BAB VI GAMBARAN KLINIS
Belum dapat dibedakan dengan jelas secara klinis gangguan depresi pada lanjut usia dengan dewasa, namun terdapat beberapa gejala yang lebih
mencolok pada lanjut usia.
2,27
Gejala-gejala cemas dan hipokondriasis sering didapati pada lanjut usia.
27
Jarang dikenalinya depresi pada lanjut usia mungkin karena pengamatan bahwa depresi lebih sering tampak dengan gejala somatik
daripada kelompok yang lebih muda.
1
Post menyatakan bahwa pasien depresi yang lanjut usia mempunyai gejala retardasi dan agitasi yang berat. Abas
menyatakan bahwa 70 persen penderita depresi yang lanjut usia mengalami gangguan kognitif menyelesaikan tugas, belajar, memori dan konsentrasi yang
buruk.
2
Gambaran klinis penderita dengan depresi adalah sebagai berikut: A. Mood Depresif.
Suatu mood depresif dan hilangnya minat atau kesenangan merupakan gejala utama dari depresi. Mood yang tertekan adalah karakteristik yang utama
pada gejala, timbul hampir pada 90 persen dari seluruh pasien.
1
Gambaran diri pasien biasanya seperti perasaan sedih, rendah diri, kosong, tidak tertolong lagi
atau putus asa, murung atau tampak seperti orang bodoh.
7,28
Pasien mungkin mengatakan bahwa mereka merasa murung, putus asa, dalam kesedihan atau
tidak berguna lagi. Pasien sering kali menggambarkan gejala depresi sebagai suatu rasa nyeri emosional yang menderita sekali dan kadang-kadang mereka
mengeluhkan sudah tidak bisa menangis lagi.
1
Untuk mendiagnosis depresi dengan menggunakan DSM-IV TR membutuhkan gambaran mood depresif atau kehilangan minat atau kegembiraan
anhedonia, sedangkan jika menggunakan The International Classification of Disease ICD-10 harus memenuhi 3 gejala, yaitu mood depresi, kehilangan
minat dan kegembiraan, dan keadaan yang mudah lelah.
7,28,29
B. Kehilangan minat, Kelelahan, Gangguan Tidur, Kehilangan Nafsu Makan. Ketidakmampuan dalam menikmati aktivitas adalah yang paling umum
dijumpai pada pasien depresi. Pasien atau keluarga pasien akan melaporkan
Universitas Sumatera Utara
pengurangan minat pada hampir semua aktivitas yang dahulu dinikmati. Pasien atau keluarga pasien akan melaporkan pengurangan minat pada semua hal,
aktivitas yang selalu dinikmati seperti seks, hobi dan kegiatan rutin sehari-hari.
7,28
Hampir semua pasien depresi 97 melaporkan kehilangan energi tenaga. Malas dan kelelahan yang tidak biasanya dan terhambatnya efisiensi
pada pekerjaan kecil atau sedang yang meyebabkan mereka kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas dan kurang termotivasi.
7,28
Delapan puluh persen pasien depresi mengeluhkan beberapa tipe gangguan tidur, yang paling sering adalah insomnia selama masa mereka
mungkin merenungkan masalahnya. Insomnia biasanya dibagi menjadi insomnia awal masalah susah untuk memulai tidur, pertengahan tidur tertidur tetapi
sering terbangun sepanjang malam atau akhir tidur pasien bangun terlalu cepat.
7,28
Sekitar 70 persen pasien diobservasi mengalami pengurangan nafsu makan dan disertai kehilangan berat badan, hanya sebagian kecil pasien yang
mengalami kenaikan nafsu makan, peningkatan berat badan dan tidur yang berlebihan.
7,29
C. Retardasi dan Agitasi Psikomotor. Sekitar setengah dari pasien depresi berkembang dengan terjadinya
kemunduran dan perlambatan gerakan atau aktivitas. Kadang-kadang timbul keluhan seperti lambat dalam berpikir, berbicara, gerakan tubuh atau
pengurangan kosa kata dengan diam yang lama sebelum menjawab.
7,28
Retardasi psikomotor tidak selalu ada dan umumnya dikaitkan dengan gambaran melankolik atau depresi vaskuler.
30
Gerakan-gerakan yang melambat ini, pada kasus yang berat ditandai dengan pikiran yang melambat, dapat membawa
meningkatnya kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas hidup sehari- hari, diet yang buruk dan akhirnya tidak mau makan dan minum. Berkurangnya
mobilitas dapat berlanjut sampai tidak ada gerakan sama sekali
29
D. Sulit Konsentrasi. Simtom kognitif seperti laporan subyektif sulit berkonsentrasi 87 sering
terjadi. Mereka dapat merasakan bahwa mereka tidak mampu berpikir sebaik dahulu dan mereka sukar berkonsentrasi atau mereka mudah bingung. Seringkali
Universitas Sumatera Utara
ragu-ragu terhadap kemampuan untuk menilai sesuatu dan menemukan kalau mereka kesulitan dalam mengambil keputusan kecil.
7,28
E. Perasaan Bersalah. Perasaan bersalah dan menyalahkan diri, perasaaan tidak berharga yang
berlebihan dan rasa bersalah yang tidak sesuai pada individu.
7,28
F. Bunuh Diri. Bunuh diri kira-kira dua kali lebih sering terjadi pada orang lanjut usia
dibanding populasi umum.
5,9
Banyak pasien depresi mengalami pikiran yang berulang-ulang untuk mati, perasaan singkat bahwa orang lain akan lebih baik
dengan kematiannya, juga merencanakan untuk melakukan bunuh diri. Lebih dari
15 persen pasien depresi berat yang parah menyukai kematian dengan bunuh diri. Risiko bunuh diri pasien timbul pada episode depresif tetapi kemungkinan
tinggi setelah permulaan terapi dan selama 6-9 bulan setelah periode perbaikan simtomatik. Kira-kira 23 dari semua pasien terdepresi merenungkan untuk
melakukan bunuh diri dan 10 sampai dengan 15 persen melakukan bunuh diri.
7,28
Pada orang lanjut usia diatas 74 tahun yang melakukan bunuh diri, sekitar 80 persen menunjukkan sindroma depresi.
5
Gangguan mood pada orang lanjut usia merupakan faktor risiko bunuh diri sementara itu penyakit fisik dan disabilitas
akan meningkatkan risiko bunuh diri tetapi pengaruhnya diperantarai oleh depresi.
5,9
Kebanyakan yang bunuh diri adalah mereka yang hidup sendiri jandaduda, tidak menikah, bercerai. Faktor yang sering mempresipitasi bunuh
diri pada lanjut usia adalah masalah kesehatan fisik dan rasa kehilangan.
5
Universitas Sumatera Utara
BAB VII DIAGNOSIS