Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa untuk melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Salah satu sumber pembiayaan pembangunan berasal dari penerimaan pajak. Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Sistem pemungutan pajak dapat dibedakan atas tiga yaitu Official assessment system, Self assessment system dan With holding system. Sistem yang dapat meningkatkan peran wajib pajak terdapat pada self assessment system . Sistem ini dimaksudkan untuk memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dalam menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang seperti memperhitungkan pajak yang telah dibayar sendiri atau dipotong oleh pihak ketiga, melunasi kekurangan pajaknya dan melaporkan pemenuhan kewajiban pajak ke kantor dirjen pajak. Untuk melaksanakan kewajiban perpajakan berdasarkan self assessment system maka diperlukan pedoman untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak, yang salah satu caranya dapat diketahui melalui peyelenggaraan catatan yang sistematis yang disebut dengan pembukuan. Setelah melaksanakan pembukuan maka dibuat laporan keuangan. 1 Universitas Sumatera Utara xvii Laporan keuangan yang disusun perusahaan biasanya harus disesuaikan dengan peraturan fiskal ketika laporan keuangan tersebut sebagai dasar pada SPT PPh yang disampaikan ke kantor pajak. Hal ini disebabkan laporan keuangan perusahaan mengacu pada standar akuntansi komersial. Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan pajak maka perusahaan melakukan Rekonsiliasi fiskal koreksi fiskal. Sehingga laporan keuangan komersial perusahaan dapat diterima sebgai laporan keuangan perpajakan perusahaan. Perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal berdasarkan pembebanannya dapat dibedakan dua macam, yaitu Beda Tetap dan Beda Waktu. Beda Tetap, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak boleh dikurangkan pada penghasilan kena pajak. Beda waktu, yaitu perbedaan pembebanan suatu biaya dimana jangka waktu pembebananya berbeda. PT Jamsostek adalah badan usaha yang menyelenggarakan program dana pensiun dan program jaminan sosial tenaga kerja yang meliputi program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan dan jaminan kematian. PT Jamsostek wajib menyelenggarakan pembukuan yang terpisah atas kegiatan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan kesehatan dengan kegiatan program jaminan hari tua. Penulis memperoleh data temuan pada PT Jamsostek dimana terdapat komponen- komponen penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak, misalnya bunga deposito dan pendapatan jasa giro serta biaya yang tidak diakui dalam pajak, misalnya biaya perjalanan dinas karyawan, biaya rekening telepon, listrik dan air milik karyawan tertentu. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Universitas Sumatera Utara xviii pengakuan pendapatan dan biaya menurut SAK dan undang-undang pajak penghasilan yang berlaku memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan inilah yang menyebabkan pentingnya Laporan Keuangan Fiskal bagi wajib pajak untuk dapat menyelaraskan ketentuan menurut SAK dengan ketentuan perpajakan. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa Rekonsiliasi fiskal sangat berarti dalam menghitung besarnya PPh yang terutang dan penulis juga merasa tertarik untuk mendalaminya lebih jauh melalui penulisan skripsi yang berjudul“Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial menjadi Laporan Keuangan Fiskal Untuk Menghitung PPH Terhutang Pada PT. Jamsostek Persero Cabang Medan”

B. Perumusan Masalah