11. Tulisan yang sulit dibaca dihindari karena hal ini dapat mempersulit
pelayanan 12.
Resep merupakan rekam medis bagi dokter dalam praktek dan bukti pemberian obat kepada pasien yang diketahui oleh farmasis di
apotek maka kerahasiannya wajib dijaga Jas, 2009.
2.4.11. Prinsip Penulisan Resep
Dari segi penulisan obat boleh ditulis dengan nama paten atau dagang, generik, resmi atau kimia sementara karakteristik nama obat ditulis harus
sama dengan yang tercantum pada label kemasan. Resep harus ditulis tangan dengan tinta dikop resep resmi dan dokter penulis resep harus
menentukan bentuk sediaan dan jumlah obat yang akan diberikan kepada pasien. Signatura seharusnya ditulis dalam singkatan bahasa latin Jas,
2007.
2.4.12. Menulis Resep
Resep ditulis pada kop format resep resmi dan harus menepati ciri-ciri yang berikut:
1. Penulisan resep sesuai dengan format dan kaidah yang berlaku, bersifat
pelayanan medik dan informatif 2.
Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda R yang berarti ambillah atau berikanlah
3. Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan jumlah
obat kemudian ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis dengan jelas
a. Penulisan resep standar tanpa komposisi, jumlah obat yang
diminta ditulis dalam satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada perintah membuat bentuk sediaan m.f. = misce fac, artinya
campurlah, buatlah
Universitas Sumatera Utara
b. Penulisan sediaan obat paten atau merek dagang, cukup dengan
nama dagang saja dan jumlah sesuai dengan kemasannya 4.
Dalam penulisan nama obat karakter huruf nama obat tidak boleh berubah, misal:
Codein, tidak boleh menjadi Kodein Pharmaton F., tidak boleh menjadi Farmaton F.
5. Signatura ditulis dengan jelas, tutup dan paraf
6. Pro atau peruntukkan obat dan umur pasien ditulis, misalnya Tn. Amir,
Ny. Supiah, Ana 5 tahun 7.
Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar, tulis volume sediaan sesudah bentuk sediaan, misalnya 120 ml
8. Untuk sediaan bervariasi, bila ada obat dua atau tiga konsentrasi,
sebaiknya tulis dengan jelas, misalnya: pediatric, adult, dan forte Jas, 2009.
2.4.13. Permasalahan dalam Menulis Resep
Banyak permasalahan yang timbul dalam penulisan resep, karena hal ini menyangkut dengan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik, yang melibatkan
profesi farmasis dan perawat, antara lain: 1.
Zat aktif obat tersebut tidak boleh diberikan begitu saja sebagai obat, terlebih dahulu harus diberikan dalam bentuk sediaan. Oleh karena
itu, kita harus mengenal dan memahami secara mendalam berbagai jenis dan bentuk sediaan obat
2. Masalah farmaseutikal dari bentuk sediaan harus diinformasikan
termasuk kebaikan dan keburukan dalam pemberian 3.
Bentuk sediaan yang diberikan harus sesuai dengan rute pemberian dan kondisi pasien
4. Obat sebagai komoditas yang spesifik dan bersifat dimensional,
artinya satu aspek sebagai alat kesehatan dan aspek lainnya sebagai komoditas ekonomi yang dapat diperjualbelikan. Jadi para dokter
tidak boleh terjebak material oriented, harus patient oriented. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu peredarannya sangat diperhatikan dan telah diatur menurut undang-undang
5. Penulisan resep bukan pada kop resep resmi, padahal obat yang
ditulis tersebut mencakup daftar yang harus diawasi penggunaannya 6.
Penulisan resep pada kop yang tidak sesuai format umum yang telah disepakati sehingga menghilangkan ciri khas resep dokter
7. Bila dokter memberikan informasi penggunaan obat suppositoria
melalui rektum atau anus, jangan sekali-kali disebut melalui dubur karena dapat terjadi kesilapan pendengaran, yakni didengar oleh
pasien berupa bubur, akhirnya penggunaan obat menjadi salah dan menyebabkan kerugian bagi pasien
8. Dalam pemilihan obat dalam bentuk sediaan krim atau ointment
salap seperti Gentamycin cream atau salap harus dipahami sifat fisika bentuk sediaan krim maupun salap Unguenta karena krim
merupakan pembawa yang terdiri dari campuran air dan lemak atau minyak dengan penyabunan, berupa emulsi tipe OW oil in water,
artinya fase minyak di dalam air sehingga dapat diencerkan dengan air. Dengan demikian sediaan krim dapat menyerap eksudat cair dan
enzim basah, sedangkan salap tidak dapat Jas, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Penguasaan
Tabel 3.1. Definisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala Ukur bagi Variabel Pengetahuan
Definisi Operasional
Segala yang diketahui tahap pengetahuan mahasiswa kedokteran yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik di
RSUP Haji Adam Malik mengenai penulisan resep secara baik yaitu dari segi tulisan yang dapat dibaca dan penulisan resep
yang benar yaitu dari segi kaedah dan format penulisan resep yang meliputi inscriptio, invocatio, prescriptio atau ordonatio,
signatura, subscriptio dan pro. Cara Ukur
Sistem angket Penguasaan
Peresepan Mahasiswa FK USU yang
sedang mengikuti kepaniteraan klinik di RSUP
Haji Adam Malik Sistem KBK
Sistem Non-KBK
Universitas Sumatera Utara