Dukungan Pemerintah Negara-negara Sedang Berkembang

3. Dukungan Pemerintah Negara-negara Sedang Berkembang

Pelaku utama dari globalisasi adalah Negara imperialis yang berkuasa 197 artinya Negara yang mempunyai prinsip ekonomi world competit ive dan mereka tidak mempunyai kerugian apa-apa

karena semua biaya yang dikeluarkan berasal dari pembukaan pasar (open market ). Kelompok ini hendak memperjuangkan globalisasi yang bebas (unrest ricted globalization), mereka cenderung untuk membuka perekonomian mereka dan sebagai gantinya mereka juga menuntut Negara lain agar membuka perekonomiannya. Kelompok kedua yang pro globalisasi adalah Negara-negara pelayan (client s) dari kelompok pertama. Kelompok kedua (NSB) ini mengkhususkan dirinya pada ekspor barang-barang agromineral, kelautan, dan kehutanan yang semua itu mendukung produk

dan memberi keuntungan bagi kelompok pertama. 198

Negara imperialis juga memainkan peran penting dalam membuka pintu perekonomian dunia dengan menciptakan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF dan GATT/ WTO. Lembaga-lembaga ini dikontrol oleh orang-orang yang ditunjuk oleh Negara imperialis di bawah pimpinan Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa. Fungsi mereka adalah menggantikan

195 http:/ / www.kompas.com/ kompas-cetak/ 0304/ 28/ nasional/ 280846.htm 196 Lihat.

Joseph S. Nye, dalam http:/ / isac.blogdrive.com/ archive/ 10.htm

M enelisik

Pemikiran

197 Dari Negara-negar imperialis inilah muncul korporasi-korporasi global yang menjadi pelaku utama juga pada saat ini, dan agen utama eksploitasi berbagai sumberdaya di berbagai belahan dunia ketiga, yang pada akhirnya hasilnya dibawa

kembali ke Negara-negara metropolis 198 Lihat: James Petras, “Negara Sebagai Agen Imperialis”, dalam Globalisasi Perspekt if Sosialis, Ali Sugihardjanto,

dkk, Penerbit Cubuc, Jakarta, 2001, hlm. 164 dkk, Penerbit Cubuc, Jakarta, 2001, hlm. 164

membiayai ekspansi tersebut. 199 Kebijakan domestik maupun internasional pemerintah Negara-negara berkembang itu

ditransformasikan melalui introduksi dan adopsi semacam reformasi liberalisasi ekonomi yang diniatkan untuk menata kembali peran dan keterlibatan Negara dalam ekonomi. 200 Reformasi ini

didukung dengan berbagai derajat antusiasme yang berlainan di berbagai Negara berkembang, tapi jelas efeknya mengarah pada sebuah reduksi internasional terhadap intervensi pemerintah dalam perekonomian, mengarah pada meningkatnya kepercayaan atas mekanisme pasar dan kebebasan yang lebih besar bagi sektor swasta, yaitu makin banyak dianutnya marketisasi dan privatisasi. Bahkan di Negara seperti India, Brasil, dan Nigeria di mana nasionalisme ekonomi mengakar secara historis, investor asing tidak hanya disambut dengan penghapusan pembatasan penanaman modal

asing, melainkan juga dengan tawaran insentif bagi investasi baru. 201 Sementara itu di Dunia Ketiga, peran Negara tidak bisa dihilangkan. Ada relasi yang

dialektis antara peran Negara di pasar domestik dan proses globalisasi. Dengan kebijakan upah rendah, pengurangan subsidi, dan pemupukan modal swasta, Negara Dunia Ketiga mengonsentrasikan pendapatannya untuk ekspansi ke luar (globalisasi ataupun capit al relocation). Proses ini sudah terlihat jelas dalam program yang dikenal dengan istilah St rukt ural Adjust ment Programs (SAPs) atau program pengetatan ekonomi. Program ini dirancang oleh Bank Dunia dan IMF yang bekerja sama dengan elite Negara Dunia Ketiga, tujuannya adalah meningkatkan arus

keluar modal dan kesediaan pasar nasional untuk melakukan swastanisasi bagi kepentingan MNC. 202 Berikut adalah contoh beberapa persyaratan SAP: 203

1. Penghapusan tarif-t arif yang membantu industri-industri kecil lokal agar t et ap mampu bert ahan hidup berhadapan dengan perusahaan-perusahaan besar global. Padahal, tarif-tarif tersebut sesungguhnya memberi ruang bernafas bagi Negara-negara miskin untuk berkembang secara internal dalam menghadapi pesaing-pesaing yang lebih besar dan lebih kaya.

2. Penghapusan berbagai peraturan dalam negeri yang mungkin dapat menghambat at au t erlalu banyak mengatur masuknya investasi luar negeri . Dengan demikian ini memungkinkan para pemodal dan korporasi global untuk secara bebas masuk dan dengan mudah menguasai bisnis-bisnis di tingkat lokal, bahkan tak jarang di seluruh lini perekonomian.

3. Penghapusan kont rol harga (bahkan berkenaan dengan kebut uhan pokok sepert i pengadaan air sekalipun) dan secara t idak adil mewajibkan pemberlakuan terhadap kont rol at as upah. Alhasil, sudah dapat dipastikan para pekerja yang upahnya sudah teramat kecil, menjadi semakin kecil kemampuannya unt uk bert ahan hidup.

4. Pengurangan secara drast is berbagai pelayanan sosial dan badan-badan yang menjalankannya, seperti pelayanan kesehatan, perawatan medis, pendidikan, bantuan pangan, bantuan usaha kecil, angkutan, sanitasi, air dll. Kerap kali berbagai pelayanan tersebut diprivatisasi sehingga bantuan yang sebelumnya diterima Cuma-Cuma oleh rakyat, kini memerlukan biaya yang

199 Ibid, hlm. 166

Stephan Haggard & Robert R. Kaufman, ed., Int roduct ion: Inst itut ion and Economic Adjustment , Princeton University Press, Princeton, NJ, 1992, hlm. 3

201 Thomas J Bierstecker., “The Logic of Unfulfilled Pomise of Privatization individu Developing Countries”, individu Louis Puterman & Dietrich Ruescameyer, eds, St at e and Market individu Development : Sinergy of Rivalry?, Bouldera, CO:

Liene Riener, Publisher, Inc, 1992, hlm. 106 202 James Petras, Negara Sebagai Agen Imperialis, Op. Cit ., hlm. 1666-167

203 Jerry Mander, Debi Barker & David Korten, “Globalisasi Membantu Kum Miskin”, dalam Globalisasi Kemiskinan & Ket impangan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, 2003, hlm. 10-12 203 Jerry Mander, Debi Barker & David Korten, “Globalisasi Membantu Kum Miskin”, dalam Globalisasi Kemiskinan & Ket impangan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, 2003, hlm. 10-12

5. Penghancuran secara agresif at as program-program rakyat, yang menjadi sarana bagi bangsa- bangsa untuk bisa mencapai kemandirian dalam hal kebutuhan pokok. Tentu saja, korporasi- korporasi global tidak bisa mendapatkan keuntungan jika bangsa-bangsa mampu memecahkan persoalan dalam negeri mereka sendiri, keuntungan korporasi global itu sendiri berasal dari pengembangan proses-proses penciptaan nilai tambah, khususnya melalui perdagangan global.

6. Perubahan yang dilaksanakan secara cepat at as perekonomian dalam negeri unt uk menekankan produksi ekspor, yang biasanya dikelola tanpa ketatalaksanaan langsung dari investor asing dan korporasi global. Produksi yang terdiversifikasi secara lokal dan berskala kecil, seperti dalam bidang industri atau pertanian, akan digantikan dengan produksi berorientasi ekspor uang terspesialisasi dalam skala besar. Dalam hal ini, teori yang berlaku adalah ketika Negara-negara memusatkan produksi mereka pada sejumlah kecil produk ekspor, maka mereka akan mendapatkan cadangan devisa (foreign exchange) dalam jumlah yang jauh lebih besar. Dengan demikian mereka akan mampu membeli barang-barang kebutuhan mereka di pasar-pasar asing.