yang mencakup kebutuhan mobilitas, gejala penyakit yang dirasakan oleh yang bersangkutan dan lain sebagainya.
Menurut Green dalam Notoatmojo 2003, perilaku masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni : faktor
predisposing meliputi : pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya; faktor enabling mencakup ketersediaan sarana dan prasarana; faktor reinforcing
meliputi : sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan petugas kesehatan. Anderson dalam Notoatmojo 2003, mengungkapkan bahwa faktor
predisposing dan faktor enabling dapat terwujud di dalam tindakan apabila itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung
untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan need disini dibagi menjadi 2 kategori, dirasa atau perceived
subject assessment dan evaluated clinical diagnosis.
2.5.Persepsi
2.5.1. Definisi persepsi
Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dengan mana individu- individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera agar memberi makna
kepada lingkungan, apa yang dipersepsikan orang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Persepsi menjadi penting dikarenakan perilaku orang-orang di dalam
organisasi didasarkan kepada persepsi mereka mengenai apa yang realitas itu, bukan mengenai realitas itu sendiri Sunarto,2004.
Universitas Sumatera Utara
Persepsi pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,
pendengaran, perasaan, maupun penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penaksiran yang unik terhadap
situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi Thoha, 2008 .
2.5.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Persepsi Seseorang
Salah satu alasan mengapa persepsi demikian penting dalam hal menafsirkan dunia sekeliling kita adalah bahwa kita masing-masing membentuk persepsi, tetapi
menghasilkan secara berbeda-beda apa yang dimaksud dengan sebuah situasi ideal. Winardi, 2003.
Thoha 2008, mengatakan pembentukan persepsi tergantung pada berbagai faktor yang memengaruhinya, baik faktor internal seperti pengalaman, keinginan
proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan, maupun faktor external, seperti lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya, lingkungan fisik dan
hayati seseorang itu bertempat tinggal. Proses pembentukkan persepsi antar individu dengan individu lain berbeda-
beda. Menurut Robbins 1991, faktor-faktor ini dapat terletak pada pelaku persepsi, objektarget persepsi dan dalam konteks situasi di mana persepsi itu dibuat.
1. Pelaku persepsi
Jika sesorang melihat sebuah target dan mencoba untuk memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya, interpretasi tersebut sangat
Universitas Sumatera Utara
tergantung oleh karakterisitik pribadinya, diantaranya adalah sikap, motif, minat, pengalaman dan harapannya.
2. Target persepsi
Persepsi seseorang akan tergantung pada sasaran yang dilihat oleh orang tersebut. Target dapat berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran
tersebut biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihat. 3.
Situasi persepsi Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana
persepsi itu perlu pula memperoleh perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan serta dalam pertumbuhan persepsi seseorang.
2.6. Kerangka Konsep