Partisipan 9 (Y. K)

9. Partisipan 9 (Y. K)

  Partisipan 9 (Y.K) adalah mahasiswa yang sudah berkuliah selama 2 tahun di Salatiga, dan selama bermahasiswa di Salatiga frekuensi makan partisipan adalah sebanyak 2 kali setiap harinya. Partisipan juga mengatakan terkadang partisipan makan 1 kali sehari bila kehabisan uang makan ataupun tidak tersedia beras, selain itu partisipan juga makan dengan frekuensi 3 kali tetapi sangat jarang. Frekuensi makan 2 kali yaitu sarapan pagi sekitar jam 11.00 dan makan malam sekitar jam 19.00. Partisipan mengatakan makan dijam 11.00 karena bila masih kenyang tidak perlu makan siang.

  Jenis makanan yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga adalah nasi sebagai makanan pokok yang berbeda dengan makanan pokok sebelumnya di Papua yaitu ubi jalar, keladi dan jagung. Di Salatiga partisipan jarang mengkonsumsi ubi jalar, keladi dan jagung, hanya 1 kali dalam 1 minggu. Partisipan biasanya membeli ubi di pasar untuk dikonsumsi.

  Jenis sayuran yang biasanya dikonsumsi partisipan selama di Salatiga yaitu kangkung, kol, sawi, kacang panjang, bayam, buncis, sayur sop, wortel, labu siam, terong, daun ubi, serta daun papaya, partisipan suka Jenis sayuran yang biasanya dikonsumsi partisipan selama di Salatiga yaitu kangkung, kol, sawi, kacang panjang, bayam, buncis, sayur sop, wortel, labu siam, terong, daun ubi, serta daun papaya, partisipan suka

  Jenis makanan lain yang juga dikonsumsi partisipan selama di Salatiga yaitu tahu, tempe, ayam goreng, kering tempe, telur dadar, maupun telur rebus, ikan mujair, dan ikan lele. Partisipan mejelaskan bahwa partisipan lebih suka mengkonsumsi sayuran dari pada lauk. Partisipan juga mengkonsumsi berbagai jenis gorengan seperti pisang goreng, tahu isi, tempe goreng, dan ubi goreng. Kemudian mie instan, soto, nasi goreng, nasi uduk, nasi kuning, dan mie goreng. Selama di Salatiga partisipan juga mengkonsumsi papeda namun sangat jarang karena ketersediaan papeda yang langka. Papeda dikonsumsi bila ada teman yang membawa sagu dari Papua. Buah-buahan yang dikonsumsi partisipan selama di Salatiga adalah rambutan, mangga, jeruk, pisang, dan nanas.

  Porsi makan partisipan untuk 1 kali makan adalah 1 porsi, dengan nasi, sayur dan lauk sebanyak 500 gram untuk 1 kali makan.

  Partisipan juga mengatakan ada jenis makanan yang sebelumnya dikonsumsi selama di Papua, namun tidak lagi dikonsumsi selama di Salatiga yaitu tikus pohon atau yang disebut kuskus, kemudian kelapa hutan, buah merah, daun labu siam, partisipan tidak lagi mengkonsumsinya karena tidak tersediannya makanan tersebut, ataupun partisipan tidak menemukan makanan tersebut selama di Salatiga.

  Makanan yang tidak disukai partisipan adalah semua jenis masakan jawa yang terasa manis, termasuk sayur, dan semua makanan yang dibeli di warung-warung makan yang masakannya terasa manis, tahu yang diolah menjadi tumpang koyor, kemudian sate, mie ayam, bakso, cap jay, dan buah durian.

  Selama di Salatiga partisipan belum pernah makan makanan khas Salatiga, bahkan partisipan tidak mengetahui jenis makanan khas dari Salatiga. Selain itu kesan partisipan terhadap makanan yang dijumpai selama di Salatiga adalah terasa manis, tidak enak dan aneh bagi partisipan, serta tidak disukai. Sedangkan selama di Papua makanan yang dikonsumsi partisipan terasa asin, sehingga Selama di Salatiga partisipan belum pernah makan makanan khas Salatiga, bahkan partisipan tidak mengetahui jenis makanan khas dari Salatiga. Selain itu kesan partisipan terhadap makanan yang dijumpai selama di Salatiga adalah terasa manis, tidak enak dan aneh bagi partisipan, serta tidak disukai. Sedangkan selama di Papua makanan yang dikonsumsi partisipan terasa asin, sehingga

  Partisipan menjelaskan bahwa ada perubahan dalam perilaku makan partisipan yaitu selama di Papua sebagian makanan diperoleh dengan cara berburu, ubi jalar diambil dari kebun sendiri, sedangkan selama di Salatiga bahan makanan dibeli, sehingga bila kehabisan uang makan, maka partisipan tidak makan, ataupun hanya makan nasi.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24