Penerapan prinsip Arsitektur Hijau
II.3.6 Penerapan prinsip Arsitektur Hijau
1. Green siting and Land use
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam mendirikan sebuah bangunan adalah menentukan site yang sesuai dengan konsep green siting dan sesuai dengan tata guna lahan yang sudah ada. Hal ini bertujuan untuk menggabungkan desain dan konstruksi debgan melakukan modifikasi antara site dan bangunan untik mencapai kenyamanan secara maksimal dan efisiensi dalam mengoperasionalkan bangunan (www.doerr.org).
2. Site and Land use efficiency
Pengolahan site pada saat proses perancangan juga harus memperhatikan ketetapan perbandingan KDB dan KDH dalam konteks arsitektur hijau. Banyak orang yang memiliki pemahaman berbeda – beda dalam hal ini. Ada anggapan bahwa besaran volume bangunan (koofisien dasar bangunan / KDB) harus lebih kecil dari koofisien dasar hijau (KDH) pada total luas lahan. Sesuai standart, perbandingan KDB (50 – 70 %) dan KDH (30 – 50 %) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat secara konsisten. (sumber : www.beritaiptek.com ).
Dalam mendirikan bangunan, sebisa mungkin perlu dihindari pembukaan lahan baru untuk mendirikan bangunan. Terutama pada lahan– lahan yang diperuntukkan sebagai lahana pertanian dan lahan konservasi.
ekosisitem tetap terjaga. (sumber : www,doer.org)
3. Healthy Site
Site yang dipilih sebaiknya memperhatikan faktor–faktor yang mempengaruhi kesehatan penghuni di dalamnya. Berikut merupakan tabel analisis site menurut factor kesehatan: Tabel 2.3. Analisis Site Menurut Faktor Kesehatan
Analisis Site Menurut Faktor Kesehatan
Nilai
Uraian Pembatasan Sumber-sumber kebisingan di lingkungan site
Nilai yang dianggap baik : 25-35 dB (decibel) pada waktu malam 30-40 dB (decibel) pada waktu siang hari di kamar duduk
Pengaruh oleh lingkungan buatan
Instalasi yang mengganggu : · Kawat Listrik 220V-400kV · Transformator-transformator listrik · Kereta api listrik · Radio, radar, dan televise (frekuensi tinggi dan gelombang mikro 100- 100.000MHz
lingkungan site
Disamping asap dank abut atau gas, timbul juga gangguan oleh bau, misalnya : bau harum, pembusukan, peragian, zat pelerang, zat klor, zat lemas dan sebagainya.
Sinar kosmik, bumi yang berhubungan dengan atmosfer alternatif Sinar
kosmik
yang
Sinar kosmik : sinar matahari, sinar ultra violet, infra merah, frekuensi tinggi, dan rendah. Sinar yang berhubungan dengan atmosfer :
Sinar yang berhubungan dengan bumi : Gangguan geopatik, aliran air di bawah tanah, kerusakan dan kelabilan geologic,perubahan dalam
Sumber: Frick, Heinz, 1995
4. Transport Orientation
Polusi dan dampak lingkungan dari pemakaian mobil dapat dikurangi dengan menempatkan bangunan di lokasi yang dekat dengan akses transportasi umun, jalur sepeda, dan akses pejalan kaki menuju fasilitas umum. Konstruksi jalan yang baik juga menghemat biaya karena terhindar dari biaya – biaya perbaikan jalan. (sumber: www,doer.org, 23-7- 2011)
Gambar 2.2. Bangunan dengan akses langsung ke jalan umum Sumber: dokumen pribadi, 2011
5. Solar Orientation
Orientasi matahari di dalam site menentukan orientasi bangunan di dalam site. Orientasi bangunan digunakan untuk menghasilkan kantong sinar matahari (sun pocket) yaitu kondisi dimana mmatahari berada dalam integritas paling rendah. Sesuai dengan siklus terbit dan tenggelamnya matahari serta mempunyai sudut jatuh yang kecil. Dengan demikian area
Gambar 2.3. Skematik desain berdasarkan orientasi matahari dan arah angin
Sumber: www.doer.org
6. Wind Orientation
Dalam penggunaannya untuk orientasi bangunan, bukaan–bukaan dalam banguanan dimaksimalkan pada sisi utara. Jendela–jendela yang besar dan ventilasi diperbanyak pada sisi barat lau, sehingga pada musim hujan angin yang sejuk dapat masuk dengan leluasa ke dalam bangunan. Bukaan pada sisi selatan sebaiknya dihindari khususnya pada permukaan yang selalu terkena radiasi matahari pada saat intensitas tinggi.
Menggunakan sistem air pump (pemompaan angin) dan cross ventilation untuk mendistribusikan udara yang paling bersih dan sejuk ke dalam ruangan. Caranya dengan membuat jendela di atas atap (cerobong) untuk menciptakan tekanan udara yang cukup tinggi di atas bangunan supaya udara panas yang ada di dalam ruangan naik dan keluar keatas, tekanan udara dalam ruangan menjadi rendah dan udara dari luar ruangan yang lebih segar akan masuk ke dalam ruangan, sehingga penggunaan AC (Air Conditioner) dapat dikurangi.
Gambar 2.4. Pola sirkulasi udara menurut jumlah dan letak ventilasi Sumber: YB. Mangunwijoyo
7. Vegetative Cooling
Ada empat faktor yang berpengaruh terhadap kenyamanan manusia, yaitu panas matahari (solar radiation), suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban. Pada iklim tropis, suhu dan kelembaban sangat berperan dalam menentukan faktor kenyamanan. Tumbuh–tumbuhan
mempunyai
kemampuan sebagai pengensali faktor–faktor tersebut di atas.
Fungsi tanaman sebagai pengendali kelembaban dan suhu lingkungan yang terkait langsung dengan siklus hidrologi yang dialami tanaman. Proses tersebut adalah proses evapotranspirasi yaitu proses penguapan air dari tanah lewat permukaan daun. Karena tumbuhan dapat berperan sebagai absorban radiasi matahari dab untuk proses evepotransporasi tersebut memerlukan panas maka tanaman dapat menurunkan suhu lingkungannya.
udara sumber : Better Living Environment, 2005
Gb. 2.6 Pohon melindungi bangunan dari panas matahari disekitarnya
(Sumber: Frick, Heinz 2005)
Gb. 2.7. Aliran udara pada bangunan dengan pohon disekitarnya
Sumber : Frick, Heinz 2005
8. Vertical Landscaping
Vertikal landscaping adalah penghijauan pada bangunan bertingkat tinggi. Vertical landscaping mempengaruhi iklim mikro pada fasad bangunan. Pemecah angin sama seperti kegunaan vegetasi pada Ground– Plane menyerap CO dan CO2, menyediakan oksigen bagi hasil fotosintesis, dan mengurangi beban pendinginan sebanyak 8 % dari peningkatan 10 % di area vegetasi.
Gb. 2.8. Vertical Landscaping sumber: defpoints.wordpress.com
9. Green roof
Green roof adalah atap dari bangunan yang sebagian atau seluruhnya ditutupi oleh vegetasi, tanah, atau suatu media tanam yang ditanam diatas suatu lapisan tahan air. (sumber: www.wikipedia.org . 18-8-2011)
Gb2.9. Pengaplikasian green roof Sumber : laely-widjajati.blogspot.com
Green roof dapat memberikan perlindungan terhadap sinar matahari di musim kemarau dan mengkondisikan micro-climate pada musim dingin
Gb.2.10 Green roof dan lapisan penyusunnya (Sumber : www.usemenow.com.20-6-2011 )
Tabel 2.4. Kelebihan dan kekurangan green roof
Green roof
Kelebihan
Kelemahan Mengurangi polusi udara
Memerlukan desain khusus pada struktur atap agar dapat menahan beban
Lebih mahal disbanding atap biasa karena memerlukan konstruksi dan perawatan khusus
Mengurangi perpindahan kebisingan dari luar bangunan ke dalam bangunan
Melindungi bangunan dari suhu yang sangat kuat
Menyaring polusi dari air hujan
Sumber: analisis penulis
Intensive and Extensive Green roof
Karakteristik
Intensive Green roof
Extensive Green roof
Hanya membutuhkan min 2,5 cm
Vegetasi
Digunakan untuk pohon besar,
semak
belukar,(memerlukan perawatan dengan baik)
Digunakan untuk ground cover dan rumput
Beban
Membebani struktur 80-150 pon/sq.ft
Membebani struktur 12-15 pon/sq.ft
tergantung dari karakteristik tanah dan jenis substrat yang digunakan
Akses
Dapat diakses dengan mudah Biasanya tidak diakses untuk
Pemeliharaan dilakukan secara berkala tiap tahun
Drainase
Memerlukan system irigasi dan drainase yang kompleks
Menggunakan system drainase dan irigasi sederhana
(Sumber : www.epa.gov, 18-8-2011)
10. Ground cover
Ground cover merupakan sebutan untuk tanaman yang ukurannya Ground cover merupakan sebutan untuk tanaman yang ukurannya
11. Water Cooling
Badan air dalam bentangan alam sangat berpengaruh terhadap iklim mikro. Pada aplikasi dalam merancang suatu tapak, badan air (kolam atau danau) dapat direncanakan pada area dimana mendapat penyinaran radiasi sinar matahari. Dengan demikian panas matahari yang sedang terik-teriknya akan diserap oleh badan air, sehingga suhu disekitarnya akan turun. Selain itu, penggunaan air juga dapat ditempatkan dalam suatu bangunan atau kompleks bangunan. Penurunan suhu dan penaikan lelembaban udara dapat ditingkatkan dengan memuncratkan air ke udara (water fountain) untuk menambah butir-butir air di udara sekaligus sebagai elemen estetis tambahan dalam desain lansekap ( Sumber : SENVAR IV, Better Livung Environment)
Gb. 2. 11. Water cooling (Sumber : Analisa Pribadi)
12. Daylighting ( Pencahayaan Alami)
Daylighting adalah memasukkan cahaya alami melalui suatu celah atau jendela untuk mengurangi atau menghapuskan pemakaian lampu Daylighting adalah memasukkan cahaya alami melalui suatu celah atau jendela untuk mengurangi atau menghapuskan pemakaian lampu
Keuntungan daylighting :
a. Meningkatkan nilai daur-hidup Pada suatu perhitungan kenaikan biaya didapatkan bahwa kenaikan mencapai harga sebesar $0.50-$0.75 / sq.ft pada ruangan dengan cahaya redup. Daylighting dapat menyimpan $0.05-$0.20 setiap tahun. (sumber : www.wbdg.org, 8-8-2011)
b. Meningkatkan produktivitas Daylighting juga membuat orang lebih sehat dan produktif. Hal ini dikarenakan adanya jendela-jendela yang dapat memperlihatkan pemandangan di luar bangunan sehingga orang yang bekerja di dalamnya tidak mengalami kejenuhan dan dapat bekerja lebih baik
c. Mengurangi Emisi Dengan mengurangi kebutuhan akan konsumsi elektris untuk penerangan dan pendinginan, penggunaan daylighting dapat mengurangi gas rumah kaca dan melambat penghabisan bahan bakar fosil. (sumber : www.wbdg.org, 8-8-2011)
d. Mengurangi biaya operasional Lambu penerangan elektrik menggunakan 35-50% dari total energi listrik di dalam bangunan komersial. Dengan menimbulkan sisa pemanasan, penerangan ini juga menambah beban mesin pendingin bangunan. Hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan daylighting yang dapat mengurangi beban pendinginan banguna sebanyak 10-20%. (sumber : www.wbdg.org, 8-8-2011)
Gb. 2. 12. Day Lighting Sumber : metaefficient.com , 20-9-2011
Konsep daylighting
Penggunaan pencahayaan alami pada interior bangunan seringkali mengalami kesulitan karena distribusinya sangat sulit untuk dicapai dan tidak merata. Oleh karena itu desain harus dilakukan secara tepat. Perencanaan daylighting sebaiknya menggabungkan ahli dari berbagai cabang ilmu yang berkaitan seperti arsitektur, mesin, listrik dan pencahayaan. Tim desain sebaiknya memastikan agar daylighting benar- benar dipakai dalam keseluruhan desain. Adapun konsep-konsepnya adalah:
a. Permasalahan visual dan tampilan · Veiling Reflections (menyelubungi pemantulan)
Menyelubungi pemantulan pada sumber cahaya dengan penerangan yang tinggi. Pemantulan juga harus segera dicegah bila terjadi gangguan pada aspek visual.
· Distribution (distribusi) Menggunakan daylighting sebanyak mungkin pada interior bangunan. Mata manusia dapat melakukan penyesuaian pada tingkat yang tinggi pada cahaya sama panjang dengan distribusinya. Secara umum, cahaya · Distribution (distribusi) Menggunakan daylighting sebanyak mungkin pada interior bangunan. Mata manusia dapat melakukan penyesuaian pada tingkat yang tinggi pada cahaya sama panjang dengan distribusinya. Secara umum, cahaya
· Glare (silau) Tujuan dari desain daylighting yang efisien tidak hanya untuk menyediakan tingkat pencahayaan yang cukup untuk tampilan yang bagus. Tetapi juga untuk menciptakan kenyamanan dan kepuasan atmosfer. Silau atau kekontrasan sinar berlebihan dalam pandangan adalah aspek yang menyebabkan ketidaknyamanan pada penghuni. Mata manusia dapat berfungsi cukup bagus melebihi cakupan luas dari pencahayaan lingkungan, namun tidak berfungsi baik jika terdapat kekontrasan pencahayaan yang sama dalam setiap sudut pandang.
· Variety (variasi) Beberapa kontras dalam tingkatan brightness mungkin diinginkan dalam suatu keefektifan ruangan. Warna cahaya yang pudar dalam pencahayaan dapat mendorong kea rah kelelahan dan dapat mengurangi konsentrasi sehingga menciptakan lingkungan yang kurang produktif.
b. Daylighting yang baik memerlukan perhatian pada aspek kualitatif dan kuantitatif pada desain. Pastikan kombinasi dari pencahayaan alami dan pencahayaan buatan cukup untuk kebutuhan yang diperlukan.
c. Agar efektif, daylighting harus dikombinasikan dengan desain pencahayaan elektrik. Selain ituagar hemat energi, daylighting perlu digabungkan dengan pengontrol pencahayaan elektrik yang efisien.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan menggunakan daylighting :
1. Perbandingan luas bukaan 20% dari luas lantai 1. Perbandingan luas bukaan 20% dari luas lantai
3. Batas kedalaman ruang Frank Lloyd Wright menyarankan 6m sebagai batas ke dalam ruang untuk pencahayaan alami, sedangkan britis planning legislation dan Ken Yeang menyarankan dilakukan pada bangunan dengan perbandingan luas bukaan dengan luas dinding sebesar 15-20%. Berikut merupakan zona pencahayaan pada ruang :
· Primarily daylight zone sedalam 4,5m dari bukaan, sumber cahaya
utama berupa cahaya alami atau daylight. · Partially daylight zone 4-5m berikutnya (9m dari bukaan), sebagian
memerlukan pencahayaan buatan. · Primarily artificial light zone, lebih dari 9m dari bukaan,
membutuhkan penerangan buatan
Material dan Konstruksi daylighting
a. Shading Di iklim yan panas, shading yang dipasang di bagian eksterior bangunan dapat bekerja dengan baik untuk mengurangi panas dan mendistribusikan cahaya ke dalam ruangan.
b. Material kaca Metode termudah yang digunakan untuk memaksimalkan daylighting di dalam ruangan adalah dengan memasang material kaca. Namun demikian, sebelumnya perlu dipahami kriteria berikut untuk menegoptimalkan system penetrasi. · U-Value
Menciptakan tingkat pemindahan kalor dalam kaitannya dengan
Merupakan perbandingan dari panas matahari pada perakitan kaca terhadap pemasangan kaca ganda dan kaca tunggal.
· Visible Transmttance (Tvis) Merupakan ukuran banyaknya cahaya untuk bangunan dengan skala besar di beberapa iklim dianjurkan penggunaan kaca dengan nilai SC sedang dan Nilai VT yang cukup tinggi.
c. Perletakan Lubang Cahaya Strategi pencahayaan yang sederhana membiarkan daylighting untuk memasuki ruang dan juga menyediakan kemudahan pandangan dan ventilasi. Hal yang penting untuk diperhatikan yaitu kedalaman penetrasi daylighting adalah sekitar 2 atau 1 ½ kali jarak antara bagian puncak jendela dengan ambang pencahayaan.
Gb. 2.13. Visible transmittance (sumber : www.wbdg.org, 8-8-2011)
d. Faktor refleksi permukaan ruang Nilai factor refleksi untuk permukaan ruang akan berdampak secara signifikan terhadap kualitas tampilan daylighting dan harus dijaga d. Faktor refleksi permukaan ruang Nilai factor refleksi untuk permukaan ruang akan berdampak secara signifikan terhadap kualitas tampilan daylighting dan harus dijaga
e. Pengabungan dengan alat control pencahayaan elektrik Desain pencahayaan daylighting yang sukses tidak hanya dari segi arsitektural, tetapi juga harus digabungkan dengan sistem pencahayaan elektrik. Dengan menambahkan alat pengontrol, penghuni dapat menyesuaikan tingkatan daylighting dengan kebutuhan. Tiga jenis alat control di pasaran meliputi : · Switching controls
Terdiri dari tombol on/off untuk memadamkan pencahayaan elektrik ketika daylighting cukup untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan, dan menghidupkan pencahayaan elektrik ketika daylighting dirasa kurang.
· Stepped controls Menyediakan level menengah pada pencahayaan elektrik dengan mengontrol lampu tunggal dalam pencahayaan.
· Dimming controls Secara berkala melakukan penyesuaian pencahayaan elektrik dengan mengatur masuknya energi ke dalam lampu untuk melengkapi tingkat iliminasi yang disediakan oleh daylighting.
Gb. 2.14. Daylighting contribution Gb. 2.14. Daylighting contribution
f. Sistem pengontrol lainnya Sebagai tambahan dari pengontrol daylighting, alat control elektrik lainnya perlu ditambahkan untuk mendapatkan biaya yang efektif, diantaranya meliputi penggunaan : · Occupancy controls
Gunakan inframerah, ultrasonic atau tekhnologi gelombang mikro, sensor pemilik untuk menghidupkan atau memadamkan lampu. Ini dapat menghemat 10-50%.
· Timer Alat ini digunakan untuk mengatur waktu menghidupkan dan menyalakan lampu. Alat ini juga efektif untuk menghemat biaya.
13. Natural Ventilation (ventilasi alami)
Ventilasi alami adalah proses memasukkan udara ke dalam bangunan dan mengeluarkan udara ke luar bangunan secara alami, hal ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat udara yang mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Penggunaan ventilasi alami dapat menghemat konsumsi energi di dalam bangunan akibat pengguanaan AC, kipas angin, dan lain-lain. (sumber :www.wikipedia.com, 21-6-2011). Selain itu, terus menerus dalam ruangan tanpa ventilasi alami yang mengalirkan udara segar masuk ruangan dapat berdampak buruk bagi kesehatan,karena manusia memiliki kebutuhan akan udara segar dengan standard 17-26 m3 /jam/orang (van straiten, 1967)
Photovoltaic (PV) adalah teknologi yang menggunakan solar cells atau solar photovoltaic untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Solar cells menghasilkan listrik arus searah dari sinar matahari yang dapat digunakan untuk peralatan penghasil energi atau mencharge baterai. Sistem ini menguntungkan karena biaya pemeliharaannya rendah, tahan lama, dan tidak menimbulkan polusi namun sistem ini juga mempunyai beberapa kelemahan diantaranya sangat tergantung pada musim, harganya masih cukup mahal dan belum banyak diproduksi di negara-negara tertentu termasuk
Indonesia.
(Sumber
www.wikipedia.com dan www.earthtoys.com, 22-6-2011)
Gambar 2.15. diagram Photovoltaic
Sumber: www.earthtoys.com
Jenis-jenis ventilasi alami :
1. Wind Driven Ventilation Aliran angin mengakibatkan tekanan positif pada arah datangnya dan tekanan negative pada sisi keluarnya. Untuk menyeimbangkan tekanan
2. Stack effect ventilation
Berupa pemisah/ celah kecil pada komponen upper structural bangunan atau cladding yang dapat meningkatkan eksfiltrasi udara panas dalam jumlah yang signifkan.
3. Thermo-shippon effect
Menggunakan prinsip yang sama dengan stack effect , hanya saja pemanasan udara dibantu oleh cahaya matahari. Variasi dari sistem ini adalah solar chimney dan atrium spaces.
15. Building Envelope
Buiding Envelope atau kulit bangunan terdiri dari material struktur dan finishing ruangan, memisahkan sisi dalam dan luar bangunan. Kulit bangunan harus seimbang pada ventilasi dan daylighting untuk menyediakan perlindungan suhu dan kelembaban pada kondisi iklim di dalam site. Kulit bangunan adalah faktor utama yang menentukan banyaknya biaya operasional bangunan yang dibutuhkan.
Agar desain berhasil, perancang harus menggabungkan desain kulit bangunan dengan elemen desain lainnya yang meliputi: pemilihan material, daylighting , passive solar design, HVAC, dan rencana elektrikal. Hal terpenting yang paling mempengaruhi desain kulit bangunan adalah iklim. Perbedaan iklim yang berpengaruh terhadap desain. Faktor kedua yang Agar desain berhasil, perancang harus menggabungkan desain kulit bangunan dengan elemen desain lainnya yang meliputi: pemilihan material, daylighting , passive solar design, HVAC, dan rencana elektrikal. Hal terpenting yang paling mempengaruhi desain kulit bangunan adalah iklim. Perbedaan iklim yang berpengaruh terhadap desain. Faktor kedua yang
16. Struktur dan Konstruksi
Struktur dan konstruksi yang baik harus memenuhi kualitas struktur:
a. Kualitas struktur fungsional, lingkungan, bangunan, dan bentuk
• Struktur Fungsional Menentukan dimensi geometris yang berhubungan dengan penggunaan atau fungsi (kebutuhan ruang, ruang gerak, ruang sirkulasi, dimensi pengaturan ruang, dan sebagainya).
• Struktur Lingkungan Meliputi lingkungan alam (iklim, topografi, geologi, hidrologi,
florafauna) serta lingkungan buatan (bangunan, sirkulasi, prasarana teknis, dan radiasi buatan).
• Struktur Bangunan Susunan kegiatan yang dibutuhkan untuk membangun, memelihara, dan membongkar suatu gedung.
• Struktur Bentuk Mengandung masa dan isi, ruang antara dan segala kegiatan membanguna ruang.
b. Integralistiknya dengan alam Kualitas struktur kemudian dapat dinilai dari segi integralistiknya dengan alam
c. Kesinambungan (sustainability) pada struktur Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan mempengaruhi baik pilihan struktur maupun penggunaan bahan bangunan menurut prinsip-prinsip kualitas struktur : c. Kesinambungan (sustainability) pada struktur Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan mempengaruhi baik pilihan struktur maupun penggunaan bahan bangunan menurut prinsip-prinsip kualitas struktur :
• Prinsip Rolls Royce dimana unsur-unsur yang paling kuat menentukan
daya tahan bagian bangunan masing-masing. • Prinsip Struktural dimana setiap unsur bangunan yang daya tahannya berbeda dengan bagian bangunan yang lain dapat diganti tanpa merusak bahan bangunan yang lebih kuat. Makin banyak bagian bangunan
17. Waste Recycling
Sampah dari sisa-sisa bangunan dan konstruksi gedung merupakan bagian yang menonjol disamping sampah dari permukiman, perdagangan, dan perindustrian. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan maupun pemugaran tersebut terdiri dari dua macam yaitu sampa organik (kayu, tripleks, bambu) dan sampah anorganik (semen, pasir, batu bata, ubin, besi, baja, kaca, kaleng, cat sintesis, pipa plastik dan bahan sintetis lainnya). Tabel 2.6. Jenis sampah dan cara pengolahannya
Jenis Sampah
Diolah Kembali
Didaur Ulang
Digunakan Kembali
Bahan organik kayu : diserap kembali
Dibakar dan abunya diserap kembali oleh akar tumbuhan
Konstruksi atap dan pintu
Kusen, jendela Masih
dalam keadaan baik
Tripleks
Dibakar dan abunya diserap kembali oleh akar tumbuhan
Bekisting beton tripleks
dapat menjadi
pelat langit-langit
Kertas/kardus
Dikumpulkan+diproses ulang menjadi kertas kembali (menghemat ± 50%
Pembungkus barang-barang
Bahan anorganik : tanah galian
Tanah timbunan
Tanah liat
Dicetak dan dibakar menjadi
batu
bata,
genting flam
Dicetak batu tanah liat
Pasir/kerikil
Dicampur
semen
menjadi beton
Lapisan kersik buat jalan
Ubin/genting beton Digiling menjadi pasir Lapisan pecahan batu untuk jalan
Batu bata, genting flam
Digiling
menjadi
semen merah
Kaca
Dilebur menjadi kaca baru
Dipasang pada jendela baru Logam (besi, baja, kaleng)
Dilebur menjadi logam baru
Dipotong/dilas,dibentuk baru
Digunakan sebagai tulangan
dalam beton
Bahan
sintetis : pipa plastik, dsb
Diproses lagi menjadi bahan
sintetis
berkualitas rendah
Dipotong/dilem disambung pipa lagi (mis: pipa air)
Cat sintetis Sisa digunakan pada tempat lain
Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan macam-macam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan guna mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadara terhadap ekologi, lingkungan dan fisika bangunan. Membangun berarti suatu usaha untuk menghemat energi dan sumber daya alam. Teknologi bangunan yang baru menuntut para ahli supaya mereka terbuka terhadap perkembangan tersebut, karena tidak jarang teknologi baru menyimpang dari cara pertukangan tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang menyeluruh. (Sumber : Frick Heinz, 2005) • Rantai Bahan Bangunan
Gb.2.16. Rantai Bahan bangunan Sumber: Frick, Heinz, 2005
Rantai bahan bangunan menerangkan proses dan tingkatan pengembangan (riwayat hidup bahan) bahan bangunan pada umumnya (dari bahan mentah hingga menjadi puing dan sampah), dengan perhatian Rantai bahan bangunan menerangkan proses dan tingkatan pengembangan (riwayat hidup bahan) bahan bangunan pada umumnya (dari bahan mentah hingga menjadi puing dan sampah), dengan perhatian
a. Penggolongan bahan bangunan secara ekologis Tabel 2.7. Penggolongan Bahan Bangunan Ekologis
Klasifikasi bahan secara ekologis
Contoh bahan
dibudidayakan kembali (regenerative)
Bahan nabati: kayu, bambu, rotan, rumbia, serabut kelapa, ijuk, kulit kayu, kapas, kapuk, Bahan hewani: kulit, binatang, wol
Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali (reuse)
Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur, batu kali, batu alam
Bahan bangunan buatan yang dapat didaur ulang ( recycling)
Limbah, potongan, sampah, ampas, bahan bungkusan (kaleng, botol), mobil bekas, serbuk kayu, potongan bahan sintetis, kaca, seng
mengalami perubahan transformasi sederhana
Batu merah, conblock, batako, genting (genting flam dan genting pres), bis beton, semen, beton tanpa tulangan
Bahan bangunan yang mengalami beberapa
Plastik, damar epoksi, produk petrokimia yang lain
Bahan bangunan komposit
Beton bertulang, pelat serat semen, cat kimia, perekat
Sumber: Frick, Heinz, 2005
b. Persyaratan bahan bangunan secara ekologis
Eksploitasi dan pembuatan (produksi) bahan bangunan menggunakan energi yang sesedikit mungkin.
dikembalikan kepada alam.
Eksploitasi, pembuatan (produksi), penggunaan, dan pemeliharaan bahan bangunan mencemari lingkungan sesedikit mungkin Bahan bangunan berasal dari sumber alam lokal (di tempat dekat).
19. Water Recycling
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus tersedia setiap saat. Penggunaan air yang paling besar justru berasal dari operasional bangunan. Saat ini kebanyakan bangunan tidak memiliki system pengolahan limbah air dengan baik. Padahal sistem ini seharusnya merupakan hal yang sangat penting untuk menghemat konsumsi air dan mengurangi dampak lingkungan seperti pencemaran dan banjir. Air limbah dari bangunan dapat diatur ulang dengan sistem-sistem sebagai berikut :
1. Grey Water System Yang dimaksud dengan grey water adalah limbah air yang berasal dari dapur, air cucian, air dari shower kamar mandi, dll. Sistem kerjanya adalah sebagai berikut: air yang berasalhdari grey water ditampung dalam suatu bak khusus yang dapat menyaring lemak, sabun, dan kotoran- kotoran lainnya. Setelah itu air dialirkan melalui pipa menuju ke return water tank. Kemudian air dialirkan untuk memenuhi kebutuhan seperti menyiram tanaman, menyiram toilet, dan lain-lain.
2. Black Water System Black Water merupakan air yang berasal dari air limbah yang berasal dari toilet. Sistem kerja dari Black Water System adalah sebagai berikut: air limbah dialirkan melalui pipa menuju ke bak penampungan dan diolah di dalamnya. Setelah bersih air dapat digunakan untuk menyiram tanaman.
3. Rainwater System 3. Rainwater System