BUKU PANDUAN PELATIHAN BASIS PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pd.I ., M .A. M ANI FESTO WACANA KI RI

M embentuk Solidaritas Organik

DISKURSUS SEJARAH KETERTINDASAN MASYARAKAT INDONESIA DISKURSUS SEJARAH PEMIKIRAN NEGARADISKURSUS DEMOKRASI INDONESIA DISKURSUS MATERI DASAR KE-PMII- AN DISKURSUS IDEOLOGI GENDER, FEMINISME & SEJARAH GERAKAN PEREMPUAN DISKURSUS PENDIDIKAN KAUM TERTINDASDISKURSUS ISLAM & TEOLOGI PEMBEBASAN PROGRESIF DISKURSUS PEMIKIRAN HEGEL, MARX, GRAMSCI & HABERMAS DISKURSUS TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA DISKURSUS IDEOLOGI KAPITALISME & DEVELOPMENTALISME DISKURSUS GLOBALISASI & SEJARAH EKONOMI INTERNASIONAL DISKURSUS ANALISIS SOSIAL &

STRATEGI GERAKAN SOSIAL.

BUKU PANDUAN PELATIHAN BASIS PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

Dengan menyebut nama Allah Yang M aha Pengasih lagi M aha Penyayang

Maha Suci Allah Yang di t angan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di ant ara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Yang t elah menciptakan t ujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuat u yang

t idak seimbang. Maka lihat lah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihat anmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihat anmu itupun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami t elah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bint ang-bint ang itu alat- alat pelempar syait an, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Dan orang-

orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan it ulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) it u t erpecah-pecah lantaran marah. Set iap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka it u) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah dat ang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya t elah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendust akan(nya) dan kami katakan: “Allah t idak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesat an yang besar.” Dan mereka berkat a: “Sekiranya kami mendengarkan

at au memikirkan (peringatan it u) niscaya t idaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka

yang menyala-nyala. Sesungguhnya orang-orang yang t akut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Mulk [67]: 1-12)

Dengan menyebut nama Allah Yang M aha Pengasih lagi M aha Penyayang

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan

t idak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat , (yait u) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan

(menolong dengan) barang berguna . (Q.S. Al-Maa’uun [107]: 1-7)

M ANI FESTO WACANA KI RI M embentuk Solidaritas Organik

Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pd.I ., M .A.

Alumnus (S.1) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta/ Alumnus (S.2) Program

Pascasarjana Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial & Politik UGM/ Dosen Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Kabupaten Cilacap/ Kader Kultural Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII)

Cabang Jogjakarta/ Direktur pada Komunitas Santri Progressif (KSP) Cilacap, Lembaga Kajian Sosiologi Dialektis (LKSD) Cilacap-Jogjakarta/ Institute for Philosophycal and Social Studies (INSPHISOS) Cilacap-Jogjakarta/ Komunitas Diskusi Eye On The Revolution + Revdem Cilacap- Jogjakarta/ E-Mail: [email protected]/ [email protected] Hp. 085 647 634 312/ 087 838 520

977/ Website: www.negaramarxis.blogspot.com/ www.sosiologidialektis.wordpress.com

Cetakan Pertama, Desember 2007 Cetakan Kedua, Juli 2008 Cetakan Ketiga, M aret 2009 Cetakan Keempat, November 2009

Edisi Revisi, Cetakan Kelima, November 2012

Anti-Copyright©2012 Edisi Khusus Komunitas untuk Agitasi & Propaganda Wacana Kiri, Untuk Kader I nti I deologis Jaringan Sayap Kiri PM I I

Diterbitkan, dicetak & didistribusikan atas kerjasama:

Komunitas Santri Progressif (KSP) Cilacap, Lembaga Kajian Sosiologi Dialektis (LKSD) Cilacap- Jogjakarta, Institute for Philosophycal and Social Studies (INSPHISOS) Cilacap-Jogjakarta, Komunitas Diskusi Eye On The Revolution + Revdem Cilacap-Jogjakarta, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jaringan Inti Ideologis Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

Alamat Kantor Cilacap 1: Kompleks Pondok Pesantren Al-Madaniyah Al-Islamiyah As-Salafiyah, Jl. Pucang D.37 RT. 01 RW IX Gumilir, Cilacap-Utara, Cilacap. 53231, Alamat Kantor Cilacap 2: Jl. Urip

Sumoharjo No. 71 RT. 03 RW III Mertasinga, Cilacap Utara, Cilacap, Jawa Tengah 53232

Anti-Copyright: dengan mencantumkan penulis sebagai hak dan pengakuan intelektual penulis, maka penulis dan penerbit memperbolehkan untuk mengutip, mereproduksi atau memperbanyak, baik sebagian maupun keseluruhan isi buku ini dengan cara elektronik, mekanik, fotokopi, perekaman, scanner, microfilm, vcd & cd-room, rekaman suara atau dengan tehnologi apapun dengan izin atau tanpa seizin penulis dan penerbit. Dokumen intelektual ini diterbitkan dan disebarkan demi kebutuhan gerakan sosial. edisi khusus komunitas untuk agitasi & propaganda wacana kiri. Untuk kader inti ideologis jaringan sayap kiri. Sebarkan dan berorganisasilah! baca & lawan!

M ANI FESTO WACANA KI RI ; Membentuk Solidaritas Organik Edisi Revisi, Cetakan Kelima, November 2012

Penulis: Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pd.I ., M .A.

All rights reserved. Edisi Revisi tahun 2012 ini Diterbitkan, dicetak & didistribusikan atas kerjasama: Komunitas Santri Progressif (KSP) Cilacap, Lembaga Kajian Sosiologi Dialektis (LKSD) Cilacap-Jogjakarta, Institute for Philosophycal and Social Studies (INSPHISOS) Cilacap-Jogjakarta, Komunitas Diskusi Eye On The Revolution + Revdem Cilacap-Jogjakarta, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jaringan Inti Ideologis Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Derevisi, disunting dan ditambahkan isi buku ini sesuai dengan asli dan demi kebutuhan gerakan sosial dari buku asli Manifesto Wacana Kiri; Membentuk Solidaritas Organik © Nur Sayyid Santoso Kristeva, 2012.

Buku panduan pelatihan basis untuk gerakan sosial ini pertama kali terbit tahun 2007 yaitu diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kaderisasi PMII Komisariat Imam Ghozali Cilacap, kemudian dicetak ulang oleh Departemen Pendidikan dan Kaderisasi PMII Rayon Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Tahun 2008.

Manifesto Wacana Kiri; Membentuk Solidaritas Organik, Anti-Copyright © 2012, untuk diterbitkan dan disebarkan Demi kebutuhan Kader Inti Ideologis dan kebutuhan gerakan sosial. Penulis

: Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pd.I., M.A. Editor

: Tim Kreatif Eye On The Revolution + Tim Kreatif Revdem Penyunting

: Tim Kreatif Eye On The Revolution + Tim Kreatif Revdem Lay-Outer

: Tim Kreatif Eye On The Revolution + Tim Kreatif Revdem Desain Grafis

: Tim Kreatif Eye On The Revolution + Tim Kreatif Revdem

Cetakan Pertama, Desember 2007 Cetakan Kedua, Juli 2008 Cetakan Ketiga, Maret 2009 Cetakan Keempat, November 2009 Edisi Revisi, Cetakan Kelima, November 2012

Diterbitkan & Dicetak: Eye On The Revolution + Revdem Cilacap-Jogjakarta

Buku panduan pelatihan basis ini diterbitkan & dicetak atas solidaritas, dukungan dan kerjasama: Komunitas Santri Progressif (KSP) Cilacap, Lembaga Kajian Sosiologi Dialektis (LKSD) Cilacap-Jogjakarta, Institute for Philosophycal and Social Studies (INSPHISOS) Cilacap-Jogjakarta, Komunitas Diskusi Eye On The Revolution + Revdem Cilacap-Jogjakarta, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jaringan Inti Ideologis Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

Penulis adalah Alumnus (S.1) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta/ Alumnus (S.2) Program Pascasarjana Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial & Politik UGM/ Dosen Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Kabupaten Cilacap/ Kader Kultural Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jogjakarta/ Direktur pada Komunitas Santri Progressif (KSP) Cilacap, Lembaga Kajian Sosiologi Dialektis (LKSD) Cilacap-Jogjakarta/ Institute for Philosophycal and Social Studies (INSPHISOS) Cilacap- Jogjakarta/ Komunitas Diskusi Eye On The Revolution + Revdem Cilacap-Jogjakarta/ E-Mail: [email protected]/ [email protected] Hp. 085 647 634 312/ 087 838 520 977/ Website: www.negaramarxis.blogspot.com/ www.sosiologidialektis.wordpress.com

Anti-Copyright: dengan mencantumkan penulis sebagai hak dan pengakuan intelektual penulis, maka penulis dan penerbit memperbolehkan untuk mengutip, mereproduksi atau memperbanyak, baik sebagian maupun keseluruhan isi buku ini dengan cara elektronik, mekanik, fotokopi, perekaman, scanner, microfilm, vcd & cd-room, rekaman suara atau dengan tehnologi apapun dengan izin atau tanpa seizin penulis dan penerbit. Dokumen intelektual ini diterbitkan dan disebarkan demi kebutuhan gerakan sosial. Edisi khusus komunitas untuk agitasi & propaganda wacana kiri. Untuk kader inti ideologis jaringan sayap kiri. Sebarkan dan berorganisasilah! baca & lawan!

 Daftar Isi 

DAFTAR I SI …………………………………………………………………..…………….................................................

6 DAFTAR DI AGRAM ……………………………………………………………………………………………….…………………….

14 PERSEM BAHAN ……………………………..………………………………………………….......…………........…………......

15 PENGANTAR PENULI S ……………………………..……………………………………..…………......…………......………..

16 KI SAH CI NTA TAN MALAKA ………………………………………………………………..………………………….…........

BAGI AN PERTAM A: DI SKURSUS SEJARAH KETERTI NDASAN M ASYARAKAT I NDONESI A …..

1. H and-Out 01 SEJARAH INDONESI A …………………………………………………………….……………........ 23

Prasejarah—Era sebelum Penjajahan—Sejarah Awal—Kerajaan Hindu-Buddha—Kerajaan Islam—Era penjajahan—Penjajahan Portugis—Penjajahan Syarikat Hindia Timur Belanda— Penjajahan Belanda—Gerakan Nasionalisme—Perang Dunia II—Pendudukan Jepang—Era Kemerdekaan—Persiapan Kemerdekaan—Perang Kemerdekaan INDONESIA: ERA 1945- 1949—Teks Proklamasi—Demokrasi Parlementer—Demokrasi Terpimpin—Konfrontasi Indonesia-Malaysia—Irian Barat—Gerakan 30 September—Era Orde Baru—Irian Jaya— Timor Timur—Krisis ekonomi—Era Reformasi—Pemerintahan Habibie—Pemerintahan Wahid—Pemerintahan Megawati—Pemerintahan Yudhoyono.

2. H and-Out 02 SEJARAH I NDONESI A (1945-1949) ……………………………………….………............... 29

1945: Kembalinya Belanda bersama Sekutu—Latar belakang—Mendaratnya Belanda diwakili NICA—Pertempuran melawan Sekutu dan NICA—Ibukota pindah ke Yogyakarta—1946: Perubahan sistem pemerintahan—Diplomasi Syahrir—Penculikan terhadap PM Sjahrir— Kembali menjadi PM—Konferensi Malino—Terbentuknya “negara” baru—1946-1947: Peristiwa Westerling—Perjanjian Linggarjati—Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati—Proklamasi Negara Pasundan—Agresi Militer I—Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri—1948: Perjanjian Renville—Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri—1948-1949: Agresi Militer II—Perjanjian Roem Royen—Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta—Konferensi Meja Bundar— Penyerahan kedaulatan oleh Belanda.

3. H and-Out 03 SEJARAH REVOLUSI INDONESI A ……………………………………….…………….….…..

Pecahnya Revolusi—

4. H and-Out 04 PKI , ANARKI SME DAN AKUM ULASI KETERTINDASAN ………………………..… 44

Prawacana—Akumulasi Kekecewaan Masyarakat—PKI dan Ketertindasan: Holocaust Terhadap PKI—Kebiadaban pasca G30 S/ PKI.

BAGI AN KEDUA: DI SKURSUS SEJARAH PEM IKI RAN NEGARA ……………………………...................

5. H and-Out 05 SEJARAH PEM I KI RAN NEGARA ……………………………………………………………….… 49

Prawacana—Tinjauan Kesejarahan—Asal Mula Negara—Plato—Epicurus—Cicero—Hugo Grotius—Thomas Hobbes—John Locke.

6. H and-Out 06 NEGARA DAN KONSTI TUSI ………….……………………………………………………………

Prawacana—KONSTITUSIONALISME—Gagasan

tentang

Konstitusionalisme—Negara

Konstitusional—KONSTITUSI NEGARA—Pengertian Konstitusi—Kedudukan Konstitusi— Konstitusi sebagai Hukum Dasar—Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi—UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIA—Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia—Proses Amandemen UUD 1945—Isi Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945—SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA—Bentuk Negara Kesatuan—Bentuk Pemerintahan Republik—Sistem Pemerintahan Presidensil—Sistem Politik Demokrasi.

BAGI AN KETIGA: DI SKURSUS DEM OKRASI INDONESI A ………….…………………………………….........

7. H and-Out 07 STUDI DASAR DEM OKRASI ………….……………………………………………………...……

HAKIKAT DEMOKRASI—Pengertian Etimologis Demokrasi—Pengertian Terminologis Demokrasi—Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan—Demokrasi sebagai Sistem Politik— Demokrasi sebagai Sikap Hidup—DEMOKRATISASI—Nilai (Kultur) Demokrasi—Lembaga (Struktur) Demokrasi—Ciri Demokratisasi—DEMOKRASI DI INDONESIA—Demokrasi Desa—Demokrasi Pancasila—Perkembangan Demokrasi Indonesia—SISTEM POLITIK DEMOKRASI—Landasan Sistem Politik Demokrasi di Indonesia—Sendi-Sendi Pokok Sistem Politik Demokrasi Indonesia—Mekanisme dalam Sistem Politik Demokrasi Indonesia—Masa Depan Demokrasi—APPENDIKS: [1] PROSES DEMOKRASI DI INDONESIA, [2] DEMOKRASI, KESEJAHTERAAN, DAN NEGARA KORPORASI

8. H and-Out 08 SEJARAH PERKEM BANGAN DAN TANTANGAN DEM OKRASI DI

I NDONESI A ………….………………………...…………………………………………………………...………………...…

Prawacana—Sejarah dan Perkembangan Demokrasi—Demokrasi di Indonesia—Tantangan dan Harapan Demokrasi.

9. H and-Out 09 NEGARA, M ASYARAKAT SI PIL & DEM OKRASI : SKETSA H I BRI DI TAS ……

Prawacana—Rezim Hibrida—Masyarakat Sipil Pascafordisme.

BAGI AN KEEMPAT: DI SKURSUS M ATERI DASAR KE-PM II -AN ………….................................…..

10. H and-Out 10 H I STORI SI TAS PM I I & GENEOLOGI GERAKAN M AHASI SWA …………...……

SEKILAS HISTORISITAS

PMII—SEJARAH

GEOPOLITIK-EKONOMI

NASIONAL,

INTERNASIONAL—Pelacakan Gerakan Mahasiswa Level Makro—Strategi Gerakan Sosial— Mahasiswa dan Globalisasi: Sebuah Kajian Sejarah—Legitimasi Sejarah Gerakan Mahasiswa—Gerakan Mahasiswa Mengusung Isu Pendidikan—Mahasiswa dan Pusaran Arus Neoliberalisme—Progresifitas Gerakan Mahasiswa—GENEOLOGI GERAKAN MAHASISWA INDONESIA—Akar Sejarah di Indonesia—Gerakan Mahasiswa Indonesia 1978—NKK/ BKK— Latar Belakang Perlawanan—Penolakan Pembentukan BKK—GENESIS GERAKAN MAHASISWA 1998—Sejarah Gerakan Tahun 1998—Gerakan Mahasiswa 1998—Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK)—Kelompok Diskusi dan Pers Mahasiwa—Badan Koordinasi Mahasiswa (BKM)—Gerakan Moral dan Gerakan Politik—GERAKAN ANTI ORDE BARU (GAOB)—Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI)—Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND)—Forum Komunitas Mahasiswa se-Jabotabek (FKMsJ/ Forum Kota)— Front Nasional & Pusat Infromasi & Jaringan Aksi untuk Reformasi (PIJAR)—HMI Majelis Penyelamatan Organisasi (MPO)—DINAMIKA GM PASKA MEI 1998—Pasca kejatuhan Soeharto 1998—GERAKAN MAHASISWA INTRA KAMPUS—Senat Mahasiswa—Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM)—Unit Kegiatan Mahasiswa—Badan Perwakilan Mahasiswa— Badan Eksekutif Mahasiswa—Himpunan Mahasiswa Jurusan—Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus—ORGAN GERAKAN MAHASISWA 1998.

11. H and-Out 11 REKAM JEJAK GERAKAN M AH ASISWA I SLAM PASCA REFORMASI …………

Napak Tilas—Pergerakan Perlawanan Kaum Santri—Terhadap Imperialisme dan kolonialisme (Abad ke 19)—Pergerakan Sosial, Dakwah dan Pendidikan—Gerakan Politik— Pergerakan Pelajar—Pergerakan Mahasiswa—Sekilas Gerakan 1998—Gerakan Mahasiswa Islam Pasca Reformasi—Harapan ke Depan.

12. H and-Out 12 NI LAI DASAR PERGERAKAN PM I I …………...………………...…………………………….

Terminologi NDP—Fungsi NDP Kerangka Refleksi. Kerangka Aksi. Kerangka Ideologis— Kedudukan NDP—Rumusan NDP—Tauhid—Hubungan Manusia dengan Allah—Hubungan Manusia dengan Manusia—Hubungan Manusia dengan Alam—NDP: Landasan Gerak Berbasis Teologis—Pemaknaan dan Arti NDP—Fungsi, Peran dan Kedudukan NDP—

Landasan Pijak PMII—Landasan Berfikir PMII—Sumber Motifasi PMII—Rumusan dan Isi NDP—Ketuhanan atau Tauhid—Hubungan Manusia dengan Tuhan-Nya (Allah SWT)— Teologi sebagai Dasar Filosofi Pergerakan.

13. H and-Out 13 AHLUSSUNAH WAL JAM A’AH …………...………………...……………………………………. 117

Kontroversi Aswaja—Ahlussunah Wal Jama’ah—Perebutan Atas Bendera Aswaja—Aspek Historisitas—Aspek Aswaja sebagai Manhaj al-Fikr—SEJARAH & DOKTRIN ASWAJA— Definisi & Historis Kemunculan Aswaja—Garis-Garis Besar Doktrin Aswaja—Doktrin Keimanan—Doktrin Keislaman—Doktrin Keihsanan—Metodologi Pemikiran (Manhajul fikr) Aswaja—Tawasut h (Moderat)—Tawâzun (Berimbang)—Ta'âdul (Netral dan Adil)—Tasâmuh (toleran)—Esensi Khilafah dalam Pandangan Aswaja—AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH SEBAGAI

MANHAJUL FIKR —Prawacana—Membaca

Sketsa

Sejarah—Pengertian

Ahlussunnah Wal Jama’ah—Tuntutan Dunia Baru—Formula Baru Aswaja—Peluang & Ancaman—Aswaja Sebagai Manhaj Al-Fikr—Prinsip Aswaja Sebagai Manhaj—Bidang Aqidah—Bidang Sosial Politik: Prinsip Syura (musyawarah), Prinsip Al-‘Adl (Keadilan), Prinsip Al-Hurriyyah (kebebasan), Prinsip Al-Musawah (Kesetaraan Derajat ) —Bidang Istinbath Al-Hukm (Pengambilan Hukum Syari’ah—Bidang Tasawuf—Kongklusi.

14. H and-Out 14 PARADI GM A KRI TI S TRANSFORM ATI F …………...…………………………………….… 137

Prawacana—Paradigma Kritis-Transformatif PMII—Hassan Hanafi—Mohammad Arkoun— Dasar Pemikiran Paradigma Kritis Transformatif PMII—Apakah Paradigma itu?—Apakah yang disebut Teori kritis?—Pengertian ‘Kritik’ dalam Tradisi Teori Kritis—Kritik dalam pengertian Kantian—Kritik dalam Arti Hegelian—Kritik dalam Arti Marxian—Kritik dalam Arti Freudian—Tiga Jenis Utama Paradigma—Order Paradigm (Paradigma Keteraturan)— Conflic Paradigm (Paradigma Konflik)—Plural Paradigm (Paradigma plural)—Terbentuknya Paradigma Kritis—Kritis dan Transformatif—Transformasi dari Elitisme ke Populisme— Transformasi dari Negara ke Masyarakat. —Transformasi dari Struktur ke Kultur— Transformasi dari Individu ke Massa—Paradigma Kritis Transformatif (PKT ) yang diterapkan di PMII?—Mengapa PMII memilih Paradigma Kritis Transformatif?.

BAGI AN KELI M A: DI SKURSUS I DEOLOGI GENDER, FEM I NI SME DAN SEJARAH GERAKAN PEREMPUAN …………...………………...………….……...………………...……………………

15. H and-Out 15 I DEOLOGI GENDER …………...………………...……………………………………………...….. 148

Prawacana—Pengertian Gender—Perbedaan Sex dan Gender—Implikasi Perbedaan Biologis Terhadap

Manusia—Laki-Iaki

(Masculine)—Perempuan

(Feminine)—Gender dan

Marginalisasi Perempuan—Gender dan Subordinasi—Gender dan Stereotipe—Gender dan Kekerasan—Gender dan Beban Kerja (Double Burden)—Perpektif Teori Gender—Teon Psikoanalisa/ Identifikasi—Teori Funsionalis Struktural—Teori Konflik—Teori-teori Feminis—Feminisme Liberal—Feminisme Marxis-Solialis—Feminisme Radikal—Teori Sosio- Biologis—Kodrat Perempuan dalam Islam—Hak-Hak Dalam Bidang Politik—Hak-hak dalam Memilih Pekerjaan—Hak memperoleh pekerjaan.

16. H and-Out 16 FEM INI SM E …………...………………...………………………………………………...……………. 155

Sejarah—Gelombang Pertama—Gelombang Kedua—Perkembangan di Amerika Serikat— Aliran Feminisme—Feminisme liberal—Feminisme Radikal—Feminisme Post-modern— Feminisme anarkis—Feminisme Marxis—Feminisme sosialis—Feminisme postkolonial.

17. H and-Out 17 SEJARAH GERAKAN PEREMPUAN …………...…………………………………………...… 160

Awal Gerakan Perempuan di Dunia—Aliran-Aliran Gerakan Perempuan—Feminisme ortodoks—Post-Femnisme—Gerakan Perempuan Di Indonesia—Politik Gender dari Rezim Orba—Gerakan Perempuan Masa Reformasi.

INDONESI A SEBELUM KEM ERDEKAAN …………...………………...………………...………………...…………………………………………. 164

18. H and-Out 18 SEJARAH

GERAKAN

PEREM PUAN

Politik Etis Adalah Pedang Bermata Dua—Kartini—Pembebasan Nasional—Periode Kedua Gerakan Perempuan—Nasiolanisme

vis-à-vis Feminisme?—SEKILAS PERJALANAN

GERWANI (GERAKAN WANITA INDONESIA)—Pembentukkan ini diawali dengan Kongres—Tujuan GERWANI—Latar Belakang Berdiringnya GERWANI—Hubungan GERWANI dengan PKI—Keterlibatan GERWANI dengan peristiwa 1965

19. H and-Out 19 I SLAM & KETERTINDASAN PEREM PUAN …………………………………....…………… 172

Prawacana—Ranah Domestik—Jilbab—'Public Sphere'.

BAGI AN KEENAM : DI SKURSUS PENDI DI KAN KAUM TERTINDAS ………………………………...……... 175

20. H and-Out 20 GAGASAN PENDI DIKAN KRI TI S PAULO FREI RE ……………………………..….….. 176

Prawacana—Siapa Sebenarnya Paulo Freire?—Freirean, Pendidikan untuk Bebas dari Dominasi dan Penindasan!—Konsientisasi sebagai Tema Pokok Pendidikan Freire— Pendidikan yang Memanusiakan Guru dan Peserta Didik—Sebuah Postulat: Freire Membela yang Terindas.

21. H and-Out 21 PARADI GMA PENDI DI KAN DAN I M PLIKASI NYA TERH ADAP M ETODE DAN PRAKTEK PENDI DI KAN POLI TIK …………...……………...........................................…….

Prawacana—Paradigma Pendidikan Giroux and Aronowitz (1985)—Paradigma Pendidikan Konservatif—Paradigma Pendidikan Liberal—Paradigma Pendidikan Kritis—Tipologi Kesadaran Masyarakat Paulo Freire (1970)—Implikasi Paradigma Pendidikan dalam Metodologi—Kesadaran Magis (Magical Consciousness)—Kesadaran Naif (Naival Consciousness)—Kesadaran

Kritis

(Critical

Consciousness)—Implikasi Paradigma

Pendidikan pada Pendekatan Pendidikan: Pedagogy v.s. Andragogy—Menuju Pendidikan untuk Transformasi Sosial—Postulat: Sebuah Kesimpulan Reflektif Pendidikan Kritis.

22. H and-Out 22 REFLEKSI KRI TI S FREI RE; DARI TATANAN EKONOM I GLOBAL SAM PAI KAPI TALI SASI PENDI DI KAN …………...…………………………………………….…………………………...….. 187

Hakikat Pendidikan Kritis Freire—Pendidikan Revolusioner: Melawan Kapitalisme—Refleksi dan Aksi.

23. H and-Out 23 EPI STEM OLOGI PENDI DIKAN KRI TI S …………..........................………………... 189

Prawacana—Epistemologi Islam & Hakikat Manusia—Paradigma Pendidikan—Habermas, Kririk Ideologi atas Kurikulum Emansipatoris—Epilog.

24. H and-Out 24 KOM ODI FIKASl PENDI DI KAN SEBAGAI ANCAMAN KEMANUSlAAN ……. 191

Prawacana—Pendidikan sebagai Hak asasi Manusia—Komoditisasi Pendidikan sebagai ancaman Kemanusiaan—Refleksi Pendidikan.

25. H and-Out 25 RELASI PENDI DIKAN, KEKUASAAN NEGARA DALAM JERATAN ARUS GLOBALI SASI ……………………………………………………………………...………………...………………...…….

Pra wacana—Diskursus

Rasionalitas Globalisasi—Visi Pendidikan di Era Globalisasi—Epilog.

Pendidikan

dan

Kekuasaan—Dehumanisasi

BAGI AN KETUJUH : DI SKURSUS I SLAM DAN TEOLOGI PEM BEBASAN PROGRESI F …………….. 198

26. H and-Out 26 SEJARAH TEOLOGI PEM BEBASAN AM ERIKA LATIN (TAH UN 60-AN) ..…. 199

Prawacana—Termonologi Teologi Pembebasan—Belajar dari Teologi Pembebasan Amerika Latin—Apakah yang Dimaksud dengan Lingkaran Hermeneutik?—Teologi Pembebasan Islam, Adakah?—Ali Syariati dan Humanisme Islam—Asghar Ali Engineer dan Elemen Pembebasan dalam Qur’an—Hassan Hanafi dan Kiri Islam—Penutup.

27. H and-Out 27 I SLAM & TEOLOGI TRANSFORMATI F …………...………………………….……………... 210

Prawacana—Islam

Tradisional—Islam

Modernis—Islam

Neomodermis—Islam

Fundamentalis—Islam Liberal—Islam Kiri/ Kiri Islam—Islam Alternatif, Rasional, Inklusif— Catatan Tambahan.

28. H and-Out 28 CI VIL SOCI ETY: PERADABAN BARU I NDONESI A ………………………………...…. 216

Rekonstruksi Paradigma Politik Islam dalam Perspektif Hubungan Negara dan Masyarakat— Civil Society: Rekonstruksi Gagasan Negara—Civil Society: Mencari Bentuk Peran Negara dan Masyarakat.

29. H and-Out 29 TEOLOGI PEM BEBASAN RASI ONAL …………...………………………………..……..….. 223

Memikirkan Kembali Asumsi Pemikiran Kita—Tentang Teologi Pembebasan Rasional.

30. H and-Out 30 TRADI SI VERSUS M ODERNI SASI I SLAM …………………………………...…………….. 225

Dinamika Islam Kultural: Pemetaan atas Wacana Keislaman Kontemporer—Gerakan Islam dan Kapitalisme Global: Membela Pembela Agama Tuhan.

31. H and-Out 31 TELAAH KRITI S PEM I KI RAN H ASSAN H ANAFI ...………………………………...….. 227

Riwayat Hidup dan Kondisi Sosio-Kultural Mesir—Hassan Hanafi Masa kecil— Hermeneutika Pembebasan Hassan Hanafi Serta Sikap ”LA” (Tidak) Terhadap Tradisi Barat.

BAGI AN KEDELAPAN: DI SKURSUS PEM I KI RAN H EGEL, M ARX, GRAM SCI DAN H ABERM AS …………...……………...……………...……………...……………..................…………. 235

32. H and-Out 32 LATAR H I STORI S PEM IKI RAN GEORG WI LH ELM FRI EDRI CH H EGEL …. 236

Prawacana—Kehidupan Dan Karya—Metode Dialektika.

33. H and-Out 33 I DE DASAR DAN DI ALEKTIKA FILSAFAT GEORG WI LHELM FRI EDRI CH

H EGEL …………...……………...……………...……………...…………………………………………………………………. 237

Dialektika Hegel—

34. H and-Out 34 LATAR H I STORI S PEM IKI RAN KARL M ARX ………………………………....………… 242

Riwayat Hidup Karl Marx—Manifesto Komunis—Sejarah Materialisme dan Dialektika— Teori Nilai Lebih—Komunisme dan Masyarakat Tanpa Kelas—Analisis.

35. H and-Out 35 PETA PEM IKI RAN KARL M ARX (1818-1883): M ATERI ALI SM E DI ALEKTIKA & M ATERIALI SME H I STORI S …………...…………………………………….…...…………… 246

Karl Marx dalam Lintasan Sejarah—Komunisme—Hakekat Manusia Menurut Karl Marx— Keterasingan & Emansipasi Manusia—Tendensi Akar Materialisme—Materialisme Dialektis—Materialisme Historis—Epilog.

36. H and-Out 36 PEM IKI RAN KARL M ARX TENTANG KRI TIK EKONOMI -POLI TIK …………. 251

Prawacana: Tentang Das Kapital—Dasar Kritik Ekonomi-Politik—Sejarah Kapitalisme Eropa dan Asia—Tiga Fase Imperialisme—Kelas dan Kapitalisme.

37. H and-Out 37 PEM I KI RAN POLITlK ANTONI O GRAM SCI (1891-1937) …………………..………… 259

Prawacana—Konsep Hegemoni Gramsci—Hubungan kekuasaan—Nasional-kerakyatan— Revolusi Pasif.

38. H and-Out 38 TEORI H EGEM ONI ANTONI O GRAM SCI ; M ENGENAL H EGEM ONI DARI KACAM ATA ANTONI O GRAM SCI ………………………………………………………………...……………......

Memahami pentingnya studi Gramsci mengenai Hegemoni—Negara dan Hegemoni menurut Gramsci—Akan Selalu Ada Hegemoni.

39. H and-Out 39 SEJARAH M AZHAB FRANKFURT; I M AJI NASI DI ALEKTI S DALAM PERKEM BANGAN TEORI KRITI S …………...………………………………………………………...…………….. 267

Mazhab Frankfurt—Sejarah Mazhab Frankfurt—Fase Pertama—Teori Kritis dan Sejarah— Kritik Terhadap Positivisme—Bencana Modernitas.

40. H and-Out 40 TEORI KRI TI K SOSI AL M ENURUT JURGEN HABERM AS …………………….…… 270

Sejarah dan Prawacana Jurgen Habermas—Pemikiran Jurgen Habermas—Teori Epistemologi kaitannya dengan Karl Marx —Analisa Habermas tentang Kapitalis Modern—Jurgen Habermas untuk Menuju Teori Praktis—Rumusan Strategi Teori Epistemoiogi—Dogma Marxisme dan Kaitannya dengan Struktur Sosial—Pendekatan Historis Menurut Habermas—Kesimpulan.

BAGI AN KESEM BILAN: DI SKURSUS TEORI PEM BANGUNAN DUNI A KETI GA ……………………… 274

41. H and-Out 41 TEORI PEM BANGUNAN DAN KETERBELAKANGAN M ARXI S DAN NEO- M ARXI S …………...……………...……………...…………….......................................................………….. 275

Konsekuensi Politik Teori Pembangunan—Keterbelakangan Marxis dan Neo-Marxis.

42. H and-Out 42 TEORI -TEORI PEM BANGUNAN; SEBUAH ANALI SI S KOM PARATI F ………. 283

Teori-teori Utama Pembangunan Ekonomi: Lima Pendekatan—Dekade 1950-an dan 1960- an—Dekade 1970-an—Aliran Pemikiran yang P ertama—Aliran Pemikiran yang Kedua— Dekade 1980-an—Akhir 1980-an dan Awal 1990-an—Teori Tahapan Linier —Rostow: Stages of Growth Models of Development (Model-model Pembangunan Pertumbuhan Bertahap)— Harrod-Domar Growth Model (Model Pertumbuhan Harrod-Domar)—Syarat-syarat yang Diperlukan dan yang Harus Ada: Beberapa Kritik Terhadap Model Pembangunan Bertahap— Necessary Condition (Syarat Perlu) —Sufficient Condition (Syarat Cukup)—Model Perubahan Struktural—Model Perubahan Struktural—Structural

Transformation

(Transformasi Struktural)—Lewis Two- Sector Model (Model Dua-sektor Lewis)—Revolusi Ketergantungan

Revolution)—Model

Ketergantungan Neokolonial (Neocolonial Dependence Model)—Model Paradigma Palsu (False-paradigm Model of Underemployment )—Tesis Pembangunan Dualistik— Kontrarevolusi Pasar Bebas Neoklasik (Neoclassical Free-market Counterrevolution);—Pasar Bebas—Pilihan Rasional—Ramah Terhadap Pasar—Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional (‘Lama’) Traditional (Old) Neoclassical Growth Theory—Teori Pertumbuhan yang Baru (New or Endogenous Theory of Economic growth).

43. H and-Out 43 PERSPEKTI F TEORI M ODERNI SASI DAN TEORI DEPENDENSI ……………… 288

Prawacana—Gambaran Teori Modernisasi—Gambaran Teori Dependensi —Analisa— Kesimpulan.

44. H and-Out 44 PEM BANGUNAN, M ODERNI SASI , DAN PERM ASALAH ANNYA ……...………. 292

BAGI AN KESEPULUH : DI SKURSUS I DEOLOGI KAPI TALI SM E DAN DEVELOPMENTALI SME ……...………...………...………...………...………...………...…………………………

45. H and-Out 45 PENGERTI AN DAN PERKEM BANGAN KAPITALI SM E ……………………………. 295

Pengertian Kapitalisme—Sejarah Perkembangan Kapitalisme—Prinsip-Prinsip Dasar Kapitalisme—Tiga Asumsi Kapitalisme Menurut Ayn Rand—Akumulasi Kapital—Dorongan Untuk Mengakumulasi Kapital (Heilbroner)—Tinjauan Kritis Kapitalisme—Kekuatan Kapitalisme—Kelemahan Kapitalisme—Epilog: Sebuah Catatan Kritis.

46. H and-Out 46 GAGASAN DASAR KAPITALI SM E ……...………...…………………………………...……… 300

Teori Dasar Ekonomi-Kapitalisme—Akar Historis Kapitalisme—Kapitalisme Awal (1500- 1750)—Kapitalisme Klasik (1750-1914)—Kapitalisme Lanjut (Pasca 1914).

47. H and-Out 47 DEVELOPMENTALI SM E DAN DAM PAK I NDUSTRI ALI SASI DI NEGARA DUNI A KETI GA (PERSPEKTIF EKONOM I -POLITI K) …….......................................…………. 308

Perspektif Diakronis Developmentalisme—Pembangunan Sebagai Konsep Perubahan Masyarakat—Relasi Pembangunan, Negara dan Masyarakat Dunia Ketiga—Akar Sejarah Developmentalisme—Developmentalisme dan Gagasan Dasar Kapitalisme—Industrialisasi dan Masalah-Masalah Pembangunan Di Negara Dunia Ketiga—Eksploitasi Ekonomi dan Ketergantungan—Hegemoni Kultural, Ideologi, dan Politik—Hegemoni Pengetahuan— Kerusakan Lingkungan dalam Pembangunan.

BAGI AN KESEBELAS: DI SKURSUS GLOBALI SASI DAN SEJARAH EKONOM I

I NTERNASI ONAL ……...………...………...………...………...………...………...………....................................... 333

48. H and-Out 48 GLOBALI SASI EKONOM I & POLITI K INTERNASI ONAL …………………….…... 334

Pengertian—Ciri

Globalisasi—Teori

Globalisasi—Sejarah

Globalisasi—Globalisasi

Perekonomian—Ciri Berkembangnya Globalisasi Kebudayaan—Reaksi Masyarakat: Gerakan Pro-Globalisasi.

49. H and-Out 49 GLOBALI SASI ; TEORI M ODERNITAS KONTEM PORER ………………………..... 339

Prawacana—Perspektif Neo-Marxian Kellner tentang Globalisasi—Giddens tentang “Runaway World” dari Globalisasi—Beck don Politik Globolisasi—Buman tentang Konsekuensi Globalisasi Manusia—Ritzer tentang “Globalization of —Nothing”“Landscape” Appadurai—Ada lima lanskap dalam inti pemikiran Appadurai.

50. H and-Out 50 GLOBALI SASI , SEJARAH EKONOM I I NTERNASI ONAL DAN KRI RI S M ASYARAKAT KAPITALI SM E ……...………...………............................................………...……….. 346

Globalisasi Ekonomi Internasional—Teori Sistem Dunia—Faktor Pendorong Globalisasi— Kekuatan Kaum Kapitalis Internasional—Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi—Dukungan Pemerintah Negara-negara Sedang Berkembang—Globalisasi dan Krisis Masyarakat Kapitalisme.

51. H and-Out 51 GLOBALI SASI DAN PENGARUH NYA TERH ADAP EKONOM I INDONESIA DAN KRI TIKNYA ……...………...………...………...………...…………………………………………………..……... 359

Latar Belakang Globalisasi—Globalisasi Neo-liberal—Poin-poin Pokok Neo-liberal— Indonesia sebagai Korban Globalisasi—Perampokan Besar-besaran Bank Sentral—Tambal Sulam Kemiskinan Lewat Utang—Penghancuran Ketahanan Pangan—Penciptaan Pasar Tanah—Penguasaan Air Minum—Mafia Utang lewat Kredit Ekspor—Penjarahan Kekayaan Intelektual Masyarakat/ Komunitas—Globalisasi Utang—Globalisasi Privatisasi—Globalisasi Perdagangan.

BAGI AN KEDUABELAS: DI SKURSUS ANALI SI S SOSI AL DAN STRATEGI GERAKAN SOSI AL ……...………...………...………...……….............………...………...……….. 373

52. H and-Out 52 PETA ANALI SI S SOSI AL ……...………...………...……………………………………...……….. 374

Uraian tentang Paradigma Sosiologi—Teori Perubahan Sosial—Langkah Praxis Analisis Sosial dan Pengorganisasian Masyarakat—Prawacana—BAGIAN I—Paradigma-paradigma Ilmu-ilmu Sosial—Ilmu Sosial Paradigma Dominatif Lawan Emansipatoris—Dari Paradigma Reformasi ke Transformasi: Peta Kesadaran Freire—Kesadaran Magis (magical consciousnees)—Kesadaran Naif (naival consciousnees)—Kesadaran Kritis (critical consciousness)—Paradigma-paradigma

Sosiologi—Paradigma

Fungsionalis—Paradigma

Interpretatif (Fenomenologi)—Paradigma Humanis Radikal—Paradigma Strukturalis Radikal—Catatan Kritis—BAGIAN II—Langkah Praxis Analisis Sosial—Apakah Analisa Sosial Itu?—Wilayah Analisa Sosial—Pendekatan Dalam Analisa Sosial—Bagaimana Hasil Analisa Sosial?—Batas Analisa Sosial—Siapa Pelaku Analisa Sosial?—Mengapa Gerakan Sosial Membutuhkan Analisa Sosial?—Signifikansi Analisa Sosial—Orientasi Analisa Sosial—

Prinsip-Prinsip Analisa Sosial—Tahap-Tahap Analisa Sosial—Apa Yang Penting Ditelaah dalam Melakukan Analisa Sosial—Model Telaah dalam Analisa Sosial: Tradisional, Liberal, Transformatif—Tahap Penarikan Kesimpulan Analisa Sosial—Dasar Penarikan Kesimpulan Analisa Sosial.

53. H and-Out 53 TEKNI K LOBBY DAN NEGOSI ASI ……...………………………………….………...……… 391

Teknik Negosiasi Untuk Sukses—Kuadran Kalah-kalah (Menghindari konflik)—Kuadran Menang-kalah (Persaingan)—Kuadran Kalah-menang (Mengakomodasi)—Menang-menang (Kolaborasi)—Pentingnya Sikap Terhadap Perselisihan Dan Konflik—Mengembangkan Filosofi Sama-Sama Menang Dalam Negosiasi—Pokok masalah yang dinegosiasikan— Persiapan negosiasi—Mencapai suasana yang tepat—Taktik-Taktik Negosiasi—Gaya-gaya negosiasi—Mencari penyelesaian—Situasi fall back—Perilaku dalam negosiasi—Mengakhiri Negosiasi—Tahapan-tahapan

Negosiasi—Langkah-langkah

Bernegosiasi—Persiapan—

Pembukaan—Zona Tawar Menawar (The Bargaining Zone)—The “It’s a Game” Poker School—The “Do the Right Thing Even If It Hurts” Idealist School.

54. H and-Out 54 TEKNI K AGI TASI DAN PROPAGANDA ……...………..........................…………... 400

Pengantar—Agitasi—Propaganda—Retorika.

55. H and-Out 55 PENGORGANI SASI AN MASYARAKAT ……...…………………………….…...………...… 403

Prawacana—Landasan & Tujuan pengorganisasian—Landasan Pengorganisasian—Tujuan Pengorganisasian—Manfaat

Melakukan

Pengorganisasian—Kerja Pengorganisasian

(Pengorganisiran)—Mengapa Warga Mengorganisir Diri atau Menolak untuk itu?—Dimana melakukan Kerja–Kerja Pengorganisasian—Apa yang harus Kita Kerjakan dalam Pengorganisasian?—Membangun Jaringan.

REFERENSI PRI M ER ……...………...………...………...………...………...……………………………………….…...…….. 407 TENTANG PENULI S ………….……………………………………...……………………………………………….………...…....

417

KARYA I NI SAYA DEDI KASIKAN UNTUK

Untuk Para Pendiri Republik I ndonesia dan Para Alim Ulama

Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Aidit, Nyoto, Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy'ari, Ali Syariati, Asghar Ali Engineer, Hasan Hanafi, Arkoun, Abu Hasan Al-Asy'ari, Abu Mansur

Al-Maturidi, Imam Hanafi, Imam Syafi'i, Imam Malik, Imam Hambali, Imam Junaidi, Imam Ghozali, dll.

Untuk Semua Guru I ntelektual

Sokrates, Plato, Aristoteles, Nikolas Copernicus, Johaner Kepler, Galileo Galilei, Nicolo Machiavelli, Thomas More, Francis Bacon, Rene Descrates, Blaise Pascal, Baruch Spinoza, Thomas Hobbes, John Locke, GW Leibniz, Cristian Wolft, George Barkeley, David Hume, Voltaire, Jean Jacques Rousseau,

Immanuelt Kant, JC Ficte, FWJ Schelling, GWF Hegel, Athur Scopehauer, August Comte, John Struat Mill Herbert Spencer, Ludwig Feuerbach, Karl Marx, Soren Kiegarard, Friedrich Nietzsche, William

James, John Dewey, Henry Bergson, Edmund Husserl, Max Scheller, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel, Herbert Marcus, Ibnu Khaldun, Arnold Toynbee, Patirin A. Sorikin, Emile Durkheim, Friedrich Engels, Talcots Parson, Neil Smeller, Everett E. Hagen, David McClelland, Thorstein Veblen, WF Orgburn, Al-Ghozali, Mohammed Arkoun, Paulo Freire, Michel

Foucault, Ivan Illich, Jurgen Habermas, Neil Posman, Henry Giroux, dll.

Untuk Kedua Orang Tuaku

Kedua orang tuaku Bapak H. Muhammad Nur Sayyidi, Ibunda tercinta Hj. Khamidah Nurul Jannah,

Kakakku Almarhumah Komyati Azizah, serta kepada semua intelektual, akademisi, aktivis, pelajar, semua pecinta ilmu pengetahuan.

Untuk Para Aktivis Gerakan

Untuk mereka yang telah membunuh egoisme dan watak sektarianisme. Untuk mereka yang telah menumbalkan dirinya pada realitas sosial. Untuk mereka yang mengorbankan dirinya demi kaum miskin dan tertindas. Untuk mereka yang telah mendedikasikan

dirinya demi meneruskan ruh perjuangan pada pahlawan, para syuhada, para alim ulama. Untuk mereka yang telah menitikan dirinya demi perjuangan ummat manusia disekeliling mereka. Untuk

mereka yang tidak pernah patah semangat, yang terus-menerus berproses demi mencapai dan menemukan eksistensi dirinya. Untuk mereka yang tidak rela nilai-nilai kemanusia dinista oleh sebuah rezim kekuasaan yang aristokratik. Untuk mereka yang tidak pernah tunduk pada rezim tiranik. Untuk mereka yang cinta kebenaran dan keadilan. Untuk mereka para martir revolusi sosial.

Untuk Seseorang yang M engusik H atiku

Engkaulah laut pada perahuku—karena dirimulah yang selalu memberikan harapan, selalu menuntun dan dengan sabar menunjukkan padaku cita-cita mulia. Engkaulah layar pada perahuku—karena dirimulah yang telah memberi dorongan dengan tetes air mata. Engkaulah nahkoda pada perahuku—karena dirimulah yang telah mengarahkan diriku dan menunjukkan pada

jalan yang diridhoi oleh-Nya. Buat laut, layar dan nahkodaku, ketika perahu terombang-ambing nyaris kehilangan arah, teruslah menatih langkah hidupku tuk sebuah harapandan cita-cita mulia.

Jangan mengharapkan balasan cinta dari orang yang engkau cintai, dan tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya. Ketika cinta telah bersemayam dihatinya, maka dia akan memberikan cinta

tanpa engkau memintanya. Tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta telah tumbuh dihatimu. Karena pecinta sejati selalu berusaha memberi tanpa meminta dan berharap. Janganlah mencintai

wanita karena kecantikannya, tetapi buatlah dia merasa cantik karena engkau mencintainya.

PENGANTAR REFLEKTI F PENULI S

Minimnya kelompok radikal- t ransformat if

di kampus-kampus merupakan kegelisahan sendiri apakah transformasi sosial dapat mungkin terjadi lagi. Padahal keyakinan untuk menciptakan perubahan itu justru diharapkan terjadi lewat gerakan mahasiswa ini. Tragisnya, justru pada

level gerakan sosial ini muncul fragmentasi dalam gerakan-gerakan reaksioner yang elitis. Hal ini mungkin terjadi karena keringnya ruang mediasi intelektual sebagai basis dialektika-refleksi atas sekian aksi yang dilakukan. Sebuah hal yang mustahil kerangka kerja revolusioner itu akan tercipta tanpa adanya sebuah transformasi wacana yang massif dan tradisi dialektis yang tertuang dalam narasi kaderisasi yang sistemik.

PMII sebagai komunitas ideologis yang berbasis kaum t radisionalis-radikal, harus mampu menjawab tantangan-tantangan zaman atas sekian proses eksploitasi, dehumanisasi, ketimpangan dan sekian persoalan lain yang tidak saja membutuhkan alat analisa yang jeli, tetapi juga proses itu bergulir tidak secara terlihat dengan kasat mata. Mustahil kita dapat menganalisa aras sosial apabila tanpa gagasan dasar kaderisasi formal dan informal yang memiliki bobot pengetahuan dan pembacaan yang jelas. Sehingga issue apapun yang sedang diusung, merupakan issue actual, strategis dan populis, bukan issue elitis, usang dan hanya menjadi tunggangan kepentingan politik pragmatis.

Pertanyaannya adalah apakah PMII sudah mampu mengusung sekian mandat sosial yang diembannya? dan apakah PMII sudah mampu memposisikan organisasi dalam proses transformasi sosial? ataukah hanya menjadi bagian dari reproduksi sosial? Beberapa kegelisahan ini harus bisa dijawab dengan kaderisasi sistemik dengan wacana-wacana yang dikembangkan dengan melihat kebutuhan kader, organisasi dan bangsa.

Pelatihan Basis di PMII merupakan upaya pembentukan kader yang tangguh dan mampu menjawab tantangan zaman. Prinsip dasar dalam melakukan pengkaderan adalah upaya liberasi sebagai manifestasi kebebasan manusia dalam bertindak dan berpikir, sehingga ada kesesuaian antara kebenaran berpikir dan kebenaran bertindak. Basis kebenaran itu sendiri tertuang dalam ideologi PMII, paradigma gerakan dan plat form gerakan sosial. PMII harus mengedepankan nilai- nilai indepedensi dalam arti bahwa PMII jauh dari kepetingan politik sesaat.

Ruang mediasi intelektual bagi kader merupakan hal yang sangat signifikan, kebutuhan ini menjadi mendesak untuk dilakukan karena pada dasarnya seluruh kegiatan PMII berorientasi pada pemberdayaan intelektual. Ketika ruang pengetahuan kader kosong, nisbi, nihil, bahkan tidak ada t radisi dialektika , maka yang terjadi adalah stagnasi gerakan pemikiran dan gerakan sosial. Tidak mungkin ketika ruang pengetahuan kosong akan terjadi gerakan revolusioner, yang terjadi hanyalah gerakan reaksioner yang elitis. Organisasi sebagai suatu sistem yang menyeluruh, membutuhkan basis kont it ue yang milit ant dan ideologis, hal ini tidak akan terwujud tanpa ada gagasan dasar kaderisasi formal atau informal yang mempunyai bobot pengetahuan.

Pertanyaan fundamental bagi sebuah ruang mediasi intelektual adalah; pengetahuan apa yang ditransformasikan kepada kader? Hal ini penting untuk dijawab karena tidak semua pengetahuan bisa dijadikan kerangka kerja revolusioner, sebagaimana terjadinya Revolusi Rusia 1917 yang menuntut keadilan dimana tidak ada penghisapan manusia oleh manusia lain, juga mempunyai dasar pengetahuan dan tidak lain adalah ajaran marxisme. Nah, ruang gerak sosial juga membutuhkan dasar pengetahuan sosial yang jelas. Fragementasi gerakan diaras sosial misalnya, sangat mungkin terjadi karena gerakan dilevel sosial politik tidak memahami posisi masing-masing dan apa pengaruhnya.

Apakah mungkin kader yang tolol dan dungu dengan segudang kemiskinan pengetahuan dalam otaknya mampu melakukan perubahan! Nampaknya suatu hal yang mustahil. Dapat kita refleksikan statemen Seorang tokoh komunis, Nyoto—bahwa pengetahuan akan menuntun kepada gerakan nyata—dalam Makalah Kulianya “Filsafat Prolet ariat ” di Universitas Rakyat, Jakarta, 29 Juni

1961: “Permasalahan revolusi sama sekali t idak mudah dan tidak sederhana. Hanya dengan senjat a filsafat yang benar-benar revolusionerlah permasalahan revolusi it u bisa dijawab dengan tepat ” . Jelaslah dari statemen tersebut, semua gerakan revolusioner membutuhkan dasar pengetahuan. Dan mudah-mudahan—untuk tidak mengatakan tidak mungkin—bahwa pelatihan ini bisa menciptakan kader yang bisa mengawal perubahan, mengawal segala bentuk penindasan kemanusiaan, penghisapan ekonomi rakyat, pemasungan kebebasan bertindak, eksploitasi kelas sosial—menuju keadilan hakiki.

Renungan ini saya tulis untuk mereka yang faham dan percaya, bahwa kuliah hanyalah satu tempat singgah menghabiskan luang waktu yang tersisa, sekedar bersuka ria selagi usia masih muda; gaudeamus igit ur iuvenusdum sumus.

Makin sering saya kuliah maka semakin buntu jalan pikiran ini. Otak ini menjadi semakin picik dan busuk, karena otak ini serasa disumbat tumpukan diktat sakral yang selalu ditenteng oleh dosenku; yaitu dewa kesucian yang tidak pernah salah. Semua ucapannya bagaikan kitab suci yang tidak terbantahkan. Dosenku adalah mahaguru yang tahu segalanya dan saya adalah manusia tolol dan penurut. Diktat yang telah usang dimakan rayap terus dijejalkan sampai mulutku penuh dan mau muntah. Ketika merasakan kejenuhan intelektual, saya teringat refleksi kritis A.S. Neil (1883- 1973), beliau mengatakan; “Saya percaya bahwa memaksakan apapun dengan kekuasaan adalah salah. Seorang anak seharusnya tidak melakukan apapun sampai ia mampu berpendapat— pendapatnya sendiri—bahwa itulah yang harus dilakukan.”

Bayangkan!! Suasana belajar yang menyebalkan harus saya jalani selama kurang lebih 1770 hari atau sekitar lima tahun. Apakah selama lima tahun yang telah saya jalani sudah bisa menjamin menjadi manusia sesungguhnya. Saya rasa belajar di kampus justru membodohkan, karena dosenku selalu memberikan instruksi dan peraturan ketat. Sampai-sampai lidah ini terasa kaku, karena selama lima tahun tidak boleh berbicara, apalagi bernada membangkang dan mengkritik. Ternyata sikap dosen yang anti-dialogis telah sukses menghantarkan saya menjadi sarjana tolol, lugu dan tidak tahu diri. Saya tidak pernah diberi kesempatan untuk belajar mempertanyakan sesuatu yang membuat saya ragu akan entitas kebenaran.

Apa sebenarnya belajar itu? Sepertinya dosenku belum pernah berkenalan dengan pemikiran almarhum Heidegger (1889-1976); bagi Heidegger, “Belajar berarti membuat segala sesuatu yang kita jawab menjadi hakikat-hakikat yang selalu menunjukkan dirinya sendiri kepada kita setiap saat…, Mengajar lebih sulit daripada belajar, karena apa yang dituntut dari mengajar: membiarkan belajar.

Setelah melakukan refleksi kritis saya baru sadar setelah keluar dari gedung perkuliahan, ternyata gedung yang selama ini saya tempati adalah gudang mitos. Karena dalam pelajaran dosenku, perbedaan mitos dan realitas menjadi kabur. Sangat ironis memang. Benar-benar membosakan. Sebagaimana telah diekspresikan oleh Ivan Illich (1926-2002), bahwa; “Sistem sekolah saat ini menjalankan tiga fungsi umum gereja sepanjang sejarahnya, yakni menjadi gudang mitos masyarakat, pelembagaan kontradiksi dalam mitos tersebut, dan lokus ritual yang mereproduksi serta menyelubungi perbedaan antara mitos dan realitas”.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada semua dosenku yang telah berjasa sebagai teman belajar, secara tidak sadar sebenarnya kalian juga yang telah menjerumuskan saya pada pada lembah nista manusia dungu, dimana saya harus menalan mentah-mentah teori basi, metodologi berfikir yang rancu, menelisik hakikat realitas yang melulu normatif, dan harapan-harapan hidup yang utopis. Saya juga masih merasakan kupingku saat ini masih panas, aku betul-betul muak dengan kata-kata manis setiap kali kuliah karena terlalu bijak dan menggurui. Tetapi saya tetap berdo’a semoga jasa kalian mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan. Saya juga berdo’a agar segera dikutuk menjadi manusia mulia dan bertaqwa, dan semoga tersesat kejalan yang benar dan diridhoi- Nya.

Rasanya bisa bernafas untuk menghirup udara bebas, karena telah keluar dari penjara yang selama ini memasung kebebasanku untuk berekspresi dan berkoar-koar tentang wacana kiri, idealisme dan aktivitas politik subversif. Manusia-manusia garang penjual diktat telah hilang dari Rasanya bisa bernafas untuk menghirup udara bebas, karena telah keluar dari penjara yang selama ini memasung kebebasanku untuk berekspresi dan berkoar-koar tentang wacana kiri, idealisme dan aktivitas politik subversif. Manusia-manusia garang penjual diktat telah hilang dari

Selama berdialektika di organisasi saya berkenalan dengan pemikiran filosof barat, yaitu Friedrich Nietzsche (1844-1990). Nietzsche pernah berfikir “Tuhan telah mati” dan keyakinanya, bahwa karena itu kita harus menciptakan manusia baru seorang “Adimansia” (Ubermensch). Kalau anda masih mempunyai akidah segeralah beribadah, agar hidupmu mendapatkan berkah. Nietzsche melalui perenungannya sebenarnya telah memberikan peringatan kepada kita agar manusia tidak hanya pasrah dan berdo’a, tetapi manusia sebenarnya juga mempunyai kekuatan dan kehendak untuk menentukan eksistensi dirinya.

Selanjutnya patut kita pertanyakan, apakah sarjana itu menjamin bahwa mereka mempunyai kesadaran penuh untuk membela manusia-manusia tertindas? Atau justru para sarjana nantinya bangga dengan sepatu mengkilap, berjas dan berdasi kemudian berjalan-jalan dikantor menenteng seberkas data kemiskinan yang akan dijual kepemodal. Dan mungkin juga ada yang mempunyai karir akademik sukses dengan sederet gelar panjang disandangnya, tetapi mata hatinya buta melihat ketimpangan sosial. Mereka semua hanya akan menjadi manusia najis. Refleksi saya ini sejalan dengan pernyataan Tan Malaka sebagaimana disitir oleh Franz Magnis-Suseno; “Dalam negara ini akan terdapat tugu peringatan manusia najis, penghianat negara, penjual rakyat, kusta masyarakat. Puluhan, ya ratusan nama dan gelar manusia najis yang dituliskan disemua sisi tugu raya ini. Yang termasuk golongan manusia najis nomor satu ialah mereka yang langsung membantu penjajah, penindas, penghisap dan pembunuh rakyat Indonesia.” Semoga aku bukan bagian dari sarjana najis yang akan menjadi kusta masyarakat.