Titik Mula BERDIRI DI TITIK NOL

FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066

BAB I. BERDIRI DI TITIK NOL

1.1. Titik Mula

Terkadang, ketika kita hendak memulai sesuatu, untuk berhasil melihat tujuan akhir tanpa keambiguan pandang, tempat dimana kita berdiri mungkin harus berganti beberapa kali. Kasus perancangan arsitektur 6 yang menjadi fokus pembahasan kami pada awalnya berjudul “Revitalisasi kawasan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Nias Utara ”, kawasan ini sendiri terletak di kota Lotu, Kabupaten Nias Utara yang resmi menjadi ibu kota kabupaten sejak pemekaran kabupaten Nias Utara tahun 2008 silam. Lotu sendiri sejatinya belum dapat dikategorikan sebagai sebuah kota mengingat wilayahnya yang masih sangat minim infrastruktur yang dibutuhkan sebuah tempat untuk disebut kota. Lotu sendiri belum mengalami pembangunan secara optimal ditandai dengan sebagian besar wilayahnya yang sama sekali belum terbangun. Fakta ini sendiri menjadi penanda bahwa Lotu masih termasuk dalam kelompok desa pada umumnya, bahkan kota tetangganya, Lahewa, memiliki tingkat perkembangan yang jauh lebih di depan baik dari segi pembangunan fisik wilayah maupun kepadatan penduduk berkat posisinya sebagai kota pelabuhan. Kasus perancangan arsitektur 6 ini awalnya hanyalah berupa proyek fiktif dengan luas kawasan dan batas perancangan yang sama sekali belum dikonsepkan dan dibatasi. Pada akhirnya, diputuskan bahwa kasus perancangan kami dialihkan Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 pada sebuah proyek nyata. Masih di dalam area perancangan yang sama, yaitu Kota Lotu di Nias Utara, sebuah kawasan berwawasan pendidikan akan dibangun dalam rangka memajukan mutu generasi muda lokal. Semangat masyarakat setempat begitu besar sampai ke titik dimana mereka dengan sukarela menghibahkan tanah milik pribadi untuk proses pembangunan. Berangkat dari semangat melaksanakan pengabdian masyarakat dan kebutuhan mendesak akan adanya desain kawasan dan bangunan kampus inilah yang pada akhirnya mengubah judul besar kasus perancangan kami menjadi “Perancangan Kawasan Kampus Akademi Komunitas Negeri Nias Utara”. Pemekaran Kabupaten Nias Utara pada tahun 2008 silam tentu memberikan harapan baru bagi segenap masyarakatnya akan terwujudnya kesejahteraan sosial di daerah mereka, Nias Utara. Otonomi daerah memberikan kebebasan bagi setiap wilayah administratif di Indonesia untuk maju dan mengelola sendiri potensi wilayahnya dalam rangka pengembangan wilayah dan perwujudan kesejahteraan rakyat. Nias Utara pada dasarnya memiliki banyak potensi daerah yang bila dikembangkan, akan mampu menjadi sumber pendapatan asli daerah sebagai modal pembangunan wilayahnya, namun pada kenyataannya, sejak pemekarannya pada tahun 2008, devisa daerah Nias Utara masihlah pada taraf yang sangat kecil sehingga belanja daerah masih mengandalkan dana alokasi umum dari Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan belum berdikarinya masyarakat lokal dalam mengolah dan mengelola potensi daerah mereka. Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 Ketidakoptimalan ini merupakan dampak dari masih minimnya tingkat pendidikan dan keahlian masyarakat Nias Utara dalam segala sektor yang potensial. Kurangnya tenaga ahli ini merupakan dampak dari kondisi ekonomi masyarakat yang masih labil dan ketidaktersediaan wadah pendidikan tinggi berbasis keahlian di seluruh wilayah Pulau Nias. Berangkat dari fakta inilah, Bapak Saharman Gea, P.hD, seorang putra daerah Nias Utara mencetuskan idenya untuk mendirikan sebuah lembaga perguruan tinggi berbasis vokasi di wilayah Nias Utara. Sambutan baik dari pemerintah daerah dan masyarakat merupakan faktor utama dari terealisasinya Akademi Komunitas Negeri Nias Utara AKNIRA. Akademi Komunitas Negeri Nias Utara ini sudah beroperasi sejak 2008 silam, namun proses pembelajarannya masih harus mengandalkan bangunan SMA Negeri 1 Lotu sebagai fisik kampus. Keadaan ini jelas memprihatinkan dan tentu tidak memenuhi standar dalam segi fisik kampus. Hal ini menjadikan keberadaan AKNIRA masih terkesan semu untuk diperkenalkan ke wilayah luar daerah. Pada perjalanannya, masyarakat setempat memberikan lokasi untuk pembangunan fisik kampus AKNIRA seluas 20 ha di kota Lotu. Inilah yang menjadi titik awal dimulainya rencana besar pembangunan kawasan berwawasan pendidikan tinggi berbasis keahlian pertama di wilayah Nias. Nias Utara memiliki potensi besar pada sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Hal ini berkaitan dengan karakter daerahnya yang memiliki garis pantai yang panjang dan indah, kebudayaan dan tradisi unik masyarakatnya, Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 keberadaan situs-situs arkeologi yang layak menjadi bahan penelitian dan objek wisata sejarah juga kondisi tanah yang subur. Untuk itulah, AKNIRA mengakomodasi proses pembelajaran pada tiga bidang keahlian pada saat ini yaitu D-2 teknologi budidaya tanaman karet, D-2 teknologi budidaya ternak potong, dan D-2 teknologi budidaya perikanan air tawar. Ketiga bidang keahlian ini merupakan bidang yang paling potensial untuk dikembangkan saat ini di wilayah Nias Utara. Fokus penulisan ini membahas tentang perancangan kawasan kampus jurusan budidaya tanaman karet AKNIRA. Tanaman karet merupakan komoditas tani yang paling produktif di wilayah Nias selain kelapa, kakao, kopi dan cengkeh. Karet menjadi salah komoditas utama yang produksinya selalu meningkat dari tahun ke tahun, namun peningkatan tersebut tidaklah terlalu signifikan, hal ini dapat dilihat dari data produksi karet tahun 2010 sampai tahun 2012. Tabel 1.1. Jumlah Produksi Perkebunan Karet Rakyat Kabupaten Nias Utara. Tahun Kuantitas Produksi ton Sumber data Tanggal pembaruan data 2010 7.673 Data Statistik Perkebunan Sumatera Utara tahun 2010; Dinas Perkebunan Sumatera Utara 07-04-2015 2011 7.673 Sumatera Utara Dalam Angka 2012; BPS Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 2012 7701 Sumatera Utara Dalam Angka 2013; BPS Sumatera Utara sumber: regionalinvestment.bkpm.go.id Berdasarkan tabel 1.1. dapat dilihat bahwa tahun 2010 dan 2011 jumlah produksi tidak mengalami peningkatan yaitu pada 7.673 tontahun, pada tahun 2012 barulah mengalami peningkatan produksi menjadi 7.701 tontahun. Secara umum di wilayah Provinsi Sumatera Utara, keberadaan perkebunan karet rakyat merupakan areal terluas dibandingkan dengan luas areal perkebunan milik PTPN, PBSN maupun PBSA, namun dari skala produktifitas, luas areal perkebunan rakyat tidak mampu memberikan hasil produksi getah karet yang berimbang, seperti yang terlihat pada data luas dan produksi tanaman karet berdasarkan pengelolaannya tahun 2008 sampai tahun 2012. Tabel 1.2. Luas Areal Tanaman dan Produksi Komoditas Karet Berdasarkan Pengelolaan Tahun 2008-2012 Tahun Rincian Rakyat PTPN PBSN PBSA Total 2008 Luas Ha 363.158 53.986 60.598 34.875 512.671 Produksi ton 244.404 53.881 70.380 43.633 412.298 2009 Luas Ha 376.076 71.697 59.314 37.456 556.543 Produksi ton 254.650 59.072 70.444 43.794 427.960 2010 Luas Ha 376.335 85.632 64.053 39.824 565.844 Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 Produksi ton 216.249 61.019 75.530 46.455 444.253 2011 Luas Ha 378.309,95 93.254,60 62.264,96 41.252,99 575.083 Produksi ton 280.445,65 65.466,39 63.005,42 50.543,88 459.460 2012 Luas Ha 378.423,44 93.282,58 62.271,64 41.258,37 576.236 Produksi ton 287.653,10 67.148,88 63.244,56 50.621,83 468.668 sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Berdasarkan tabel 1.2. dapat dilihat bahwa produktifitas perkebunan rakyat 0.76 tonha, masih dibawah produksi PBSN sebesar 1,02 tonha dan PBSA sebesar 1,23 tonha. Hal ini mengidentifikasi perlunya dukungan dan perhatian untuk peningkatan kualitas dan kuantitas panen dengan penggunaan teknologi yang lebih baik dan peremajaan karet tua dengan klon unggul. Untuk mencapai peningkatan produksi dengan metode pengandalan tekonologi pertanian, maka tuntutan untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli di bidang budidaya tanaman karet semakin besar. Ditinjau dari kepadatan populasinya, Pulau Nias pada tahun 2010 memiliki 801.317 penduduk. Kabupaten Nias Utara sendiri pada tahun 2010 memiliki populasi penduduk sebesar 127.244 jiwa. Dari angka tersebut, 56.771 jiwa penduduk Nias Utara tercatat sebagai penduduk yang telah memiliki pekerjaan dengan 49.143 jiwa tercatat berprofesi di bidang pertanian. Dominasi profesi penduduk pada sektor pertanian sudah cukup mewakili potensi sumber daya Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 manusia yang dibutuhkan untuk pengembangan sektor pertanian khususnya pertanian karet di masa depan. Ketersediaan jumlah petani tentu harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga ahli muda yang terampil dalam pengolah potensi tani tersebut bersama dengan petani lokal Nias Utara. Harapan besar tentu jatuh kepada para generasi muda lokal usia produktif. Potensi populasi generasi muda lokal sebenarnya sudah cukup baik, seperti yang tercatat pada data jumlah lulusan SMASMK di Nias Utara tahun 2008-2012. Tabel 1.3. Jumlah Siswa Lulusan SMASMK Negeri dan Swasta Kab. Nias Utara tahun 2008-2012. Jenis Sekolah Jumlah Siswa 2008 2009 2010 2011 2012 SMA 1390 1607 1498 1580 1421 SMK 782 1172 2014 2736 3790 Total 2172 2779 3512 4316 5211 Potensi Peningkatan - 27 26 23 21 sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Tahun 2012 Berdasarkan tabel 1.3. jumlah lulusan SMK menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan kesadaran generasi muda lokal akan keuntungan yang diperoleh dengan mengeyam pendidikan keahlian terkait Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 kecepatan produktifitas dalam karir dibandingkan dengan memilih jalur SMA. Pendidikan keahlian jelas sangat diminati di Kabupaten Nias Utara. Kesadaran akan pendidikan tinggi juga semakin meningkat setiap tahunnya terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah lulusan SMASMK di Nias Utara yang menempuh jalur pendidikan tinggi pada tahun 2008-2012. Tabel 1.4. Jumlah Tamatan Sekolah Menengah di Kab. Nias Yang Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Tahun 2008-2012. Jenis Sekolah Jumlah Siswa 2008 2009 2010 2011 2012 SMA - 500 642 711 994 SMK - 340 805 1231 2653 Total - 840 1447 1942 3647 Potensi Peningkatan - - 72 34 84 sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Tahun 2012 Berdasarkan tabel 1.4. potensi peningkatan siswa lulusan SMASMK pada tahun 2012 berada pada angka yang tinggi. Hal ini kembali mengindikasikan besarnya minat belajar yang dimiliki oleh generasi muda Nias. Tentu hal ini perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur pendidikan tinggi yang mumpuni di Pulau Nias. Perancangan kampus AKNIRA tentu akan memberikan angin segar bagi dunia pendidikan tinggi di Pulau Nias, mengingat sebagian besar penduduk Universitas Sumatera Utara FINDING THE GLASSBOX OF WONDER Helen Kartika 110406066 Nias masih memiliki kondisi ekonomi yang labil, maka keberadaan sebuah institusi pendidikan tinggi yang terstandarisasi dengan tambahan kurikulum berbasis keahlian tentu memberikan kemudahan dan kelegaan bagi masyarakat Nias.

1.2. Proyeksi