatan bersama, setidaknya hal tersebut menjadi langkah yang memudahkan untuk berbagi dan saling memahami. Pentingnya dialog antar generasi menyimak sering putusnya transfer informasi, sehingga perombakan dan bongkar pasang metode sering terjadi, secara sistematis memperlambat pencapaian akhir.

3. Egalit as Gerakan (Membumikan Gerakan). Merubah paradigma gerakan mahasiswa tertutup dalam kelompok yang terbatas, fungsi mengayomi dan ketawadhu’an menjadi kunci dalam mengurangi gap yang muncul antara gerakan mahasiswa dengan social masyarakat.

4. Gradualisme . Strategi gerakan yang umum digunakan oleh umat Islam ada tiga yakni : structural strategic, cultural strategic, social reform strategic. Semua strategi tersebut mesti dilakukan dengan tahapan-tahapan yang jelas dan konkrit.

5. Perbaikan niat yang tegus untuk berjuang sebagai ibadah . Semua aktivis muslim melakukan pergerakan sebagai bagian ibadah kepada Allah, dan dalam memegang risalah ini tidak cukup dengan kematangan intelligence saja tetapi perlu pengisian spiritual yang terus menerus.[]

BERSATU DALAM M ASSA AKSI ! M endidik penguasa dengan perlawanan!