Kerahasiaan dan Kode Etik Penulisan Resep Format Penulisan Resep

langsung dengan masyarakat atau pasien dan apoteker yang berperan sebagai pharmaceutical care dan informan obat serta melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek. Di dalam sistem pelayanan masyarakat, kedua profesi ini harus berada dalam satu kelompok yang solid dengan tujuan yang sama yaitu melayani kesehatan dan menyembuhkan pasien Jas, 2009.

2.4.4. Tujuan Penulisan Resep

Penulisan resep bertujuan untuk memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi selain meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Secara umumnya, rentang waktu buka instalasi farmasi atau apotek lebih panjang dalam pelayanan farmasi dibandingkan praktek dokter, maka dengan wujudnya penulisan resep diharapkan akan memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan penyakit yang dihidapinya. Melalui penulisan resep, peran dan tanggungjawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada masyarakat secara bebas. Pemberian obat juga lebih rasional dengan adanya penulisan resep dibandingkan dengan dispensing di mana dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah dan selektif. Penulisan resep juga dapat membentuk suatu pelayanan yang berorientasi kepada pasien patient oriented, dan penghindaran material oriented. Dalam masa yang sama, resep berperan juga sebagai rekam medis medical record yang dapat dipertanggungjawabkan, maka sifatnya adalah rahasia Jas, 2009.

2.4.5. Kerahasiaan dan Kode Etik Penulisan Resep

Resep menyangkut sebagian dari rahasia jabatan kedokteran dan kefarmasian. Oleh karena itu, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada yang tidak berhak. Resep bersifat rahasia yang harus dijaga oleh dokter dengan apoteker karena resep menyangkut penyakit penderita, khususnya beberapa penyakit di mana penderita tidak ingin orang lain mengetahuinya. Selain kerahasiaan resep yang harus dijaga, terdapat kode etik dan kaidah penulisan resep yang diperlukan bagi menjaga hubungan dan komunikasi kolegalitas yang Universitas Sumatera Utara harmonis di antara profesional yang berhubungan, antara lain: medical care, pharmaceutical care dan nursing care Jas, 2009. Menurut Syamsuni 2007 dan Jas 2009, resep asli harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain kecuali yang berhak, yaitu: 1. Dokter yang menulisnya atau yang merawatnya 2. Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan 3. Paramedis yang merawat pasien 4. Apoteker pengelola apotek yang bersangkutan 5. Aparat pemerintah serta pegawai kepolisian, kehakiman, kesehatan yang ditugaskan untuk memeriksa 6. Petugas asuransi untuk kepentingan klem pembayaran

2.4.6. Format Penulisan Resep

Menurut De Vries et all 1998, Syamsuni 2007, dan Jas 2007, resep terdiri dari enam bagian: 1. Inscriptio: Nama dokter, nomor izin praktek dokter, alamat, nomor telefon jika ada, kotatempat, serta tanggal penulisan resep. Untuk resep obat narkotika, hanya berlaku untuk satu kota propinsi. Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktek pribadi 2. Invocatio: permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R = recipe” artinya ambillah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di apotek. Tanda R ditulis pada bagian kiri setiap penulisan resep 3. Prescriptio atau ordonatio, yaitu nama obat dan kekuatannya, jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan. Sangat dianjurkan untuk menulis nama generik nama umum. Kekuatan obat adalah jumlah obat yang terkandung dalam setiap tablet dan supositoria milligram atau dalam larutan mililiter. Harus digunakan singkatan yang dipakai secara internasional yaitu g untuk gram dan ml untuk mililiter. Penggunaan desimal dalam angka jangan digunakan dan kalau perlu Universitas Sumatera Utara tuliskan kata lengkap, bukan singkatan. Sebagai contoh tulislah levotiroksin 50 mikrogram, jangan 0,050 miligram atau 50 mcg 4. Signatura, yang merangkumi tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian harus jelas demi menjamin keamanan penggunaan obat dan keefektifan terapi. 5. Subscriptio, yaitu tanda tangan atau paraf dokter penulis resep berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut 6. Pro peruntukan, dicantumkan nama dan umur pasien, terutama untuk obat narkotika juga harus dicantumkan alamat pasien untuk pelaporan ke Dinas Kesehatan setempat Universitas Sumatera Utara 2.4.7. Pola Penulisan Resep Gambar 2.1. Pola Penulisan Resep Jas, 2009 Jas, 2009 Dr…………….. SIP. No……………… AlamatPhoneHp………………….. Jam Praktek:………… Medan, tanggal……… R Remedium Cardinal obat utama, kausalita − obat untuk terapi utama S. -------paraf R Remedium Adjuvantia − Obat penunjang obat utama, mengatasi simptomatik penyakit tertentu: Analgetika, analgetika-antipiretika, antiinflamasi, pemberian vitamin B6 pada kasus TBC. − Kombinasi untuk mengatasi resistensi, efek optimal − Obat untuk mengatasi efek samping S. -------paraf R Robansia − Obat memacu metabolisme vitamin, enzim pencernaan − Suplement mineral, amino esensial − Tonikum − Stimulansia S. ------ paraf Pro: Nama Pasien Umur: Universitas Sumatera Utara

2.4.8. Contoh Resep