Penentuan Populasi dan Sample

3.2. Penentuan Populasi dan Sample

3.2.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri- ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 2003:271). Populasi dari penelitian ini adalah semua penumpang yang sudah menggunakan jasa kereta api pada PT. KAI Daop IV Semarang. Populasi ini bersifat heterogen yang dapat dilihat dari beragamnya jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendapatan.

Jumlah Penumpang

JUMLAH NO.

HARI

PENUMPANG

1. Senin, 17 November 2014 1.458 orang

2. Selasa, 18 November 2014 2.183 orang

3. Rabu, 19 November 2014 1.742 orang

4. Kamis, 20 November 2014 1.586 orang

5. Jumat, 21 November 2014 2.163 orang

6. Sabtu, 22 November 2014 2.268 orang

7. Minggu, 23 November 2014 3.622 orang

15.022 orang Sumber: Stasiun Besar Tawang Semarang, 2014

JUMLAH

3.2.2 Sample

Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Informasi yang diperoleh kemudian diterapkan pada keseluruhan populasi. Jadi, sample adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya (Santoso & Tjiptono, 2002:80). Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada cukup besar, sehingga tidak memungkinkan untuk seluruh populasi yang ada.

Berdasarkan data jumlah populasi penumpang atau pengguna jasa pada kereta api dalam satu minggu sebanyak 15.022 orang, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99,34 orang, Berdasarkan data jumlah populasi penumpang atau pengguna jasa pada kereta api dalam satu minggu sebanyak 15.022 orang, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99,34 orang,

1. Sampel Acak atau Random Sample Dalam pengambilan sampel peneliti mencampur subyek- subyek di dalam populasi sehingga semua subyek di dalam populasi dianggap sama, dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek. Untuk memperoleh kesempatan (Chance) dipilih menjadi sampel.

2. Sampel Berstrata atau Stratified Sample Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkat- tingkat atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random. Adanya strata, tidak boleh diabaikan, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel.

3. Sampel Wilayah atau Area Probability Sample Seperti halnya pada sampel berstrata dilakukan apabila ada perbedaan antara yang satu dengan strata yang lain, maka kita lakukan sampel wilayah apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.

4. Sampel Proporsi atau Proportional Sample Teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah.

5. Sampel Bertujuan atau Purposive Sample Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random ataupun daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu.

Teknik sampling ini juga dilakukan tidak berdasarkan pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.

7. Sampel Kelompok atau Cluster Sample Di dalam menentukan jenis cluster atau kelompok harus dipertimbangkan dengan masak- masak tentang apa ciri- ciri yang ada.

8. Sampel Kembar atau Double Sample Adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dengan sampel acak atau Random Sample, dimana pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek - subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama, dengan catatan bahwa setiap subjek terdaftar sebagai populasi (Nazir,2003:279).

Adapun pertimbangan yang akan dilakukan dalam mengambil sampel yang akan diteliti yaitu responden adalah penumpang yang menggunakan jasa kereta api pada PT. KAI Daop IV Semarang. Dalam penentuan jumlah sampel digunakan rumus Slovin yaitu :

2 1  Ne

e = Jumlahke longgaran kesalahan yang dilakukan