farmasis atau apoteker di apotek agar diberikan obat dalam bentuk sediaan dan
jumlah tertentu sesuai permintaan kepada pasien yang berhak.
Dengan kata lain: 1.
Penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan dokter dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep dan diajukan
secara tertulis kepada apoteker di apotek agar obat diberikan sesuai dengan yang tertulis. Pihak apotek berkewajiban melayani secara
cermat, memberi informasi terutama yang menyangkut dengan penggunaan dan mengkoreksinya bila terjadi kesalahan dalam
penulisan. Hal ini demi menjamin pemberian obat lebih rasional, artinya tepat, aman, efektif dan ekonomis.
2. Penerapan ilmu pengetahuan dan keahlian seorang dokter di bidang
farmakologi dan terapetik secara rasional kepada masyarakat umumnya khususnya pasien dapat mewujudkan akhir kompetensi
dokter dalam medical care Jas, 2009.
2.4.2. Individu yang Berhak dalam Penulisan Resep
Antara individu yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi yang hanya terbatas pada pengobatan gigi dan mulut serta dokter hewan yang hanya
terbatas pada pengobatan untuk hewan Anief, 2000.
2.4.3. Latar Belakang Penulisan Resep
Obat dibagi dalam beberapa golongan demi keamanan penggunaannya. Secara garis besar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu obat bebas OTC =
Other of the counter dan ethical obat narkotika, psikotropika, dan keras yang kedua-duanya harus dilayani dengan resep dokter. Jadi, sebagian obat tidak bisa
diserahkan langsung kepada pasien atau masyarakat, tetapi harus melalui resep dokter on medical prescription only. Sistem distribusi obat nasional menekankan
peran dokter sebagai medical care dan alat kesehatan ikut mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, apotek sebagai organ distributor terdepan berhadapan
Universitas Sumatera Utara
langsung dengan masyarakat atau pasien dan apoteker yang berperan sebagai pharmaceutical care dan informan obat serta melakukan pekerjaan kefarmasian di
apotek. Di dalam sistem pelayanan masyarakat, kedua profesi ini harus berada dalam satu kelompok yang solid dengan tujuan yang sama yaitu melayani
kesehatan dan menyembuhkan pasien Jas, 2009.
2.4.4. Tujuan Penulisan Resep
Penulisan resep bertujuan untuk memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi selain meminimalkan kesalahan dalam pemberian
obat. Secara umumnya, rentang waktu buka instalasi farmasi atau apotek lebih panjang dalam pelayanan farmasi dibandingkan praktek dokter, maka dengan
wujudnya penulisan resep diharapkan akan memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan penyakit yang dihidapinya. Melalui
penulisan resep, peran dan tanggungjawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan obat
dapat diserahkan kepada masyarakat secara bebas. Pemberian obat juga lebih rasional dengan adanya penulisan resep dibandingkan dengan dispensing di mana
dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah dan selektif. Penulisan resep juga dapat membentuk suatu pelayanan yang berorientasi kepada pasien patient
oriented, dan penghindaran material oriented. Dalam masa yang sama, resep berperan juga sebagai rekam medis medical record yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka sifatnya adalah rahasia Jas, 2009.
2.4.5. Kerahasiaan dan Kode Etik Penulisan Resep