Hubungan Kepribadian dalam Islam dengan Kepribadian

5. Intellect Openness to Experience terdiri dari sifat-sifat :

+ positif : pandai, kreatif, rumit, imajinatif, cerdas, filosofis, artistik, mendalam, inovatif, mawas diri. - negatif : tidak intelek, tidak cerdas, tidak imajinatif, tidak kreatif, bodoh, tidak rumit, tidak berpikir mendalam, tidak lekas mengerti, tidak ingin tahu, berpikiran dangkal. Temuan seperti yang dilaporkan dalam Goldberg telah mendorong pencarian penilai yang lebih pendek dan mudah di administrasikan untuk struktur kepribadian lima faktor Big Five yang akan digunakan dalan konteks penelitian kepribadian traits.

2.2. Hubungan Kepribadian dalam Islam dengan Kepribadian

dalam Pendekatan Trait Menghadirkan disiplin kepribadian islam tidaklah mudah, sebab hal itu mengundang banyak pertanyaan. Karena psikologi kepribadian selama ini adalah hasil adopsi dari teori-teori Barat. Sehingga hal tersebut menjadikan bias budaya. Namun peneliti mencoba mengkaji seberapa besar hubungan kepribadian dalam islam dan dalam konteks Barat yaitu pendekatan trait. Kepribadian islam memiliki arti serangkaian perilaku normatif manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial, yang normanya diturunkan dari ajaran islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-sunnah. Dari kedua sumber tersebut, para pakar berusaha berijtihad untuk mengungkap bentuk-bentuk kepribaian dalam ajaran islam, agar bentuk-bentuk itu diterapkan oleh pemeluknya. Rumusan kepribadian islam disini bersifat deduktif-normatif yang menjadi acuan bagi umat islam untuk berperilaku. Oleh karena sifatnya yang deduktif-normatif maka kerpibadian islam disini diyakini sebagai konsep atau teori kepribadian yang ideal, yang seharusnya dilakukan oleh pemeluk agama islam Mujib, 2006. Kepribadian dalam pendekatan trait didefinisikan sebagai kecenderungan emosional, kognitif, dan tingkah laku yang merupakan dimensi kepribadian mendasar, yang membedakan satu individu dengan individu lainnya. Di satu sisi, trait merupakan tendensi yang dapat dilihat observed untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Di sisi lain, trait merupakan disposisi pribadi yang disimpulkan inferred yang menghasilkan kecenderungan tersebut. Misalnya kecenderungan untuk gembira trait yang diobservasi berasal dari pola-pola tertentu dari proses internal seperti kecenderungan untuk mengalami perasaan positif, untuk berpikir positif atau keinginan untuk dipersepsikan sebagai orang yang berbahagia disposisi yang disimpulkan dalam Hall Lindzey, 1993. Pengertian mendasar antara kepribadian dalam islam dan dalam pendekatan trait adalah berangkat dari kerangka acuan dan asumsi-asumsi subjektif tentang tingkah laku manusia. Hanya saja perilaku manusia dalam konteks islam muncul atas nilai- nilai dan norma-norma yang berlaku dan bersumber pada Al-Qur’an dan Al-sunnah. Sementara dalam konteks trait, perilaku manusia dapat diobservasi dengan cara tertentu.

2.3. Validitas Tes