45
Tabel 1. Hasil Karakterisasi Simplisia Daun dan Getah Kemenyan
No Parameter
Hasil Simplisia
daun Simplisia
getah 1
Kadar air 7,32
2,65 2
Kadar sari larut dalam air 19,92
1,95 3
Kadar sari larut dalam etanol 21,50
95,62 4
Kadar abu total 2,24
1,33 5
Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,26
0,23 Hasil penetapan kadar air simplisia daun dan getah memenuhi persyaratan
Materia Medika Indonesia yaitu tidak melebihi 10. Kadar air yang melebihi persyaratan memungkinkan terjadinya pertumbuhan jamur.
Hasil penetapan kadar sari larut dalam etanol simplisia getah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III yaitu tidak kurang dari 75, kadar abu
total memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi II yaitu tidak lebih dari 2 dan kadar abu tidak larut dalam asam memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia Edisi III yaitu tidak lebih dari 1.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia daun dan getah kemenyan terhadap senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloida, glikosida, antrakinon,
saponin, flavonoid, tanin dan triterpenoidsteroid dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
46
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia
No Senyawa
Hasil skrining Serbuk simplisia
daun Serbuk simplisa
getah 1.
Alkaloida -
- 2.
Glikosida +
- 3.
Antrakinon +
- 4.
Saponin +
- 5.
Flavonoid +
- 6.
Tanin +
- 7.
TriterpenoidSteroid +
+
Keterangan: +
= mengandung senyawa yang diperiksa -
= tidak mengandung senyawa yang diperiksa
Serbuk simplisia daun memperlihatkan adanya senyawa fenol seperti
flavonoid, tanin yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba, sedangkan getah kemenyan memperlihatkan senyawa triterpenoidsteroid.
4.4 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-heksan dan Fraksi Etilasetat Daun Kemenyan terhadap Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak akan menghasilkan diameter daerah hambat yang semakin besar.
Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi etilasetat dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
47
Tabel 3. Hasil Pengukuran Diameter Daerah Hambatan Pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa oleh Ekstrak Etanol, Fraksi n-heksan dan Fraksi Etilasetat Daun Kemenyan
Konsentrasi mgml
Diameter daerah hambatan mm Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeruginosa Ekstrak
etanol Fraksi
n-heksan Fraksi
etilasetat Ekstrak
etanol Fraksi
n-heksan Fraksi
etilasetat 500
18,55 10,73
20,13 19,49
11,90 22,50
400 18,01
9,70 18,90
18,28 10,56
20,06 300
16,25 -
18,83 18,03
- 18,90
200 15,08
- 17,46
16,32 -
17,70 100
14,15 -
14,73 15,02
- 15,36
50 13,13
- 13,70
14,00 -
14,80 40
12,40 -
12,71 13,38
- 13,55
30 10,78
- 10,85
11,25 -
11,63 20
9,26 -
9,36 10,18
- 10,45
10 9,13
- 9,50
9,16 -
9,63 Blanko
- -
- -
- -
Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran
- = tidak ada hambatan
Diameter daerah hambatan terbesar pada konsentrasi 500 mgml fraksi etilasetat terhadap Pseudomonas aeruginosa sebesar 22,50 mm yang tergolong
bakteri gram negatif kemudian diikuti oleh Staphylococcus aureus pada konsentrasi 500 mgml sebesar 20,13 mm yang tergolong bakteri gram positif.
Pengujian ekstrak etanol memberikan hasil yaitu diameter daerah hambatan yang lebih besar terhadap Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi
500 mgml sebesar 19,49 mm dan konsentrasi 500 mgml sebesar 18,55 mm terhadap Staphylococcus aureus. Diameter daerah hambatan lebih besar pada
fraksi etilasetat daripada ekstrak etanol dikarenakan ekstrak hasil fraksinasi dengan pelarut etilasetat diperoleh senyawa polar yaitu tanin, flavonoid,
sedangkan pada ekstrak etanol masih berupa ekstrak kasar. Fraksi n-heksan mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri tetapi hasil diameter daerah hambatan belum memuaskan. Hal ini
48
dikarenakan senyawa nonpolar yaitu steroidtriterpenoid yang tertarik oleh pelarut n-heksan tidak mampu untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Pengujian ekstrak etanol dan fraksi etilasetat dapat memberikan kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri yang memuaskan. Hal ini terlihat
pada ekstrak etanol dengan konsentrasi 50 mgml telah memberikan diameter daerah hambatan sebesar 14 mm terhadap Pseudomonas aeruginosa sedangkan
Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 100 mgml terlihat diameter daerah hambatan sebesar 14,15 mm. Pengujian fraksi etilasetat juga memberikan
diameter daerah hambatan yang lebih besar pada konsentrasi yang sama yaitu kosentrasi 50 mgml memberikan diameter daerah hambatan sebesar 14,80 mm
terhadap Pseudomonas aeruginosa dan konsentrasi 100 mgml memberikan diameter daerah hambatan sebesar 14,73 mm terhadap Staphylococcus aureus.
Menurut Ditjen POM 1995, suatu zat dikatakan memiliki daya hambat yang memuaskan dengan diameter daerah hambatan lebih kurang 14 sampai 16 mm.
Konsentrasi hambat minimum KHM ekstrak etanol dan fraksi etilasetat terhadap kedua bakteri adalah sama yaitu 10 mgml. Diameter daerah hambatan
yang dihasilkan oleh fraksi etilasetat lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etanol.
49
4.5 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol, Fraksi n-heksan dan Fraksi