Internet Six Sigma LANDASAN TEORI

8 c. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah. d. Mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer elektronikpembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung di cek. e. Mempercepat pelayanan ke pelanggan dan pelayanan lebih responsif. f. Paperless.

2.2 Internet

Menurut [3], Internet adalah komputer jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit. Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibandingkan dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaranpengetahuan informasi dan data secara ekstrim. Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka sebagian sangat kecil melalui pos dan telepon, kini sangat mudah dan sering dilakukan dengan Internet. Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama E- commerce. 9

2.3 Six Sigma

Menurut [9], Six Sigma terdiri dari kata-kata six dan sigma. Six artinya enam. Sedangkan Sigma merupakan simbol dari standar deviasi yang biasa dilambangkan dengan σ. Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses sekaligus mengurangi cacat produkjasa yang diluar spesifikasi dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Secara harfiah, Six Sigma 6 σ adalah suatu besaran yang dapat diterjemahkan dengan mudah sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produkjasa. Ide sentral di belakang Six Sigma adalah jika dapat mengukur berapa banyak cacat yang ada dalam suatu proses, maka secara sistematis dapat mengatasi bagaimana menekan dan menempatkan diri dekat dengan zero-defect. Simbol sigma σ dalam statistik dikenal sebagai standar deviasi, yaitu suatu nilai yang menyatakan simpangan terhadap nilai tengah. Menurut [11], suatu proses dengan nilai sigma yang lebih tinggi akan mempunyai cacat yang lebih sedikit baik jumlah ataupun jenisnya. Persentase dan jumlah kecacatan dari beberapa sigma dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini: 10 Tabel 2.1 Tingkat Kecacatan Pada Sigma Sigma Persentase Kecacatan Jumlah Cacat Per Juta 1 69 691.469 2 31 308.538 3 6,7 66.807 4 0,62 6.210 5 0,023 233 6 0,00034 3,4 7 0,0000019 0,019 Menurut [9], konsep dasar Six Sigma banyak sekali diambil dari Total Quality Management TQM dan Statistical Process Control SPC dengan dua konsep besar ini diawali oleh pemikiran-pemikiran Shewhart, Juran, Deming, Crossby, dan Ishikawa. Dari segi waktu, dapat dikatakan bahwa Six Sigma adalah hasil evolusi terakhir dari Quality Improvement yang berkembang sejak tahun 1940- an. Menurut [11], yang menjadikan Six Sigma berbeda adalah Six Sigma memiliki tiga hal utama tersendiri dari program kualitas sebelumnya, yaitu: Six Sigma mengutamakan pelayanan terhadap pelanggan, Six Sigma sangat memperhitungkan penanaman modal kembali, dan Six Sigma mengubah cara menjalankan manajemen. Sedangkan menurut [12], terdapat enam komponen utama konsep Six Sigma, yaitu: 11 1. Benar-benar mengutamakan pelanggan. 2. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta. Bukan berdasarkan opini atau pendapat tanpa dasar. 3. Fokus pada proses, manajemen, serta perbaikan. 4. Manajemen yang proaktif. 5. Kolaborasi tanpa batas. 6. Selalu mengejar kesempurnaan. Dalam mengimplementasikan Six Sigma diperlukan adanya suatu tim pelaksana yang bertanggung jawab atas proses dan pencapaian pelaksanaan Six Sigma. Adapun tim tersebut terdiri dari: a. Eksekutif Leader Posisi eksekutif leader ditempati oleh pimpinan teratas perusahaan Peran dan tanggung jawabnya pun beraneka ragam, antara lain menciptakan sistem organisasi yang dapat berjalan sesuai alurnya, dapat memulai dan memasyarakatkan Six Sigma ke seluruh bagian, divisi, departemen, serta cabang- cabang perusahaan. b. Champions Champions merupakan anggota-anggota yang berasal eksekutif leader. Mereka adalah pihak yang dapat dipercaya untuk melaporkan langsung perkembangan hasil kepada eksekutif leader. Mereka juga melakukan kepemimpinan yang sangat aktif dan menjalankan peran dalam mengimplementasikan Six Sigma. Mereka pula pendukung utama yang berjuang demi terbentuknya black belt dan berupaya 12 meniadakan berbagai hambatan agar black belt dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Tugas lainnya dari champions adalah memilih calon-calon anggota black belt, mengidentifikasi wilayah kerja proyek, menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin terlaksananya proyek sesuai jadwal dan memastikan bahwa tim pelaksana telah memahami maksud dan tujuan proyek. c. Master Black Belts Master black belts merupakan orang-orang yang menguasai alat-alat dan teknik Six Sigma. Mereka pula yang menjadi guru dan mentor bagi black belt dan green belt, serta secara bersama-sama mengawasi mereka. Aspek-aspek kunci dari peranan master black belt terletak pada kemampuannya dalam memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa mendominasi proyektugaspekerjaan. d. Black Belts Black belts merupakan orang-orang yang berperan sebagai pemimpin proyek perbaikan kinerja perusahaan. Mereka dilatih untuk menemukan masalah, mencari penyebab beserta penyelesaiannya, bertugas mengubah teori ke dalam tindakan, memilah-milah data dan bertanggung jawab mengaplikasikan Six Sigma. Para calon anggota black belt wajib memenuhi syarat-syarat seperti: memiliki disiplin pribadi, cakap memimpin, menguasai keterampilan teknis tertentu, mengenal prinsip-prinsip statistika, mampu berkomunikasi dengan jelas, mempunyai motovasi kerja yang memadai. 13 e. Green Belts Green belts merupakan orang-orang yang membantu tim pelaksana Six Sigma, terutama black belt. Walau begitu, jika green belt bertindak sebagai pimpinan tim untuk proyek yang lebih sederhana, maka mereka dapat menjalankan tanggung jawabnya. Umumnya green belt bertugas paruh waktu pada bidang tertentu. Mereka pula yang menyediakan perlengkapan pelatihan dasar Six Sigma dan metodenya. Serta mengumpulkan dan menganalisa data. f. Yellow Belts Yellow belts merupakan orang-orang yang membantu black belt dan green belt. Meskipun tidak memiliki keahlian tertentu tentang Six Sigma, akan tetapi mereka dapat membantu kerja black belt dan green belt dalam pengumpulan data, pendefinisian masalah atau mencari sebab akibat dari suatu masalah. Setiap orang yang menjadi bagian dari perusahaan merupakan anggota yellow belt. Seperti dikatakan sebelumnya, Six Sigma adalah suatu metode yang sangat terstruktur. Struktur-struktur tersebut terdiri dari lima tahapan yang disingkat DMAIC, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Langkah kerja DMAIC merupakan langkah kerja yang penting untuk dilakukan secara sistematis guna mencapai hasil peningkatan kualitas. Skripsi ini menggambarkan bagaimana upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyediaan internet oleh Kemkominfo dengan menggunakan langkah kerja DMAIC pada Six Sigma. 14 2.4 Fase DMAIC 2.4.1 Fase Pendefinisian