Partisipan 8 (S. C)
8. Partisipan 8 (S. C)
Partisipan 8 sudah bermahasiswa selama 2 tahun di Salatiga. Selama 2 tahun tersebut, frekuensi makan Partisipan 8 sudah bermahasiswa selama 2 tahun di Salatiga. Selama 2 tahun tersebut, frekuensi makan
Jenis makanan yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga adalah nasi sebagai makanan pokok yang berbeda dengan makanan pokok sebelumnya di Papua yaitu ubi jalar, keladi, singkong ataupun jagung. Selama di Salatiga partisipan jarang mengkonsumsi ubi jalar, keladi, singkong dan jagung, hanya 1 kali dalam 1 minggu. Partisipan biasanya membeli ubi di pasar untuk dikonsumsi. Kemudian jenis sayuran yang dikonsumsi partisipan selama bermahasiswa di Salatiga adalah bayam, kangkung, bunga papaya, daun papaya, sayur sop, buncis, kacang panjang, terong, sawi, sawi putih, labu siam, dan sayur pare. Selain sayuran, jenis makanan lain yang juga dikonsumsi partisipan selama di Salatiga adalah nasi goreng, mie instan, aneka gorengan seperti pisang goreng, bakwan, rolade, ubi goreng, singkong, tahu dan tempe, tumis ikan teri, kemudian nasi kuning, donat, soto, perkedel, bakso, mie ayam, dan papeda. Papeda diperoleh bila ada Jenis makanan yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga adalah nasi sebagai makanan pokok yang berbeda dengan makanan pokok sebelumnya di Papua yaitu ubi jalar, keladi, singkong ataupun jagung. Selama di Salatiga partisipan jarang mengkonsumsi ubi jalar, keladi, singkong dan jagung, hanya 1 kali dalam 1 minggu. Partisipan biasanya membeli ubi di pasar untuk dikonsumsi. Kemudian jenis sayuran yang dikonsumsi partisipan selama bermahasiswa di Salatiga adalah bayam, kangkung, bunga papaya, daun papaya, sayur sop, buncis, kacang panjang, terong, sawi, sawi putih, labu siam, dan sayur pare. Selain sayuran, jenis makanan lain yang juga dikonsumsi partisipan selama di Salatiga adalah nasi goreng, mie instan, aneka gorengan seperti pisang goreng, bakwan, rolade, ubi goreng, singkong, tahu dan tempe, tumis ikan teri, kemudian nasi kuning, donat, soto, perkedel, bakso, mie ayam, dan papeda. Papeda diperoleh bila ada
Selain makanan tersebut diatas, buah-buahan yang dikonsumsi partisipan selama bermahasiswa di Salatiga adalah pisang, papaya, ketimun, mangga, jeruk, salak, jambu biji atau giyawas, apel, melon dan kelapa.
Selama di Salatiga, partisipan mengkonsumsi makanan sebanyak 1 porsi untuk sekali makan. Ukuran 1 porsi makanan partisipan dengan nasi, sayuran dan lauk adalah sebanyak 500 gram.
Partisipan mengatakan ada jenis makanan yang sebelumnya dikonsumsi selama di Papua, namun tidak lagi dikonsumsi selama di Salatiga yaitu buah merah, tikus pohon atau yang disebut kuskus, kemudian daun genemu, Partisipan mengatakan ada jenis makanan yang sebelumnya dikonsumsi selama di Papua, namun tidak lagi dikonsumsi selama di Salatiga yaitu buah merah, tikus pohon atau yang disebut kuskus, kemudian daun genemu,
Partisipan menjelaskan bahwa ada perubahan dalam perilaku makan partisipan yaitu ada jenis makanan yang baru dijumpai dan masih terasa asing membuat partisipan memilih untuk tidak dikonsumsi. Selain itu selama bermahasiswa partisipan lebih sering mengkonsumsi mie instan, kemudian bila sibuk partisipan sering melewatkan waktu makan. Kemudian kesan partisipan terhadap makanan yang ditemui adalah rasanya yang manis, bahkan sambalpun terasa manis. Hal ini membuat partisipan selalu memilih warung makan yang menyediakan makanan dengan tidak terlalu manis, seperti penyetan, warung makan manado, ataupun warung makan lain, yang menyediakan masakan yang asin yang sudah menjadi langganan partisipan.
Partisipan juga tidak menyukai sate, mie ayam, serta sayuran ataupun masakan jawa yang terasa manis, dan tahu atau tempe bacem. Partisipan belum pernah mengkonsumsi makanan khas Salatiga, bahkan partisipan tidak mengetahui apa jenis makanan khas Salatiga.