Partisipan 3 (M. W)
3. Partisipan 3 (M. W)
Frekuensi makan partisipan selama bermahasiswa di Salatiga adalah sebanyak 2 sampai dengan 3 kali setiap harinya, yaitu sarapan pagi sekitar jam 08.00 – 10.00, kemudian makan siang disetiap jam 14.00 – 15.00 serta makan malam sekitar jam 20.00 – 22.00. Kebiasaan makan ini berlangsung sama setiap harinya selama di Salatiga.
Jenis makanan yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga yaitu nasi sebagai makanan pokok, kemudian papeda, ubi petatas, dan jagung juga masih sering dikonsumsi partisipan selama bermahasiswa di Salatiga. Namun partisipan lebih sering mengkonsumsi nasi daripada jenis makanan lainnya. Papeda diperoleh dari teman-teman partisipan ataupun mahasiswa asal Papua lainnya yang membawa sagu dari Papua sebagai oleh-oleh. Jenis makanan lain yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga yaitu sayuran seperti sawi, buncis, bayam, sayur sop, kacang panjang, daun pepaya, sayur kangkung, labu siam, sayur kol, brokoli, kentang, terong, dan sayur asem. Selanjutnya partisipan juga mengkonsumsi berbagai jenis lauk seperti daging ayam, telur dadar ataupun telur ceplok, Jenis makanan yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga yaitu nasi sebagai makanan pokok, kemudian papeda, ubi petatas, dan jagung juga masih sering dikonsumsi partisipan selama bermahasiswa di Salatiga. Namun partisipan lebih sering mengkonsumsi nasi daripada jenis makanan lainnya. Papeda diperoleh dari teman-teman partisipan ataupun mahasiswa asal Papua lainnya yang membawa sagu dari Papua sebagai oleh-oleh. Jenis makanan lain yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga yaitu sayuran seperti sawi, buncis, bayam, sayur sop, kacang panjang, daun pepaya, sayur kangkung, labu siam, sayur kol, brokoli, kentang, terong, dan sayur asem. Selanjutnya partisipan juga mengkonsumsi berbagai jenis lauk seperti daging ayam, telur dadar ataupun telur ceplok,
Beberapa jenis makanan yang baru dikonsumsi partisipan selama bermahasiswa di Salatiga seperti soto, mie instan, nasi goreng, cap jay, serta mie ayam. Partisipan menjelaskan bahwa partisipan juga sering mengkonsumsi mie instan dengan alasan lebih praktis proses penyajiannya dari pada memasak makanan. Beberapa jenis jajanan yang juga baru dikonsumsi partisipan selama di Salatiga, seperti arem-arem, gethuk, donat, martabak serta kue cucur.
Buah-buahan yang dikonsumsi selama di Salatiga adalah pisang, rambutan, salak, pepaya, kemudian kelapa, mangga, jeruk, nangka, bengkoang, serta kedondong. Partisipan menjelaskan bahwa baru mengkonsumsi buah durian dan apel ketika berada di Salatiga.
Terdapat beberapa jenis makanan yang sebelumnya dikonsumsi partisipan selama di Papua, kemudian tidak lagi dikonsumsi partisipan selama di Salatiga seperti buah merah, kelapa hutan, daun labu siam dan daun petatas. Hal ini menurut partisipan dikarenakan tidak tersedia jenis makanan ini di Salatiga.
Selama di Salatiga, partisipan mengkonsumsi makanan sebanyak 1 porsi untuk 1 kali makan. Ukuran 1 Selama di Salatiga, partisipan mengkonsumsi makanan sebanyak 1 porsi untuk 1 kali makan. Ukuran 1
Makanan yang dikonsumsi partisipan setiap hari selama di Salatiga diperoleh dengan memasak sendiri, dan bila sibuk dengan tugas kuliah, partisipan membeli makanan di waring makan. Bila kehabisan uang makan khususnya pada akhir bulan, partisipan mengkonsumsi mie instan yang sebelumnya sudah dibeli diawal bulan, ataupun hanya mengkonsumsi nasi dengan sayur dan tanpa lauk.
Partisipan belum pernah mengkonsumsi makanan khas Salatiga, kemudian kesan terhadap makanan yang dijumpai adalah terasa manis. Beberapa makanan masih terasa asing karena baru dijumpai di Salatiga seperti tumpang koyor, sate dan lainnya. Namun partisipan mengatakan sedang menyesuaikan diri dengan makanan di Salatiga.
Kesan partisipan terhadap makanan yang dijumpai selama bermahasiswa di Salatiga adalah menurut partisipan sebenarnya masakan yang selalu dijumpai bila membeli di warung-warung makan adalah terasa manis., dan partisipan tidak menyukainya, partisipan memilih masak sendiri.
Partisipan menjelaskan bahwa ada perubahan dalam perilaku makan partisipan yaitu selama di Papua yaitu makanan diperoleh dengan membeli sehingga bila kehabisan uang makan, partisipan akan kesulitan untuk makan. Kemudian partisipan mengatakan ada beberapa jenis makanan yang sebelumnya dikonsumsi partisipan selama di Papua dan tidak lagi dikonsumsi partisipan selama di Salatiga karena tidak tersedia jenis makanan tersebut.