Peran Tipe-Tipe Big Five Personality Terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi pada Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan

(1)

PERAN TIPE-TIPE BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP

KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESI PADA

MAHASISWA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

ESTER H. TAMPUBOLON

081301054

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GENAP 2012/2013


(2)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PERAN TIPE-TIPE BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESI PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Dipersiapkan dan disusun oleh:

ESTER H. TAMPUBOLON 081301054

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 7 Mei 2013

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi

Prof. Dr. Irmawati, psikolog NIP. 19530131 198003 2 001

Tim Penguji Departemen Psikologi Sosial 1. Ari Widiyanta, M.Si., psikolog

Penguji I/ Dosen NIP : 19741028 200012 1 001 Pembimbing 2. Meutia Nauly, M.Si., psikolog Penguji II

NIP : 19671127 200003 2 001

3. Ridhoi Meilona Purba, M.Si Penguji III NIP : 19820502 201012 2 001


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

Peran Tipe-Tipe Big Five Personality Terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi pada Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan

adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 22 April 2013

Ester Hotmauli Tampubolon NIM 081301054


(4)

Peran Tipe-Tipe Big Five Personality Terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi pada Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan

Ester H. Tampubolon ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit melepaskan dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.Meningkatnya kecenderungan kearah agresi ini ditunjukan oleh banyaknya aksi kekerasan yang terjadi, kekerasan dapat muncul dalam berbagai cara, dengan sebab yang berbeda, dan tindakan yang berbeda pula. Hal ini dikarenakan manusia merupakan individu yang unik dengan segala sifat-sifat, tingkah laku, dan bentuk fisik. Keunikan manusia itu disebabkan oleh perbedaan antara manusia itu sendiri yang tidak terlepas dari personality yang dimiliki oleh manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara big five personality dengan kecenderungan perilaku agresif pada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 244 partisipan mahasiswa fakultas teknik Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan teknik accidental sampling.

Hasil analisis yang diperoleh mendukung hipotesa penelitian bahwa terdapat hubungan antara big five personality dengan kecenderungan perilaku agresif, namun hanya dimensi openness, conscientiousness dan agreeableness. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa berdasarkan hasil analisis peran faktor kepribadian tidak terlalu dapat menjelaskan perilaku agresif di kalangan mahasiswa.


(5)

The Role of Big Five Personality Types to Tendency of Aggression Behavior on Students of University HKBP Nommensen Medan

Ester H. Tampubolon ABSTRACT

Indonesia is a country whose each element of the nation hard to go from anarchy, violations, and threatening behavior to the civil. The increasing of aggression tendency is shown by the existence of many violating behavior, violation may be evoked in some ways, different causes, and different actions as well. It is caused by uniqueness of characteristic, behavior, and physical appearance of human being. Those uniqueness come from differences among the people as a part of their personality.

This research is proposed to see the correlation between big five personality and tendency of aggressive behavior on students of University HKBP Nommensen Medan. This research used quantitative approach with 244 participant and using accidental sampling technique.

Analysis from the research support the hypothesis that there is correlation between big five personality and tendency of aggressive behavior but only in openness, conscientiousness, and agreeableness factors. But it is important to see that based on analysis, the role of personality factor can not give significant explanation of aggressive behavior among the students.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah karunia dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. Penyusunan skripsi dengan judul “Peran Tipe-Tipe Big Five Personality dengan Kecenderungan Perilaku Agresi pada Mahasiswa Universitas HKBP Medan” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi USU Medan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi, akan sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Irmawati, psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Pak Ari Widyanta, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas segala bimbingan, arahan, kritik dan saran, kesabaran, dan kesediaan waktu yang beliau berikan mulai dari seminar hingga penyelesaian skripsi ini.

3. Kak Ridhoi Meilona Purba, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan juga sebagai Dosen Penguji Seminar dan Skripsi yang telah


(7)

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi dorongan selama masa perkuliahan di Fakultas Psikologi USU.

4. Ibu Meutia Nauly, M.Si, selaku Dosen Penguji Seminar dan Skripsi. Terimakasih atas bimbingan, kritikan, dan saran yang membuat penelitian ini menjadi lebih baik.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas ilmu, pengetahuan, dan bantuan yang diberikan selama masa pekuliahan di Fakultas Psikologi USU.

6. Untuk orang tua tercinta, Ayahanda Supardi Tampubolon, SE dan Ida Patricia S, terima kasih atas segala kasih sayang, pendidikan, dukungan moral maupun material serta do’a kepada penulis hingga saat ini.

7. Untuk abang dan kakak, dr. Roger P Tampubolon, Yan Apul Tampubolon, ST dan Lenni Charoline, yang selalu memberi dukungan serta telah dengan senang hati mengingatkan penulis untuk serius mengerjakan skripsi ini.

8. Untuk teman terdekat saya Basofi Simanjuntak, yang selalu memberi dukungan dari awal hingga akhir serta selalu mengingatkan untuk selalu mengerjakan skripsi ini.

9. Untuk teman-teman saya kak Leli, Suri, Della, Sani, Ayu, Septi, Astri serta seluruh angkatan 08 Fakultas Psikologi USU, terima kasih atas


(8)

dukungan, semangat, saran, bantuan dan keceriaan selama masa perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

10.Untuk Dekan dan seluruh staf dan pengajar Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan, yang telah menyediakan waktu dan tempat dalam pelaksanaan penelitian ini.

11.Untuk seluruh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen atas waktu dan kesediaan menjadi obyek dalam penelitian ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Meskipun penyusunan skripsi ini telah diupayakan seoptimal mungkin, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga penelitian ini membawa manfaat bagi reka rekan semua.

Medan, 20 April 2013


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A.Perilaku Agresi ... 9

1. Definisi Perilaku Agresi ... 9

2. Tipe-tipe Perilaku Agresi ... 10

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresi ... 11

B. Big Five Personality ... 14

1. Definisi Big Five Personality ... 14

2. Tipe-tipe Big Five Personality ... 15

3. Dimensi-dimensi dari Big Five Personality ... 19


(10)

D. Hubungan Big Five Personality dengan Kecenderungan Perilaku

Agresi ... 22

E. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 26

B. Definisi Operasional ... 27

1. Big Five Personality ... 27

1. Perilaku Agresi ... 28

C. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ... 28

D. Metode Pengumpulan Data ... 29

1. Skala Big Five Personality ... 30

2. Skala Perilaku Agresi ... 33

E. Validitas dan Reliabilitas ... 34

1. Uji Validitas Alat Ukur ... 34

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 35

3. Uji Beda Aitem ... 35

4. Hasil Coba Alat Ukur ... 36

F. Prosedur Penelitian ... 41

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 41

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 41

3. Tahap Pengolahan Data Penelitian dan Pelaporan ... 41

G. Metode Analisa Data ... 41

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 43

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Suku ... 43


(11)

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

B.Hasil Penelitian ... 45

1. Hasil Uji Asumsi ... 45

2. Hasil Utama Penelitian ... 48

C. Hasil Analisa Tambahan... 49

D. Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Big Five Personality Sebelum Uji Coba ... 31

Tabel 2. Blue Print Skala Perilaku Agresi Sebelum Uji Coba ... 33

Tabel 3. Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ... 35

Tabel 4. Blue Print Skala Big Five Inventory Sesudah Uji Coba ... 37

Tabel 5. Blue Print Skala Big Five Inventory Setelah Uji Coba Dengan Penomoran Baru ... 39

Tabel 6. Blue Print Skala Perilaku Agresi Sesudah Uji Coba ... 40

Tabel 7. Blue Print Perilaku Agresi Setelah Uji Coba Dengan Penomoran Baru ... 40

Tabel 8. Gambaran Subjek Berdasarkan Suku ... 43

Tabel 9. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 10. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 11. Uji Normalitas Big Five Personality dan Perilaku Agresi ... 46

Tabel 12. Uji Lineriaritas ... 47

Tabel 13. Hasil Analisisis Hubungan Big Five Personality dengan Perilaku Agresi ... 48

Tabel 14. Gambaran Skor Dimensi Big Five Personality dan Perilaku Agresif 49 Tabel 15. Kategorisasi Data Pada Variabel Openness ... 50

Tabel 16. Kategorisasi Data Pada Variabel Conscientiousness ... 50


(13)

Tabel 18. Kategorisasi Data Pada Variabel Agreeableness ... 51

Tabel 19. Kategorisasi Data Pada Variabel Neuroticism ... 51

Tabel 20. Kategorisasi Data Pada Variabel Perilaku Agresi ... 52

Tabel 21. Perilaku Agresi pada Mahasiswa ditinjau dari Suku... 52

Tabel 22. Perilaku Agresi pada Mahasiswa ditinjau dari Usia ... 53


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Big Five Personality ... 69

Lampiran 2 Skala Perilaku Agresi ... 71

Lampiran 2 Data Mentah Skala Penelitian ... 74

Lampiran 3 Reliabilitas Skala Big Five Personality ... 132

Lampiran 4 Reliabilitas Skala Perilaku Agresi ... 140

Lampiran 5 Analisa Data Hasil Utama Penelitian ... 142

Lampiran 6 Analisa Data Hasil Penelitian Tambahan ... 147


(15)

Peran Tipe-Tipe Big Five Personality Terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi pada Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan

Ester H. Tampubolon ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit melepaskan dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.Meningkatnya kecenderungan kearah agresi ini ditunjukan oleh banyaknya aksi kekerasan yang terjadi, kekerasan dapat muncul dalam berbagai cara, dengan sebab yang berbeda, dan tindakan yang berbeda pula. Hal ini dikarenakan manusia merupakan individu yang unik dengan segala sifat-sifat, tingkah laku, dan bentuk fisik. Keunikan manusia itu disebabkan oleh perbedaan antara manusia itu sendiri yang tidak terlepas dari personality yang dimiliki oleh manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara big five personality dengan kecenderungan perilaku agresif pada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 244 partisipan mahasiswa fakultas teknik Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan teknik accidental sampling.

Hasil analisis yang diperoleh mendukung hipotesa penelitian bahwa terdapat hubungan antara big five personality dengan kecenderungan perilaku agresif, namun hanya dimensi openness, conscientiousness dan agreeableness. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa berdasarkan hasil analisis peran faktor kepribadian tidak terlalu dapat menjelaskan perilaku agresif di kalangan mahasiswa.


(16)

The Role of Big Five Personality Types to Tendency of Aggression Behavior on Students of University HKBP Nommensen Medan

Ester H. Tampubolon ABSTRACT

Indonesia is a country whose each element of the nation hard to go from anarchy, violations, and threatening behavior to the civil. The increasing of aggression tendency is shown by the existence of many violating behavior, violation may be evoked in some ways, different causes, and different actions as well. It is caused by uniqueness of characteristic, behavior, and physical appearance of human being. Those uniqueness come from differences among the people as a part of their personality.

This research is proposed to see the correlation between big five personality and tendency of aggressive behavior on students of University HKBP Nommensen Medan. This research used quantitative approach with 244 participant and using accidental sampling technique.

Analysis from the research support the hypothesis that there is correlation between big five personality and tendency of aggressive behavior but only in openness, conscientiousness, and agreeableness factors. But it is important to see that based on analysis, the role of personality factor can not give significant explanation of aggressive behavior among the students.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit lepas dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.Bahkan hampir tiap kelompok masyarakat telah membuktikan dirinya mampu menjaga diri dengan melakukan tindakan kekerasan atas nama hak mereka sendiri. Kelompok-kelompok yang melakukan kekerasan seperti pelajar sekolah, mahasiswa, supporter bola, geng motor, komunitas agama dan suku, dan rumah tangga tidak lepas dari perilaku kekerasan (Syarifudin, 2012).

Banyaknya aksi kekerasan yang terjadi dalam cara, sebab dan tindakan yang berbeda. Meningkatnya kecenderungan ke arah agresi ini bisa juga disebabkan karena kekecewaan atau semakin banyak orang yang merasa berhak untuk membalas dendam kepada orang tua atau orang lain yang mereka anggap telah berbuat salah atau menghalangi keinginan mereka (Myers, 2002). Agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksud untuk menyakiti seseorang baik fisik maupun mental (Berkowitz,2003).

Salah satu bentuk kekerasan adalah tawuran. Tawuran adalah suatu tindakan anarkis yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam perkelahian masal di tempat umum sehingga menimbulkan keributan dan


(18)

rasa ketakutan. Tawuran adalah hal yang tidak asing lagi terjadi di negara Indonesia. Salah satu contoh pelaku tawuran ini adalah para mahasiswa (Syarifudin, 2012).

Rudi (2011) menyatakan bahwa mahasiswa yang berbekal pengalaman tawuran menjadikan mahasiswa yang memiliki bibit-bibit kekerasan. Sejalan dengan perkembangan aktivitas kampus, maka mereka kerap menggunakan nama reformasi untuk bisa berbuat tindak kekerasan dan memicu terjadinya konflik.

Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, mahasiswa tawuran bukan saja antar kampus tetapi terjadi juga di dalam satu kampus. Salah satu contoh tawuran antar mahasiswa yang terjadi dalam satu kampus adalah mahasiswa di Universitas HKBP Nommensen Medan, kejadian tawuran itu terjadi pada hari Selasa, 6 April 2010 yang lalu. Ratusan mahasiswa dari Fakultas Teknik Sipil dan Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro terlibat baku lempar di sekitar kampus. Akibat peristiwa itu, tiga mahasiswa mengalami luka-luka, sebuah kantin yang berada di depan kampus juga rusak. Dua unit mobil ikut menjadi korban tawuran (Sumarno, 2010).

Tidak hanya sampai disitu, tawuran pun kembali terulang kembali kali ini tawuran terjadi di universitas yang sama namun berbeda fakultas. Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan mahasiswa Fakultas Hukum tawuran di luar areal kampus mereka, Universitas HKBP Nommensen, di Jl Perintis Kemerdekaan dan Jl Sutomo, Medan, Senin 30 Mei 2011 lalu.


(19)

Dengan banyaknya aksi tawuran yang terjadi, tawuran dapat muncul dalam berbagai cara, dengan sebab yang berbeda, dan tindakan yang berbeda pula (Waspada, 2011).

Tawuran merupakan bentuk perilaku agresi. Menurut Baron (1998) menyatakan bahwa agresi adalah suatu bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain. Perilaku agresi terbentuk dari dua faktor dasar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal itu berupa kepribadian dan hubungan interpersonal dan faktor eksternal seperti lingkungan atau sosial budaya. Kedua faktor dasar tersebut, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menentukan bentuk atau pola tingkah laku, termasuk dalam bertingkah laku agresi atau dalam melakukan agresi.

Salah satu faktor di atas yang memperngaruhi perilaku agresi adalah faktor insternal yaitu kepriadian. Menurut Hall dan Lindzey (1993) hal ini dikarenakan manusia merupakan individu yang unik dengan segala sifat-sifat, tingkah laku, dan bentuk fisik. Keunikan manusia itu disebabkan oleh perbedaan antara manusia itu sendiri yang tidak terlepas dari personality yang dimiliki oleh manusia. Kepribadian merupakan sesuatu yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan individu termasuk didalamnya usaha-usaha menyesuaikan diri yang beraneka ragam namun khas yang dilakukan oleh tiap individu.


(20)

Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Salah satu teori yang menjelaskan tipe-tipe kepribadian adalah Big Five Personality (Costa & McCrae, 1997). Big Five disusun bukan untuk menggolongkan individu ke dalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari berdasarkan dari tipe openness,

conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism.

Goldberg (1981) menambahkan bahwa tipe-tipe ini juga berhubungan dengan sifat individu yang berbeda-beda dalam menimbulkan perilaku agresi.

Costa dan McCrae (1997) mengatakan bahwa tipe openness mendeskripsikan individu yang bertoleransi, mudah beradaptasi dengan dunia baru, maka dengan demikian mungkin hal ini dapat memprediksi rendahnya perilaku agresi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Djuwariyah (2002) mengatakan bahwa individu yang memiliki karakteristik yang bertoleransi menunjukkan agresivitas yang rendah, semakin seseorang mudah bertoleransi dan mudah memaafkan maka kecenderungan agresi semakin rendah.

Tipe agreeableness mendeskripsikan individu yang memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain (comformity), ini dapat memprediksi individu untuk melakukan perilaku agresi Costa dan McCrae (1997). Sejalan dengan hasil penelitian Darmawan (2007) bahwa adanya


(21)

hubungan positif antara konformitas terhadap teman sebaya dengan perilaku agresif pada anak yaitu semakin tinggi konformitas anak terhadap teman sebaya maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak.

Tipe neuroticism mendeskripsikan individu yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman, secara emosional mereka labil. Costa dan McCrae (1997) mengungkapkan bahwa Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive, ini mungkin dapat memprediksi individu untuk melakukan perilaku agresi.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jelas lagi apakah ada peran tipe-tipe big five personality terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada peran tipe-tipe big five personality terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan :

1.1Apakah ada peran tipe Openness terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi


(22)

1.2Apakah ada peran tipe Conscientiousness terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi

1.3Apakah ada peran tipe Extraversion terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi

1.4Apakah ada peran tipe Agreeableness terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi

1.5Apakah ada peran tipe Neuroticism terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi

Sedangkan yang menjadi penelitian tambahan dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran bentuk kepribadian pada mahasiswa Fakutas Teknik

Universitas HKBP Nommensen ditinjau dari kelima tipe dari Big Five Personality.

2. Gambaran bentuk Perilaku Agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan, di tinjau dari Usia, Suku, dan Jenis Kelamin.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat peran tipe-tipe big five personality terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan.


(23)

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini, maka dapat dilihat manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan kajian ilmu di bidang psikologi, khususnya psikologi sosial yang menyangkut permasalahan mengenai big five personality dengan perilaku agresi.

b. Memperkaya literatur dan menambah daftar temuan penelitian yang berkaitan dengan big five personality dan perilaku agresif. Selain itu, untuk berbagi dasar pengetahuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai big five personality dan perilaku agresif.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat bermanfaat bagi orangtua, pendidik dan terutama mahasiswa sendiri, sehingga dapat lebih memahami bentuk kepribadian yang dimiliknya dan dengan pengetahuan tersebut mereka dapat lebih mengembangkan diri mereka lagi.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pihak-pihak yang ingin melakukan intervensi ataupun tindakan preventif untuk mengurangi tindakan agresi, khususnya pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.


(24)

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi uraian singkat mengenai latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu teori agresivitas, teori mahasiswa.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur penelitian, validitas dan reliabilitas, uji daya beda aitem, prosedur pelaksanaan penelitian, serta metode analisis data.

BAB IV : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian tentang gambaran subjek penelitian, hasil penelitian yang meliputi hasil uji asumsi, hasil utama penelitian, dan hasil tambahan penelitian, serta pembahasan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Agresi 1. Definisi Perilaku Agresi

Perilaku agresi adalah merupakan salah satu bentuk perilaku yang dimiliki oleh setiap manusia. Seperti yang dikemukakan Freud, Mc Dougall, dan Lorenz (dalam Ekawati,2001) bahwa manusia mempunyai dorongan bawaan atau naluri untuk berkelahi.

Adapun dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi tentang perilaku agresi yang dikemukakan oleh banyak ahli. Berkowitz (1995) mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakita orang lain yang dimana baik secara fisik maupun psikologis.

Baron dan Byrne (1984) mengemukakan, bahwa perilaku agresi adalah dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan hewan, dengan tujuan menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain. Lebih lanjut Baron dan Byrne (1984) mengatakan bahwa perilaku agresif adalah suatu bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain. Ini juga dikemukakan oleh Brigham (1991) mendefinisikan agresi sebagai perilaku yang ditujukan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis.

Myers (2002), mengatakan bahwa perilaku agresi adalah perilaku fisik atau verbal yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Ahli lain Moore dan Fibe, Aronson (Koeswara, 1988) juga mendefinisikan


(26)

agresi sebagai segala bentuk perilaku kekerasan baik itu secara fisik ataupun verbal yang dilakukan seseorang dengan maksud untuk melukai atau mencelakakan orang lain baik dengan ataupun tanpa tujuan.

Medinus dan Johnson (1997) mengemukakan bahwa agresi adalah serangakaian tindakan atau tingkah laku yang bermaksud merugikan atau melukai. Selanjutnya dijelaskan juga oleh Krahe (2005), perilaku agresi terjadi dengan bentuk yang berbeda-beda dan dengan tingkat yang berbeda pula, khususnya dalam hal gender pria dan wanita.

Jadi dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkanan, bahwa perilaku agresi itu adalah suatu perilaku yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti yang mengandung unsur kekerasan, serangan atau gangguan baik secara fisik ataupun verbal, dan merusak atau mengambil hak milik orang lain dengan atau tanpa tujuan dan korban tidak menghendaki perilaku tersebut.

2. Tipe-tipe Perilaku Agresi

Ada beberapa tipe perilaku agresi yang dikemukakan oleh Medinnus dan Johnson (1977), perilaku agresi dibagi kedalam beberapa tipe, yaitu :

a. Agresi menyerang secara fisik, misalnya memukul, mendorong, melukai, menendang, menggigit dan merampas.

b. Agresi menyerang suatu objek ( benda mati atau binatang )

c. Agresi menyerang secara verbal, yaitu memburuk-burukkan orang lain, memarahi, mengancam dan menuntut.


(27)

Sedangkan menurut Atkinson (1999), mengungkapkan beberapa tipe perilaku agresi, yaitu :

a. Agresi Instrumental, yaitu agresi yang ditujukan untuk membuat penderitaan kepada korbannya dengan menggunakan alat-alat baik benda ataupun orang atau ide yang dapat menjadi alat untuk mewujudkan rasa agresinya.

b. Agresi Verbal, yaitu agresi yang dilakukan terhadap sumber agresi secara verbal.

c. Agresi Fisik, yaitu agresi yang dilakukan dengan fisik sebagai pelampiasan marah oleh individu yang mengalami agresi tersebut.

d. Agresi Emosional,yaittu agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasanmarah dan agresi ini sering dialami orang yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan agresi secara terbuka.

e. Agresi Konseptual, yaitu agresi yang juga bersifat penyaluran agresi yang disebabkan oleh ketidakberdayaan untuk melawan baik verbal maupun fisik.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresi

Menurut Baron dan Byrne (1984), faktor penyebab seseorang berperilaku agresi bermacam-macam, sehingga dapat dikelompokkan menjadi faktor sosial, faktor lingkungan, faktor situasional, faktor hormon, alcohol dan obat-obatan (faktor yang berasal dari luar individu ) dan sifat kepribadian (faktor-faktor yang berasal dari dalam individu), yaitu :


(28)

a. Penyebab sosial 1. Frustasi

Yakni suatu situasi yang menghambat individu dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, dari frustasi maka kan timbul perasaan-perasaan agresi.

2. Profokasi

Yaitu oleh pelaku agresi profokasi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon agersif untuk meniadakan bahaya yang diisaratkan oleh ancaman tersebut.

3. Melihat model-model agresif

Film dan TV dengan kekerasan dapat menimbulkjan agresi pada seorang anak, makin banyak menonton kekerasandalam acara TV makin besar tingkat agresif merekka terhadap orang lain, makin lama mereka menonton,makin kuat hubungannya tersebut.

b. Penyebab dari lingkungan

1. Polusi Udara, bau busuk dan kebisingan dilaporkan dapat menimbulkan perilaku agresi tetapi tiodak selalu demikian tergantung dari berbagai faktor lain.

2. Kesesakan (crowding), meningkatkan kemungkinan untuk perilaku agresif terutama bila sering timbul kejengkelan, iritasi, dan frustasi karenanya.


(29)

c. Penyebab situasional

Rasa nyeri dapat menimbulkan dorongan agresi yaitu untuk melukai atau mencelakakan orang lain. Dorongan itu kemudian dapat tertuju kepada sasaran apa saja yang ada.

d. Alkohol dan obat-obatan

Ada petunjuk bahwa agresi berhubungan dengan kadar alkhohol dan obat-obatan. Subyek yang menerima alkohol dalam takara-takaran yang tinggi menunjukkan taraf agresifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang tidak menerima alkhohol atau menerima alkhohol dalam taraf yang rendah. Alkhohol dapat melemahkan kendali diri peminumnya, sehingga taraf agresifitas juga tinggi.

e. Sifat kepribadian

Menurut Baron setiap individu akan berbeda dalam cara menentukan dirinya untuk mendekati atau menjauhi perilaku agresif. Ada beberapa yang memiliki sifat karakteristik yang berorientasi untuk menjauhkan diri dari pelanggaran-pelanggaran, tetapi ada juga yang memiliki sifat karakteristik yang tidak perduli terhadap pelanggaran-pelanggaran.

Menurut Sears, Taylor dan Peplau (1997), perilaku agresi seseorang disebabkab oleh dua faktor utama yaitu adanya serangan serta frustasi. Serangan


(30)

merupakan salah satu faktor yang paling sering menjadi penyebab agresif dan muncul dalam bentuk serangan verbal atau serangan fisik. Faktor penyebab agresi selanjutnya adalah frustasi. Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh suatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, penghargaan atau tindakan tertentu.

B.Big Five Personality

1. Definisi Big Five Personality

Kepribadian telah dikonsepkan dari bermacam-macam perspektif teoritis yang masing-masing berbeda tingkat keluasannya (McAdams dalam John & Srivastava, 1999). Masing-masing tingkatan ini memiliki keunikan dalam memahami perbedaan individu dalam perilaku dan pengalamannya. Namun, jumlah sifat kepribadian dan skala kepribadian tetap dirancang tanpa hentihentinya (Goldberg dalam John & Srivastava, 1999).

Psikologi kepribadian memerlukan model deskriptif atau taksonomi mengenai kepribadian itu sendiri. Salah satu tujuan utama taksonomi dalam ilmu pengetahuan adalah untuk menyederhanakan defenisi yang saling tumpang-tindih. Oleh karena itu, dalam psikologi kepribadian, suatu taksonomi akan mempermudah para peneliti untuk meneliti sumber utama karakteristik kepribadian daripada hanya memeriksa ribuan atribut yang berbeda-beda yang membuat setiap individu berbeda dan unik (John & Srivastava, 1999).

Setelah beberapa dekade, cabang psikologi kepribadian memperoleh suatu pendekatan taksonomi kepribadian yang dapat diterima secara umum yaitu


(31)

dimensi “Big Five Personality”. Dimensi Big Five pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg pada tahun 1981. Dimensi ini tidak mencerminkan perspektif teoritis tertentu, tetapi merupakan hasil dari analisis bahasa alami manusia dalam menjelaskan dirinya sendiri dan orang lain. Big Five disusun bukan untuk menggolongkan individu ke dalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari. Pendekatan ini disebut Goldberg sebagai Fundamental Lexical (Language) Hypothesis; perbedaan individu yang paling mendasar digambarkan hanya dengan satu istilah yang terdapat pada setiap bahasa (dalam Pervin, 2005). Big Five Personality atau yang juga disebut dengan Five Factor Model oleh Costa & McRae dibuat berdasarkan pendekatan yang lebih sederhana.

2 .Tipe-Tipe Kepribadian Big Five Personality

Tipe-tipe dalam domain-domain dari Big Five Personality Costa & McCrae (1997) adalah sebagai berikut :

a. Neuroticism (N)

Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan

emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi.


(32)

Selain memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive.

b. Extraversion (E)

Faktor Extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominan-patuh (dominance-submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian, seseorang yang memiliki faktor extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Peergroup mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang ramah, fun-loving, affectionate, dan talkative.

Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic juga ramah terhadap orang lain. Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya Extraversion dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada seseorang yang


(33)

memiliki tingkat extraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat ekstraversion rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya.

c. Openness to experience (O)

Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.

Openness mempunyai ciri mudah bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, menjadi sangat fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, broadmindedness, dan a world of beauty. Sedangkan seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan.

Openness dapat membangun pertumbuhan pribadi. Pencapaian kreatifitas lebih banyak pada orang yang memiliki tingkat openness yang tinggi dan tingkat agreeableness yang rendah. Seseorang yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, atau terbuka terhadap pengalaman lebih mudah untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah.


(34)

d. Agreeableness (A)

Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Berdasarkan nilai survei, seseorang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai suka membantu, forgiving, dan penyayang. Sedangkan orang-orang dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih agresif dan kurang kooperatif. Pelajar yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik dengan teman yang berjenis kelamin berlawanan.

e. Conscientiousness (C)

Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.

Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.


(35)

3. Dimensi-Dimensi dari Big Five Personality

Menurut Costa & McRae (dalam Pervin, 2005), setiap dimensi dari Big Five terdiri dari 6 (enam) faset atau subfaktor. Faset-faset tersebut adalah:

a. Neuroticism terdiri dari: 1. Anxiety (kecemasan).

2. Self-consciousness (kesadaran diri). 3. Depression (depresi).

4. Vulnerability (mudah tersinggung). 5. Impulsiveness (menuruti kata hati). 6. Angry hostility (amarah).

b. Extraversion terdiri dari:

1. Gregariousness (suka berkumpul).

2. Activity level (level aktivitas). 3. Assertiveness (asertif).

4. Excitement Seeking (mencari kesenangan). 5. Positive Emotions (emosi yang positif). 6. Warmth (kehangatan).

c. Openness to experience terdiri dari: 1. Fantasy (khayalan).

2. Aesthetics (keindahan). 3. Feelings (perasaan). 4. Ideas (ide).


(36)

6. Values (nilai-nilai). d. Agreeableness terdiri dari:

1. Straightforwardness (berterusterang). 2. Trust (kepercayaan).

3. Altruism (mendahulukan kepentingan orang lain). 4. Modesty (rendah hati).

5. Tendermindedness (berhati lembut). 6. Compliance (kerelaan).

e. Conscientiousness terdiri dari: 1. Self-discipline (disiplin). 2. Dutifulness (patuh).

3. Competence (kompetensi).

4. Order (teratur).

5. Deliberation (pertimbangan).

6. Achievement striving (pencapaian prestasi).

C. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen

Mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda Indonesia yang mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya di Perguruan Tinggi. Tentunya sangat diharapkan mendapat manfaat yang sebesar-besarnya dalam pendidikan agar kelak mampu menyumbangkan kemampuannya untuk memperbaiki kualitas hidup bangsa Indonesia yang saat ini belum pulih


(37)

sepenuhnya dari krisis yang dialami pada akhir abad ke20 (Salim dan Sukadji, 2006).

Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen terdiri dari 3 Program Studi, yaitu Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Elektro. Program Studi Teknik Sipil berdiri tahun 1975, Program Studi Teni Mesin berdiri tahun 1976 dan Program Studi Teknik Elektro berdiri tahun 1978. Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen menjadi Fakultas Teknik terbaik dan terkemuka dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di Sumatera Utara pada tahun 2012. VISI Fakultas Teknik diatas menunjukkan suatu keadaan atau tingkat prestasi yang diinginkan Fakultas Teknik agar terwujud pada suatu titik waktu tertentu di masa yang akan datang.Mengembangkan sumber daya manusia melalui proses pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan ekstra kurikuler yang bermutu dalam bidang teknologi sesuai dengan tuntutan iptek dan pasar, yang bermoral dan beriman.Menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat, dalam bidang Teknologi serta kegiatan ekstra kurikuler secara terencana, terkendali dan bermutu serta berdisiplin dan bermoral, atas dasar tuntutan masyarakat, bangsa, negara dan perkembangan IPTEK.

Sama halnya dengan mahasiswa yang lain, mahasiswa fakultas teknik Universitas HKBP Nommensen tujuan mereka adalah menuntut ilmu dan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih baik. Mereka juga mengikuti banyak kegiatan-kegiatan yang tersedia di Universitas tersebut. Dengan begitu mereka


(38)

dapat mengembangkan minat dan bakat mereka dengan memfaatkan fasilitas-fasilitas serta program-program yang telah disediakan oleh Universitas.

Bermacam-macam kegiatan yang mereka lakukan selama berada dikampus, mereka, mengisi waktu mereka dengan berbagai kegiatan seperti kegiatan agama, music, olahraga,BEM dan lain-lain.

D. Hubungan Big Five Personality dengan Kecenderungan Perilaku Agresi Perilaku agresi merupakan salah satu bentuk perilaku yang dimiliki oleh setiap manusia. Seperti yang dikemukakan Freud, Mc Dougall, dan Lorenz (dalam Ekawati,2001) bahwa manusia mempunyai dorongan bawaan atau naluri untuk berkelahi.

Menurut Baron dan Byrne (1984) mengemukakan, bahwa agresi adalah dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan hewan, dengan tujuan menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain. Lebih lanjut Baron dan Byrne (1984) mengatakan bahwa perilaku agresi adalah suatu bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain. Salah satu faktor yang menyebabkan prilaku agresi adalah faktor psikologis. Dimana salah satu aspek dalam psikologis adalah kepribadian. Karakteristik kepribadian yang berbeda-beda menjadikan seseorang mempunyai perberbeda-bedaan emosi dalam suatu peristiwa.

Kepribadian merupakan sesuatu yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan individu termasuk didalamnya usaha-usaha menyesuaikan diri yang beraneka ragam namun khas yang dilakukan oleh tiap individu. (Hall & Lindzey, 1993).


(39)

Sedangkan Lersen & Bus (2002), menyebutkan bahwa kepribadian merupakan sekumpulan trait psikologis dan mekanisme dalam diri individu yang diorganisasikan, relatif bertahan dan mempengaruhi interaksi juga adaptasi individu dengan lingkungnnya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian seseorang juga dapat berhubungan dengan penyebab munculnya perilaku agresif.

Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Salah satu teori yang menjelaskan tipe-tipe kepribadian adalah Big Five Personality. Big Five disusun bukan untuk menggolongkan individu ke dalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam menunjukkan perilakunya di kehidupannya sehari-hari. Big Five Personality terdiri dari lima faktor, yaitu openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticism.

Tipe openness, adalah faktor yang mempunyai ciri imajinatif, intelektual, mudah bertoleransi, fokus, dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas, mungkin pada tipe ini individu cenderung lebih memiliki emosi yang positif sehingga cenderung tidak berperilaku agresif. Faktor Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, individu yang tergolong pada faktor ini mungkin juga cenderung tidak berperilaku agresif karena mereka orang yang memiliki control terhadap lingkungan yang membuat mereka lebih dapat menahan emosi.


(40)

Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius. Agreebleness mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik, dan yang terakhir tipe Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman, mungkin individu pada faktor ini cenderung berperilaku agresif, karena pada faktor ini juga menggambarkan individu yang mudah marah apabila mereka dalam keadaan cemas, merasa tidak aman dan depresi.

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat peran tipe openness terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.

2. Terdapat peran tipe conscientiousness terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.

3. Terdapat peran tipe extraversion terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.


(41)

4. Terdapat peran tipe agreeableness terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.

5. Terdapat peran tipe neuroticism terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berujud bilangan yang dianalisisi dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variable tertentu mempengaruhi variable yang lain. Lebih lanjut penelitian ini menggunakan rancangan korelasional, yaitu rancangan yang digunakan untuk menguraikan dan mengukur seberapa besar tingkat hubungan antar variable atau antar perangkat data.

Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 2002).

Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Variable bebas :

Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism 2. Variabel tergantung :


(43)

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2007). Adapun definisi dari variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Big Five Personality

Big Five Personality adalah suatu karakteristik kepribadian yang mengacu pada lima tipe dasar kepribadian manusia yaitu:

- Neuroticism, mengindikasikan individu dengan karakteristik yang kuatir, cemas, emosional, kurang penyesuaian, serta kesedihan yang tak beralasan.

- Extraversion, mengindikasikan individu dengan karakteristik yang mudah bergaul, aktif, banyak bicara, person-oriented, optimis, menyenangkan, bersahabat dan penuh kasih saying.

- Openness, mengindikasikan individu dengan karakteristik yang

memiliki rasa ingin tahu tinggi, ketertarikan luas, kreatif, original, imajinatif, dan tidak ketinggalan jaman.

- Agreeableness, mengindikasikan individu dengan karakteristik berhati lembut, baik, suka menolong, mudah percaya, mudah memaafkan, dan terus terang.

- Conscientiousness, mengindikasikan individu dengan karakteristik ini biasanya tergolong individu yang bertanggung jawab terhadap tugas, berdisiplin, berhati-hati, terorganisir dan teratur (Goldberg, 1999).


(44)

Orientasi big five personality digambarkan dari jumlah skor total pada setiap faktor yang diperoleh setiap individu pada inventori big five personality.

2. Perilaku Agresi

Perilaku agresi adalah suatu perilaku yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti yang mengandung unsur kekerasan, serangan atau gangguan baik secara fisik ataupun verbal, dan merusak atau mengambil hak milik orang lain dengan atau tanpa tujuan dan korban tidak menghendaki perilaku tersebut. Perilaku agresif diungkap dengan metode skala dan menggunakan aspek-asek perilaku agresi dari Medinnus dan Johnson (1977) yaitu aspek menyerang secara fisik, menyerang suatu objek, menyerang secara verbal, dan pelanggaran terhadap hak milik orang lain. Skor total yang diperoleh dari perilaku agresif menggambarkan tingkat agresivitas seseorang tersebut, semakin tinggi total skor skala Perilaku Agresif, menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki agresivitas yang tinggi sedangkan semakin rendah total skor skala Perilaku Agresif, menunjukkan bahwa semakin rendah agresivitas individu tersebut.

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat


(45)

terdiri dari karakteristik-karakteristik individu (Azwar, 2007). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan.

Menyadari keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka partisipan penelitian yang dipilih adalah sebagian dari populasi, yang disebut sampel (Filed, 2009). Sampel dalam penelitian ini adalah 244 mahasiswa fakultas teknik. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling (accidental sampling). Accidental sampling adalah metode pengambilan sampel yang sederhana karena tidak memasukkan individu yang memiliki karakteristik-karakteristik tertentu, keuntungan dari tekhnik ini adalah tidak memakan biaya yang besar dan mudah (Champion & Black, 1992).

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Menurut Azwar (2007), metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian bertujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Tujuan untuk mengetahui fakta dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat.

Arikunto (2006) mengatakan bahwa metode tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Suryabrata (2002), menjelaskan bahwa untuk menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitiannya, karena itu alat pengambil data itu harus mendapatkan penggarapan yang cermat.


(46)

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode skala. Skala merupakan salah satu alat ukur psikologis yang dikembangkan demi mencapai validitas, reliabilitas, dan objektivitas yang tinggi dalam mengukur atribut psikologis. Skala disini berguna sebagai metode pengumpulan data untuk menghubungkan mengenai Big Five Personality dengan Perilaku Agresi. Dalam penelitian ini digunakan skala yaitu skala big five personality dan perilaku agresi.

1. Skala Big Five Personality

Skala yang akan digunakan adalah alat tes kepribadian Big Five Inventory (BFI) yang merupakan skala adaptasi yang dikemukakan oleh John, Donahue dan Kentle dari penelitian sebelumnya (Mariyanti & Rahmawati,2012) dan mengacu kepada lima faktor dasar kepribadian manusia yaitu neuroticsm, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Skala BFI terdiri dari 46 aitem favourable dan unfavourable yang berisikan frase atau kalimat singkat dan kemudian di rating dengan meminta subjek memilih “SS” (sangat

setuju), “S” (setuju), “N” (netral), “TS” (tidak setuju), atau “STS” (sangat tidak setuju). Setiap aitem favourable akan diberikan skor 5 = “SS”, 4 = “S”, hingga 1 = “STS”. Sedangkan untuk aitem unfavourable akan diskor terbalik yaitu, 1 =

“SS”, 2 = “S”, hingga 5 = “STS”. Blueprint skala BFI akan disajikan sebagai berikut :


(47)

Tabel 1. Blue Print Skala Big Five Personality Sebelum Uji Coba N

o

Faktor Kepribadian

Nomor Butir Aitem

Skala Jumla

h (%)

Aitem Favorab le Aitem Unfavora ble

1 Extraversion Gregariousness 1, 11,

16, 26, 35

3, 21, 30 8 17,40

% Assertiveness Activity Excitement seeking Positive emotions Warmth

2 Agreeableness Trust 7, 17,

22, 31, 41

2, 12, 36, 42, 45

10 21,74

% Straightforwardn ess Altruism Compliance Modesty Tendermindedne ss

3 Conscientiousn

ess

Competence 6, 13,

27, 32, 46

8, 9, 23, 43

9 19,56

% Order Dutifulness Achievement striving Self decipline Deliberation


(48)

Skala Big Five Inventory terlebih dahulu diuji coba sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian. Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukkan oleh koefisien kolerasi yang tinggi antar aitem dengan jumlah skor total dari seluruh aitem pada setiap faktor (rix). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan

korelasi aitem dengan jumlah skor total dari seluruh aitem pada setiap faktor menggunakan batasan rix≥ 0.30.

Semua aitem yang mencapai koefisien minimal 0.30 dianggap memiliki daya beda aitem yang baik. Selain aitem-aitem tersebut pada skala juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas diri itu meliputi suku bangsa, usia dan jenis kelamin. Data identitas ini akan digunakan sebagai

4 Neuroticism Anxiety 14, 19,

29, 37, 38,

44

5, 18, 24 9 19,56

% Angry hostility

Depression Self-consciousness Impulsiveness Vulnerability

5 Openess Fantasy 4, 10,

15, 25, 28, 33, 34, 39

20, 40 10 21,74

% Aesthetics

Feelings Actions

Ideas Values


(49)

akan melakukan penomoran kembali pada aitem-aitem skala untuk dijadikan sebagai alat pengumpulan data penelitian yang sebenarnya.

2. Skala Perilaku Agresi

Perilaku Agresi diukur dengan menggunakan skala Perilaku Agresi yang disusun berdasarkan aspek-aspek dari perilaku agresi menurut Medinnus dan Johnson (1977) yaitu menyerang secara fisik, menyerang suatu objek, menyerang secara verbal, dan pelanggaran hak milik dengan menggunakan penskalaan likert dengan lima pilihan jawaban, yaitu “SS” (sangat setuju), “S” (setuju), “N”

(netral), “TS” (tidak setuju), atau “STS” (sangat tidak setuju). Setiap aitem favourable akan diberikan skor 5 = “SS”, 4 = “S”, hingga 1 = “STS”. Sedangkan untuk aitem unfavourable akan diskor terbalik yaitu, 1 = “SS”, 2 = “S”, hingga 5 = “STS”. Blueprint skala BFI akan disajikan sebagai berikut :

Tabel 2. Blue Print Skala Perilaku Agresi Sebelum Uji Coba

No Dimensi

Nomor Butir Aitem Skala

Jumlah

Aitem (%)

Aitem Favorable

Aitem Unfavorable

1 Menyerang Fisik 13, 15, 24, 29 2, 8, 16, 28 8 26.66%

2 Menyerang Suatu Benda

3, 7, 19, 27 4, 12, 22 7 23.33%

3 Menyerang Secara Verbal

1, 5, 9, 21 10, 14, 18, 23

8 26.66%

4 Pelanggaran Hak Milik

11, 17, 25, 30 6, 20, 26 7 23.33%


(50)

Skala perilaku agresi terlebih dahulu diuji coba sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian. Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukkan oleh koefisien kolerasi yang tinggi antar aitem dengan jumlah skor total dari seluruh aitem (rix). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem dengan jumlah

skor total dari seluruh aitem menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Semua aitem yang

mencapai koefisien minimal 0.30 dianggap memiliki daya beda aitem yang baik. Selain aitem-aitem tersebut pada skala juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas diri itu meliputi suku bangsa, usia dan jenis kelamin. Data identitas ini akan digunakan sebagai gambaran subjek penelitian. Setelah uji coba selesai, maka selanjutnya peneliti akan melakukan penomoran kembali pada aitem-aitem skala untuk dijadikan sebagai alat pengumpulan data penelitian yang sebenarnya.

E. VALIDITAS DAN REALIBILITAS ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur

Hadi (2000) mengatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang berarti mampu mengungkapkan apa yang hendak diungkapkan dan mengukur secara tepat apa yang hendak diukur. Menurut Hadi (2000) validitas adalah kejituan, ketepatan atau kekenaan pengukuran mengungkapkan gejala atau bagian-bagian gejala yang hendak diukur dan ketelitian, keseksamaan atau kecermatan pengukuran dapat menunjukkan status atau keadaan gejala yang diukur dengan sebenarnya.


(51)

Uji validitas alat ukur bertujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Tujuan pengukuran validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana alat ukur mengukur dengan tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan ukur (Azwar, 2007). Dalam upaya mejaga validitas dari aitem-aitem di dalam alat ukur peneliti berencana membuat blueprint serta proffesional judgement.

2. Realibilitas Alat Ukur

Hadi (2000) mengatakan reliabilitas dilakukan untuk melihat andal atau tidaknya suatu alat ukur apabila diadakan pengamatan ulang hasilnya tetap atau stabil seperti yang diungkapkan semula. Realibilitas alat ukur merupakan sejauh mana hasil pengukuran alat ukur dapat dipercaya, yaitu ketika beberapa kali pengukuran dilakukan terhadap kelompok subjek yang sama maka diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2007) Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Hasil uji realibilitas alat ukur disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

Alat Ukur Koefisien Alfa

Openness .789

Conscientiousness .773

Extraversion .693

Agreeableness .658

Neuroticism .693


(52)

3. Uji Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras dengan fungsi ukur tes atau memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 2007). Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan indeks daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi

minimal 0.30, daya pembedanya dianggap baik. Aitem yang memiliki harga rix <

0.30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda aitem rendah (Azwar, 2007). Penelitian ini menggunakan batasan rix≥ 0.30.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Sebelum melakukan pengujian reliabilitas, hendaknya terlebih dahulu melakukan prosedur seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing-masing aitem yang menjadi bagian tes yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas yang baik tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes (Azwar, 2000). Uji coba dilakukan pada 100 mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.


(53)

a. Skala Big Five Personality

Aitem yang diujicobakan pada skala Big Five Personality ini ada sebanyak 46 aitem dan diperoleh 27 aitem yang memiliki daya beda aitem yang baik dan 19 aitem gugur, yang akan dipaparkan pada tabel 4.

Tabel 4. Blue Print Skala Big Five Inventory Sesudah Uji Coba N

o

Faktor Kepribadian

Nomor Butir Aitem

Skala Jumla

h (%)

Aitem Favorab le Aitem Unfavora ble

1 Extraversion Gregariousness 1, 11,

16, 26, 35

3, 21, 30 8 17,40

% Assertiveness Activity Excitement seeking Positive emotions Warmth

2 Agreeableness Trust 7, 17,

22, 31, 41

2, 12, 36, 42, 45

10 21,74

% Straightforwardn ess Altruism Compliance Modesty Tendermindedne ss


(54)

Dari hasil tabel 4 dapat lihat nomor aitem yang ditebalkan adalah aitem yang telah gugur yaitu sebanyak 19 aitem dan sebaliknya nomor aitem yang tidak ditebalkan yaitu ada 27 aitem merupakan aitem yang memiliki daya beda aitem yang baik dan mewakili dari masing-masing dimensi dari Big Five Inventory.

3 Conscientiousn

ess

Competence 6, 13,

27, 32, 46

8, 9, 23, 43

9 19,56

% Order Dutifulness Achievement striving Self decipline Deliberation

4 Neuroticism Anxiety 14, 19,

29, 37, 38,

44

5, 18, 24 9 19,56

% Angry hostility Depression Self-consciousness Impulsiveness Vulnerability

5 Openess Fantasy 4, 10,

15, 25, 28, 33, 34, 39

20, 40 10 21,74

% Aesthetics Feelings Actions Ideas Values


(55)

Hasil dari uji coba terhadap skala Openness menunjukkan reliabilitas α = .789, Conscientiousness menunjukkan reliabilitas α = .773, Extraversion α = .693, Agreeableness α = .693, dan Neuroticism menunjukkan reliabilitas α = .658, hal

ini menunjukkan bahwa setiap skala memiliki reliabilitas yang baik α > 0.6 (Azwar,

2007).

Setelah mendapatkan aitem-aitem yang sesuai dari uji reliabilitas, selanjutnya peneliti melakukan penomoran ulang untuk skala penelitian. Pada tabel 5 akan menunjukkan distribusi aitem skala yang sudah diberi penomoran untuk penelitian.

Tabel 5. Blue Print Skala Big Five Inventory Setelah Uji Coba Dengan Penomoran Baru

b. Skala Perilaku Agresi

Aitem yang diujicobakan pada skala perilaku agresi ini ada sebanyak 30 aitem dan diperoleh 30 aitem yang memiliki daya beda aitem yang baik dan tidak ada aitem gugur, yang akan dipaparkan pada tabel 6.

No Faktor Kepribadian

Nomor Butir Aitem Skala

Jumlah Aitem

(%) Aitem Favorable Aitem

Unfavorable

1 Extraversion 5, 10, 19 1, 14 5 22.22%

2 Agreeableness 4, 9, 22 15, 26 5 18.51%

3 Conscientiousness 6, 17, 21 12, 24, 27 6 22.22%

4 Neuroticism 13, 18, 23 2, 8 5 22.22%

5 Openess 3, 16, 7, 20 11, 25 6 22.22%


(56)

Tabel 6. Blue Print Skala Perilaku Agresi Sesudah Uji Coba

Pada tabel 6 terlihat semua aitem memiliki daya beda aitem yang baik dan mewakili dari masing-masing dimensi dari perilaku agresi. Hasil dari uji coba terhadap skala perilaku agresi menunjukkan reliabilitas α = 0.959 dengan daya beda aitem yang bergerak dari 0.502 sampai dengan 0.774.

Setelah mendapatkan aitem-aitem yang sesuai dari uji reliabilitas, selanjutnya peneliti melakukan penomoran ulang untuk skala penelitian. Pada tabel 7 akan menunjukkan distribusi aitem skala yang sudah diberi penomoran untuk penelitian.

Tabel 7. Blue Print Skala Perilaku Agresi Setelah Uji Coba Dengan Penomoran Baru

No Dimensi

Nomor Butir Aitem Skala

Jumlah

Aitem (%)

Aitem Favorable

Aitem Unfavorable

1 Menyerang Fisik 13, 15, 24, 29 2, 8, 16, 28 8 26.66% 2 Menyerang Suatu

Benda

3, 7, 19, 27 4, 12, 22 7 23.33%

3 Menyerang Secara Verbal

1, 5, 9, 21 10, 14, 18, 23

8 26.66%

4 Pelanggaran Hak Milik

11, 17, 25, 30 6, 20, 26 7 23.33%

Jumlah 30 100%

No Dimensi

Nomor Butir Aitem Skala

Jumlah

Aitem (%)

Aitem Favorable

Aitem Unfavorable

1 Menyerang Fisik 4, 11, 15, 28 2, 8, 18, 22 8 26.66%

2 Menyerang Suatu Benda 3, 7, 19, 26 12, 23, 29 7 23.33%

3 Menyerang Secara

Verbal

1, 6, 13, 24 9, 17, 20, 27 8 26.66% 4 Pelanggaran Hak Milik 10, 16, 21, 30 5, 14, 25 7 23.33%


(57)

F. PROSEDUR PENELITIAN 1 .Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan, uji coba, hingga revisi alat ukur. Penelitian ini menggunakan dua skala alat ukur yaitu big five personality dan perilkau agresif. Skala big five personality sendiri adalah skala adaptasi yang sudah diberikan izin oleh peneliti sebelumnya untuk digunakan, dan skala perilaku agresi disusun sendiri oleh peneliti. Skala perilaku agresif disusun berdasarkan teori Buss dan Perry (1992) dengan jumlah 30 aitem. Adapun dalam penyusunan skala tersebut didahului dengan pembuatan blueprint serta bantuan professional judgment oleh dosen pembimbing.

2 .Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan penyebaran skala alat ukur kepada subjek penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Teknik Univesitas HKBP Nommensen Medan dari beberapa fakultas dengan terlebih dahulu meminta izin pengambilan data.

3 .Tahap Pengolahan Data Penelitian dan Pelaporan

Pada tahap ini pengolahan data penelitian yang didapati dianalisa dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows.

G. METODE ANALISIS DATA

Analisis data adalah cara seorang peneliti dalam mengolah data yang terkumpul sehingga dari hasil tersebut peneliti akan mendapatkan suatu


(58)

kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Hadi (2000) menyatakan statistik adalah cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisis data penelitian yang berwujud angka-angka. Lebih jauh daripada itu, statistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan yang benar dan untuk mengambil keputusan yang baik. Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan.


(59)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil dan interpretasi data hasil sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subyek penelitian, hasil penelitian dan interpretasi hasil penelitian.

A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan. Dari para mahasiswa, diperoleh gambaran subyek penelitian berdasarkan suku, usia dan jenis kelamin.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Suku

Berdasarkan suku subjek penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 8. Gambaran Subjek Berdasarkan Suku Suku Jumlah Persentase

Toba 151 61.88%

Karo 32 13.12%

Nias 20 8.19%

Simalungun 18 7.37%

Mandeiling 15 6.16%

Minang 8 3.28%

Total 244 100 %

Berdasarkan tabel 8 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki suku Batak Toba , yaitu sebanyak 151 orang (61.88%), mahasiswa


(60)

bersuku Batak Karo, yaitu sebanyak 32 orang (13.12%), mahasiswa bersuku Nias, yaitu sebanyak 20 orang (8.19%), mahasiswa bersuku Batak Simalungun, yaitu sebanyak 18 orang (7.37%), mahasiswa bersuku Batak Mandeiling sebanyak 15 orang (6.16%), dan mahasiswa bersuku Minang sebanyak 8 orang (3.28%).

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut : Tabel 9. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

18 28 11.47%

19 26 10.67%

20 32 13.12%

21 53 21.72%

22 60 24.59%

23 29 11.89%

24 10 4.09%

25 6 2.45%

Total 244 100 %

Berdasarkan tabel 9 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar mahasiswa berusia 18 tahun, yaitu sebanyak 28 orang (11.47%), mahasiswa yang berusia 19 tahun, yaitu sebanyak 26 orang (10.67%), mahasiswa yang berusia 20 tahun, yaitu sebanyak 32 orang (13.12%), mahasiswa yang berusia 21 tahun, yaitu sebanyak 53 orang (21.72%), mahasiswa yang berusia 22 tahun, yaitu sebanyak 60 orang (24.59%), mahasiswa yang berusia 23 tahun, yaitu sebanyak 29 orang (11.89%), mahasiswa yang berusia 24 tahun sebanyak 10 orang (4.09%), dan mahasiswa yang berusia 25 tahun sebanyak 6 orang (2.45%).


(61)

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 10. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 241 98.77%

Wanita 3 1.23%

Total 244 100%

Berdasarkan tabel 10 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 242 orang (98.77%) dan selebihnya berjenis kelamin wanita sebanyak 3 orang (1.23%).

B. HASIL PENELITIAN

Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang meliputi hasil uji asumsi dan hasil utama penelitian. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel yakni big five personality dan perilaku agresi telah terdistribusi secara normal dan uji linearitas untuk mengetahui apakah data variabel big five personality secara linear terhadap data variabel agresi.

1. Hasil Uji Asumsi 1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan utuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan tes


(62)

Skewness-Kurtosis Pengujian asumsi dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Data dapat dikatakan normal jika datanya simetris dengan nilai statistic Skewness dan Kurtosis di antara (-1…+1). Berikut disajikan tabel hasil uji normalitas dari dimensi Big Five Personality dan Perilaku Agresi pada tabel 11.

Tabel 11. Uji Normalitas Big Five Personality dan Perilaku Agresi

Statistic Std. Error

Openness Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis 22.54 2.711 .090 .387 .174 .156 .310 Conscientiousness Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis 20.50 2.877 -.048 -.059 .184 .156 .310 Extraversion Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis 31.63 3.925 .014 -.729 .687 .156 .310 Agreeableness Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis 17.68 2.704 .072 -.453 .173 .156 .310 Neuroticism Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis 12.86 2.563 .478 .534 .164 .156 .310 Perilaku Agresif Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis 84.16 20.786 .010 -.235 1.331 .156 .310

Berdasarkan hasil dari tabel di atas menjelaskan bahwa nilai statistik skewness dan kurtosis pada tipe openness menunjukkan angka (.090) dan (.0387), tipe conscientiousness nilai statistik skewness (-.048) dan kurtosis (-.059), extraversion dengan nilai statistik skewness (.014) dan kurtosis (-.729),


(63)

agreeableness dengan nilai statistik skewness (.072) dan kurtosis (-.453), neuroticism dengan nilai statistik skewness (.478) dan kurtosis (.534) dan terakhir perilaku agresi dengan nilai statistik skewness (.010) dan kurtosis (-.235), hasil dari setiap faktor diatas masih berada diantara angka -1 sampai 1, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh dimensi berdistribusi normal.

1.2. Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation , yang menunjukkan bahwa variabel big five personality memiliki hubungan linier terhadap variabel perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan.

Hubungan linieritas antara big five personality dengan perilaku agresif dapat dilihat pada tabel berikut 12.

Tabel 12. Uji Lineriaritas

openness conscientiousness extraversion agreeableness Neuroticism Perilaku

Agresif

.008** .007** .692 .035* .537

*signifikan pada 0.05 **signifikan pada 0.01

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 12 diperoleh bahwa terdapat tiga tipe dari big five personality yang memiliki hubungan linier dengan perilaku agresif, yaitu faktor openness (0.08), faktor conscientiousness (0.007) dan faktor agreeableness (0.035). Sedangkan faktor extraversion (0.692) dan faktor neuroticism (0.537) tidak linier dikarenakan nilai p > 0.05.


(64)

2. Hasil Utama Penelitian

Berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil pengolahan data mengenai peran dari tipe-tipe bigfive personality terhadap perilaku agresi, teknis analisis yang digunakan adalah Multiple Regression. Teknik ini digunakan untuk melihat besar peran variabel satu terhadap variabel lainnya.

Untuk melihat efek dari ketiga tipe big five personality (openness, conscientiousness dan agreeableness) terhadap perilaku agresi secara mendalam, dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini:

Tabel 13. Hasil Analisis Regresi

Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .235a .055 .043 20.330

a. Predictors: (Constant), agreeableness, openness, conscientiousness b. Dependent Variable: agresif

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 137.426 14.360 9.570 .000

Openness -1.062 .500 -.139 -2.125 .035

Conscientiousness -.762 .491 -.106 -1.553 .122

Agreeableness -.774 .503 -.101 -1.538 .125

a. Dependent Variable: agresif

Dari hasil analisis data pada tabel summary nilai (R²= 0.055) ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 5% dari ketiga tipe ini apabila digabungkan, dapat memprediksi perilaku agresi. Namun jika ditinjau lebih dalam lagi dari tiap


(65)

tipenya, tipe openness ( ) merupakan prediktor yang unik yang memiliki peran dalam menjelaskan perilaku agresif. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor pada tipe openness maka semakin rendah kecenderungan perilaku agresi.

C. HASIL ANALISA TAMBAHAN

1. Gambaran Skor Dimensi Big Five Personality dan Perilaku Agresi

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2000) menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subyek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Berikut disajikan dalam tabel 14.

Tabel 14. Gambaran Skor Dimensi Big Five Personality dan Perilaku Agresi

Variable

Skor Hipotetik Skor Empirik

Min Max Mean (µ)

SD

(Σ) Min Max Mean (µ)

SD

(Σ)

Openess 6 30 18 4 11 30 22.54 2.711

Conscientousness 6 30 18 4 13 29 20.50 2.877

Extraversion 6 30 18 4 16 49 31.63 10.725

Agreeableness 5 25 15 3.33 12 25 17.68 2.704

Neurotism 4 20 12 2.67 7 20 12.86 2.563

Agresi 30 150 90 20 30 142 84.16 20.786

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa perbandingan rata-rata bigfive personality secara empirik lebih besar dibandingkan dengan rata-rata big five personality secara hipotetik, sedangkan rata-rata perilaku agresif secara empirik lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata perilaku agresif secara hipotetik yang berarti bahwa rata-rata mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP


(1)

Hasil Utama Penelitian

Regression

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 agreeableness,

openness, conscientiousnes sa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .235a .055 .043 20.330

a. Predictors: (Constant), agreeableness, openness, conscientiousness b. Dependent Variable: agresif

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5800.093 3 1933.364 4.678 .003a

Residual 99193.350 240 413.306

Total 104993.443 243

a. Predictors: (Constant), agreeableness, openness, conscientiousness b. Dependent Variable: agresif


(2)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 137.426 14.360 9.570 .000

Openness -1.062 .500 -.139 -2.125 .035

conscientiousness -.762 .491 -.106 -1.553 .122

agreeableness -.774 .503 -.101 -1.538 .125


(3)

Hasil Analisa Tambahan

Descriptives ( Skor Empirik )

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

openness

244

14

30

22.54

2.711

conscientiousness

244

13

29

20.50

2.877

extraversion

244

16

49

31.63

10.725

agreeableness

244

12

25

17.68

2.704

neuroticism

244

7

20

12.86

2.563

agresif

244

30

142

84.16

20.786


(4)

T-Test usia

Group Statistics

Usia N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Agresif 18-21 139 84.71 20.515 1.740

22-25 105 83.45 21.116 2.051

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper Agresif Equal

variances assumed

.180 .672 .470 243 .639 1.259 2.679 -4.018 6.537

Equal variances not assumed


(5)

T-Test Jenis Kelamin

Group Statistics

jeniskelami

n N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

agresif laki-laki 241 84.29 20.829 1.339

wanita 3 74.67 8.963 5.175

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. T df Sig.

(2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper agresif Equal

variances assumed

1.731 .190 .798 243 .426 9.618 12.059 -14.136 33.373

Equal variances not assumed


(6)

Data tambahan suku Oneway

Descriptives

Perilakuagresif

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

toba 151 84.38 19.021 1.548 81.32 87.44 38 140

mandeiling 15 86.73 25.672 6.629 72.52 100.95 39 128

karo 32 84.25 22.032 3.895 76.31 92.19 42 124

nias 20 85.20 20.452 4.573 75.63 94.77 38 125

simalungun 18 87.33 24.514 5.778 75.14 99.52 30 122

minang 8 66.38 16.526 5.843 52.56 80.19 48 92

Total 244 84.20 20.433 1.308 81.62 86.78 30 140

ANOVA

Agresif

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 520.314 5 104.063 .246 .941

Within Groups 100939.482 239 422.341