Definisi Validitas Tipe Validitas

Pengertian mendasar antara kepribadian dalam islam dan dalam pendekatan trait adalah berangkat dari kerangka acuan dan asumsi-asumsi subjektif tentang tingkah laku manusia. Hanya saja perilaku manusia dalam konteks islam muncul atas nilai- nilai dan norma-norma yang berlaku dan bersumber pada Al-Qur’an dan Al-sunnah. Sementara dalam konteks trait, perilaku manusia dapat diobservasi dengan cara tertentu.

2.3. Validitas Tes

2.3.1. Definisi Validitas

Untuk mengetahui apakah suatu skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Skala yang disusun berdasarkan kawasan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid Azwar, 1999. Validitas tes adalah menyangkut apa yang hendak diukur dan seberapa baik tes itu bisa mengukur. Validitas tes memberi tahu kita tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes Anastasi, 2006. Hal ini sejalan dengan definisi yang diungkapkan dalam Kerlinger 1990 yakni validitas adalah apakah kita sungguh-sungguh mengukur ihwal yang memang ingin kita ukur dan apa yang sedang diukur. Suatu tes atau skala dapat valid atau tidak valid untuk maksud ilmiah atau praktis yang hendak dicapai oleh si pengguna tes atau skala itu.

2.3.2. Tipe Validitas

Terdapat tiga tipe validitas, yaitu : Kerlinger, 1990

1. Validitas Isi Content

Validitas isi adalah kerepresentatifan atau kepadahan sampling memadahi- tidaknya sampling yang terdapat dalam muatan atau isi suatu instrument pengukur. Sedangkan kata “muatan atau isi” itu menyiratkan pengertian substansi, bahan, topik. Dalam hal ini, sejauh mana peneliti yakin bahwa item-item sudah merepresentasikan sampel tingkah laku. Dengan demikian, validasi muatan atau isi pada dasarnya merupakan kerja menilai dan memutuskan. Butir-butir dalam suatu tes harus dikaji, masing- masing dipertimbangkan sehubungan dengan kerepresentatifannya terhadap semesta yang bersangkutan. Ini berarti bahwa setiap butir harus dinilai sehubungan dengan relevansinya yang didugakan ada dengan hal atau sifat yang diukur.

2. Validitas Relasi Kriteria Criterion Related

Validitas relasi kriteria dikaji dengan cara membandingkan skor tes atau skala dengan satu atau lebih variabel ekstra variabel ekstrenal atau kriteria yang diketahui merupakan pengukur atribut yang sedang dikaji. Jenis validitas ini dibagi menjadi dua, yaitu a. Validitas prediktif : berguna untuk memprediksi suatu tingkah laku, memvalidasi tes-tes seleksi dan penempatan, yang kriterianya diambil interval waktu tertentu. b. Validitas konkuren : digunakan untuk mendiagnosa suatu tingkah laku terutama kepribadian yang kriterianya diambil bersamaan dengan saat pengetesan.

3. Validitas Konstruk Construct

Validitas konstruk adalah lingkup melihat sejauh mana tes bisa dikatakan mengukur sutu konstruk atau sifat teoritis Anastasi, 2006. Contoh dari sebuah konstruk adalah bakat kemampuan belajar, pemahaman mekanis, kefasihan verbal, kecepatan berjalan, neurotisme, dan kecemasan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur validitas konstruk, yaitu : a. Analisis faktor ; dikembangkan sebagai sarana untuk mengidentifikasi sifat-sifat psikologis. Pada dasarnya, analisis faktor adalah teknik statistik yang lebih signifikan untuk menganalisis antar hubungan dari data perilaku. b. Validasi konvergen dan diskriminan ; dalam rangka menunjukkan validitas konstruk, harus menunjukkan bukan hanya tes berkorelasi tinggi dengan variabel-variabel lain sebagaimana seharunya secara teoritis, tetapi juga tidak berkorelasi secara signifikan dengan variabel-variabel yang memang berbeda dari tes tersebut.

2.4. Kerangka Berpikir