Dalam keadaan normal dengan gizi yang baik glikogen ditemukan dalam sitoplasma sel hati, secara biopsi kelihatan sebagai buih
bergaris halus-halus, sedangkan pada autopsi kelihatan glikogen lisis setelah kematian berlangsung.
g. Atrofi.
Atrofi umum sel hati ditemukan pada penyakit gizi, penyakit menahun dan pada orang tua. Bila disertai pigmen lipofuscin, maka
dinamai brown atrophy.
Degeneratif pada inti sel hati : a.
Vakuolisasi.
Inti tampak membesar dan bergelembung serta khoramatinnya jarang dan tidak eosinofil. Kadang-kadang bila berbatas jelas, maka
vakuolisasi inti sukar dibedakan daripada inclusion bodies, kelainan itu akibat infiltrasi glikogen. Vakuolisasi inti disebabkan oleh
perubahan keseimbangan cairan dalam sel hati akibat bertambahnya cairan.
b. Inclusion bodies.
Inti sel hati kadang-kadang mengandung inclusion bodies eosinofilik, yang berbatas jelas dari sekitarnya yang basofilik. Inclusion bodies
dapat dibedakan daripada inklusi glikogen karena tidak memberi reaksi glikogen.
Universitas Sumatera Utara
c. Piknosis, karioreksis, kariolisis.
Bila sel mengalami kematian nekrosis biasanya inti sel yang mati itu menyusut, batasnya tidak teratur dan berwarna gelap, proses ini
dinamakan piknosis. Kemungkinan lain, inti dapat hancur dan meninggalkan zat kromatin yang tersebar di dalam sel, proses ini
dinamakan karioreksis. Akhirnya pada beberapa keadaan inti yang mati kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang begitu
saja, proses ini disebut kariolisis Susanti et al, 2002.
2.3.3. Nekrosis Sel Hati.
Kelainan ini adalah lanjutan degenerasi dan tidak reversibel, sebab nekrosis sel hati ialah rusaknya susunan enzim daripada sel Susanti et al,
2002, tampaknya fragmen sel atau sel hati nekrotik tanpa pulasan inti atau tidak tampaknya sel disertai reaksi radang, kolaps atau bendungan rangka
hati dengan eritrosit. Tampak atau tidaknya sisa sel hati bergantung kepada lamanya dan jenis nekrosis itu. Nekrosis dapat dibagi menurut lokasi dan
luasnya:
a. Nekrosis fokal.
Ialah kematian sel atau sekelompok sel kecil dimana saja dalam lobulus, ditandai leukosit dan histiosit dengan proliferasi sel Kupffer, bagian sel
hati kecil-kecil dan bakteri kadang-kadang dapat ditemukan. Patogenesis nekrosis fokal ialah kematian sel setempat akibat toksin, bakteri atau
penyumbatan sinusoid oleh proliferasi sel Kupffer atau trombus fibrin.
b. Nekrosis zonal.
Universitas Sumatera Utara
Nekrosis dapat mengenai seluruh lobulus, nekrosis zonal dapat dibagi dalam:
a. Nekrosis sentral
Atrofi sel hati sentralobulus yang disebabkan oleh sumbatan sering tidak dapat dibedakan daripada nekrosis toksik, keduanya
menyebabkan hilangnya sel, faktor sumbatan dan toksin sering terjadi bersamaan. Sumbatan ditandai dengan vena centralis yang
melebar, hilangnya atau atrofi sel hati tanpa tertinggalnya sisa sel dan sinusoid yang melebar terisi eritrosit. Sedangkan nekrosis
toksik tampak fragmen tidak berinti yang dikelilingi eksudat, walaupun sinusoid sering melebar, namun vena centralis relatif
tidak melebar.
b. Nekrosis midzonal
Nekrosis midzonal tanpa kelainan pada daerah sentral dan tepi lobulus jarang ditemukan pada manusia. Nekrosis midzonal terjadi
disekitar perlemakan sentral.
c. Nekrosis Tepi
Nekrosis tepi atau periportal timbul bersamaan dan mungkin disebabkan oleh radang tepi lobulus dan susunan portal Sutisna,
1994.
c. Nekrosis masif dan submasif.
Nekrosis masif ialah hilangnya seluruh sel hati dalam lobulus
Universitas Sumatera Utara
dengan ciri khas kolaps yang tidak dapat berkembang lagi, sel hati dapat tertinggal sebagai bayangan tanpa pulasan inti atau sebagai fragmen
kecil-kecil, diawali proliferasi sel Kupffer dan sel eksudat yang melakukan fagositosis, tercampur dengan eritrosit didalam dan diluar
sinusoid serta menempati ruangan lebih banyak daripada lapisan hati yang masih utuh. Selanjutnya sel darah dan eksudat yang berlebihan
hilang, sehingga lobulus hati menjadi kecil. Bila sel hati yang hancur banyak lemak, maka warnanya kuning kelainan ini disebut acuta yellow
atropy. Bila sel hati telah lenyap dan warna eritrosit tampak pada hati lisut yang penampangnya menyerupai limpa disebut red atropy.
d. Nekrosis anoksik